Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Tokohkan Salim Segaf
Pemilih PKS Kok Justru Dukung Anies Baswedan
Sabtu, 30 April 2022 07:35 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mendorong Ketua Majelis Syuranya, Salim Segaf Al-Jufri tampil di pentas politik nasional. Namun, namanya masih kalah bersaing dengan tokoh nasional yang kerap muncul di bursa Calon Presiden 2024.
Pengamat Politik Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin memprediksi, pada Pemilu 2024, PKS masih belum mampu menawarkan tokoh mereka di bursa pimpinan nasional. Dikatakannya, hampir di setiap Pilpres, PKS hanya jadi partai pengusung calon dalam sebuah koalisi.
“Pemilu 2024, saya prediksi tetap hanya menjadi pengusung. PKS tak punya tokoh yang kelasnya nasional dan diterima di semua kalangan. Sampai sekarang, hampir tidak ada kader PKS yang masuk dalam survei nasional. Malah dalam survei, pemilih PKS sebagian besar justru mendukung tokoh eksternal Anies Baswedan,” kata Ujang kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Baca juga : Mahfud Dukung Andika
Hasil survei lembaga Charta Politika terkini menunjukkan, Anies mendapatkan dukungan dari simpatisan enam partai politik untuk maju dalam Pilpres 2024. Terbanyak dari simpatisan PKS sebesar 63,8 persen. Disusul Partai Amanat Nasional (PAN) 38,9 persen, Partai Nasdem 33,9 persen, Partai Demokrat 30,6 persen, Partai Golkar 24,1 persen, dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 24 persen.
Soal ketokohan ini, lanjut Ujang, memang masih menjadi pekerjaan rumah bagi PKS. Tokoh PKS yang disebut-sebut sebagai tokoh nasional, hanya diterima di kalangan internalnya.
“Nama Salim Segaf misalnya, kan juga diucapkan pada 2019. Pemilu sebelumnya Ketua Dewan Syura atau Presidennya, juga diucapkan mereka. Tetapi koalisi tak ada yang menerima,” ungkapnya.
Baca juga : Anies-AHY Kurang Dukungan
Alasan pertama mengapa partai ini belum mampu menempatkan kadernya dalam pertarungan Pilpres adalah tak ada penokohan tunggal dalam PKS seperti partai yang lain. “PKS terlalu merata ketokohannya. Ini bagus, tetapi tidak pas dengan iklim demokrasi Indonesia yang menokohkan sosok sentral,” terangnya.
Alasan berikutnya, meski partai ini pelan-pelan menunjukkan dan mempraktekkan inklusivitas, namun, amat susah menghilangkan kesan partai kanan di tengah masyarakat Islam Indonesia, terutama bagi kalangan tradisionalis.
“Partai ini harus menemukan cara agar bisa diterima, di saat ada saingan baru bernama Gelora yang lebih progresif dan terbuka,” sarannya. [FAQ]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya