Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Alasan Partai Kabah Gabung KIB

Buka Peluang Capres Nonparpol

Jumat, 20 Mei 2022 08:00 WIB
Wakil Ketua Umum PPP, KH Zainut Tauhid Sa’adi. (Foto: Istimewa)
Wakil Ketua Umum PPP, KH Zainut Tauhid Sa’adi. (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Koalisi Indonesia Bersatu ingin membangun tradisi demokrasi yang sehat dan cerdas. Yaitu demokrasi yang menjunjung tinggi nilai-nilai moralitas, memajukan harkat martabat kemanusiaan, memperkuat persatuan, mengedepankan musyawarah, dan mewujudkan kesejahteraan dan rasa keadilan.

Diketahui, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) terbentuk usai pertemuan tiga Ketua Umum (Ketum) partai yakni Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketum PAN Zulkifli Hasan, dan Ketum PPP Suharso Manoarfa di Rumah Heritage Samratulangi, Menteng Jakarta Pusat, Kamis (12/5).

Baca juga : Hari Pertama, Menembak Langsung Sumbang 2 Emas

Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Keadilan Sejahtera (DPP PKS) Mardani Ali Sera mengapresiasi landasan berpikir terbentuknya KIB. Menurut Mardani, KIB bisa menjadi trend baru koalisi yang keluar dari jebakan figur.

“Koalisi di awal, akan keluar dari jebakan figur. Nggak langsung bicara Capres-Cawapres. Kontestasi karya, gagasan, track record, demokrasi kita akan naik kelas,” tutur Mardani kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Baca juga : Corona Bisa Perparah Gangguan Jiwa Lho

Lantas apakah PKS mau bergabung? Dia tak menjawab pasti. PKS masih komunikasi dengan sejumlah partai politik lain seperti Nasdem dan PKB.”Kami tidak terburu-buru. Kami ingin berkoalisi dengan poros yang punya total effect kepada PKS di pemilu 2024,” sebutnya.

Politisi Partai Golkar, Maman Abdurrahman menambahkan, kesepakatan pertama KIB berkomitmen mensupport penuh pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin. Kedua, KIB ingin keluar dari tradisi koalisi H-1 atau H-2 menjelang pendaftaran. “Kita mencoba mulai guyub, bangun komunikasi, koalisi. Bicara capres-cawapres nanti dululah,” tuturnya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.