Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Titik Pecahnya Kecil, Qodari Ramal KIB Kokoh Sampai Pilpres 2024

Minggu, 22 Mei 2022 16:43 WIB
Pendiri Indo Barometer Muhammad Qodari (Foto: Istimewa)
Pendiri Indo Barometer Muhammad Qodari (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pendiri Indo Barometer Muhammad Qodari melihat, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) punya segudang faktor untuk terus bertahan hingga Pilpres 2024. Di antaranya, punya segmen pemilih masing-masing, hubungan antara ketua umum relatif baik, hingga ideologi partai yang beragam yang membuat tidak ada perebutan ceruk suara.

"Partai Golkar itu nasionalis, PPP Islam tradisional, dan PAN Islam modern. Tidak akan ada adu kepala antara Golkar, PPP, dan PAN," kata Qodari, saat dihubungi RM.id, Minggu (22/5).

Qodari melanjutkan, yang dominan dalam sebuah koalisi itu bukan titik temu, melainkan titik pecah atau titik tolak. "Nah, titik pecahnya di KIB ini menurut hemat saya cenderung kecil dan minim," ungkapnya. 

Baca juga : Prabowo Diprediksi Hadapi Tantangan Ini Di Pilpres 2024

Dia menjelaskan, ada tiga faktor yang menyebabkan koalisi pecah sebelum mekar. Pertama, kompleksitas kepentingan pribadi. Ilustrasinya seperti hubungan antara Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan Ketua Dewan Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono hingga partai mereka sulit merapat. 

Kedua, kompleksitas dinamika hubungan antar-partai. Qodari mencontohkan, PDIP dan NasDem yang dulu sempat mesra. Mega dan Ketum NasDem Surya Paloh komunikasinya lancar. "Tapi sekarang, kelihatannya sedang tidak bagus, lagi demam. Karena itu, sulit berharap melihat PDIP dan NasDem berkoalisi," jelasnya. 

Ketiga, kompleksitas ideologi. Contohnya PDIP dan PKS. Jarak ideologi keduanya terlalu jauh. Spektrum PDIP di ujung kiri sedangkan PKS di ujung kanan. Artinya, cuma mimpi keduanya bisa mesra di Pilpres 2024.

Baca juga : Milenial Pecinta Beladiri Sumbar Dukung Firli Maju Di Pilpres 2024

"Saya lihat KIB kompleksitas semacam itu relatif tidak ada konflik yang dalam traumatis. Hubungan antara Airlangga dan Zulkifli Hasan serta Suharso hubungan relatif baik," tutur Qodari. 

Untuk sekarang, Qodari mengajak publik untuk terus memantau perkembangan KIB. Karena dinamika koalisi bisa dianggap utuh atau sebaliknya saat pendaftaran capres.

"Kalau soal soliditas, tentu harus dilihat seiring perjalanan waktu. Apakah nanti dalam perjalanan menuju September 2023, saat pendaftaran capres, apakah nanti ada variabel-variabel yang bisa membuat KIB itu retak atau tidak," tutup dia.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.