Dark/Light Mode

Mau Gabung Pemenang Asal Diajak

PAN Jual Mahal, Apa Jual Murah

Jumat, 5 Juli 2019 07:15 WIB
Foto: Istimewa
Foto: Istimewa

RM.id  Rakyat Merdeka - PAN kembali mengutarakan niat politiknya setelah gagal memenangkan Prabowo. Partai matahari terbit itu mau bergabung ke kubu pemenang, dengan syarat diajak Jokowi. Ini PAN lagi jual mahal apa jual murah sih?

Sekjen PAN, Eddy Soeparno mengungkapkan, PAN belum menentukan sikap, lantaran suara pengurus wilayah partainya belum bulat. Sejauh ini, ada tiga opsi yang muncul. Pertama, bergabung ke pemerintahan. “Dengan catatan, kalau diajak dari sana,” tutur Eddy, Kamis (4/7).

Eddy sadar, PAN bukan pendukung Jokowi-Ma’ruf. Opsi kedua, kata dia, menjadi oposisi. Dipikirkan juga, apakah menjadi oposisi sendiri atau koalisi. Sementara opsi ketiga, tidak jadi oposisi, tapi jadi pihak yang kritis konstruktif.

Eddy menilai, perbedaan sikap di tubuh PAN sebagai sebuah dinamika. Dinamika semacam ini adalah hal wajar dan lumrah. Hal ini juga terjadi keti ka PAN hendak mendukung Prabowo-Sandi dalam Pilpres lalu. Keputusan finalnya akan ditentukan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) nanti. Ini merupakan arahan Ketum PAN Zulkifli Hasan (Zulhas).

Baca juga : Gandeng Kemenag, XL Digitalisasi Madrasah Aliyah

"Pak Zulhas tak pernah mengajak kita melakukan suatu tindakan tanpa ada proses dan keputusan, melalui forum yang dinamakan Rakernas. Jadi, tidak ada ajakan dari Pak Zulhas untuk menyeberang ke 01 atau oposisi. Belum. Tidak ada,” tegasnya.

Selain membahas soal arah politik PAN, dalam Rakernas, akan dilakukan evaluasi Pileg. Juga, membahas agenda politik terdekat, yakni Pilkada 2020. “Tetapi, memang pembahasan terpenting ialah mengenai sikap dan arah politik PAN sampai 2024,” jelas Eddy.

Selain mendengar aspirasi dari bawah, Eddy mengatakan, saat ini DPP PAN tengah memberi pandangan politik berdasarkan kondisi aktual yang sedang terjadi. Dia mengatakan, tidak semua kondisi politik terberitakan di media. Ada pembicaraan-pembicaraan yang misalnya di balik pintu, di antara pihak tertentu saja. Baik empat mata atau enam mata.

“Itu yang kita informasikan ke kader-kader, ke pengurus agar mereka memahami kondisi politik seutuhnya,” tandasnya.

Baca juga : Sambut Bulan Puasa, Asabri Adakan Kegiatan Pangan Murah

Menanggapi sikap PAN, Ketua DPP PKB Abdul Kadir Karding menyebut, PAN tak perlu menunggu ajakan, jika niat gabung dengan pemerintahan Jokowi- Ma’ruf.

“Proaktif saja membangun komunikasi dan lobi. Kalau harus di-ajak, jangan dimaknai misal, ‘eh, ayo gabung’, seperti itu ya,” ujar Karding, Kamis (4/7).

Jika memang hendak bergabung, PAN harus melalui proses penyamaan visi misi. Karena itu, dia mengingatkan soal pentingnya lobi-lobi dan diskusi. Karding mengingatkan, Jokowi membuka peluang bagi seluruh pihak untuk ikut membangun bangsa. Itulah kerendahan hati Jokowi. Kalau hanya dari sisi politik, mau kuat-kuatan saja, kata Karding, pendukung yang ada sudah lebih dari cukup untuk mengawal dan mengefektifkan program pemerintah selama lima tahun.

“Jadi jangan dipaksa seakan Pak Jokowi yang mengemis untuk mengajak semua bergabung,” tegas Karding.

Baca juga : Museum Gelar Pameran Sejarah Islam Di Australia

Sekjen NasDem, Johnny G Plate menyatakan, saat ini belum ada tawaran kepada PAN untuk bergabung di koalisi Jokowi-Ma’ruf. “Belum ada (ajakan gabung). Tidak ada ajakan dari presiden. Yang diajak presiden adalah membangun negara bersama-sama,” ujarnya di DPR, Kamis (4/7).

Jika mau bergabung, kata Johnny, ada dua syarat yang harua dipenuhi. Pertama, Jokowi bersedia PAN bergabung. Kedua, PAN harus menguatkan koalisi Jokowi-Ma’ruf.

Terpisah, Guru Besar Politik UI Prof Budyatna mengibaratkan PAN seperti perempuan genit yang ingin dilamar. “Pura-pura atau sok jual mahal,” ujarnya kepada Rakyat Merdeka, Kamis (4/7) malam. Ini untuk menaikkan posisi tawar PAN, sekaligus cari aman agar tak dimusuhi pendukung 02.

“Kalau menyodorkan diri, malu ketahuan belangnya. PAN partai oportunis. Ke mana saja mau, asal menguntungkan. Tidak punya prinsip,” kritik Budyatna. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.