Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Kalau Mau Bergigi Di Pilpres

Pengamat: Kelompok Islam Nggak Bisa Jalan Sendirian, Kudu Gandeng Nasionalis

Selasa, 31 Mei 2022 07:20 WIB
Pengamat Politik SMRC Saiful Mujani (Foto: Instagram)
Pengamat Politik SMRC Saiful Mujani (Foto: Instagram)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pengamat Politik Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Saidiman Ahmad mendukung wacana penjodohan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Ketua DPR Puan Maharani. Menyusul kian tipisnya suara kelompok Indonesia, yang tak sampai seperempat suara dari total keseluruhan pemilih. 

Dengan kondisi seperti itu, kelompok Islam sangat berat menggolkan jagoannya untuk memenangkan Pilpres 2024.

"Sejauh ini, ceruk kelompok Islami terlalu kecil. Cenderung menyempit dari Pemilu ke Pemilu. Pemilu terakhir, 2019, suara kelompok politik Islam hanya sekitar 25 sampai 30 persen. Nggak cukup untuk mengantar jagoannya menjadi Presiden," kata Saidiman, dalam keterangannya kepada RM.id, Selasa (31/5).

Baca juga : Pengamat: Pemekaran Bawa Perubahan Signifikan Terhadap Pembangunan

Dengan latar belakang seperti itu, Saidiman menilai, kelompok Islam perlu disokong dengan suara nasional. Dia bilang, kombinasi ini bisa bikin banyak orang panas dingin.

"Sebetulnya bisa saja terjadi, Anies berpasangan dengan orang nasionalis seperti Puan Maharani. Saya kira, Anies memang membutuhkan tambahan suara dari kalangan nasionalis. Butuh suara kelompok nasionalis," beber Saidiman.

Namun, dia mempertanyakan kesediaan PDIP memberi ruang dan kesempatan kepada Anies.

Baca juga : Pengamat BUMN Dan Pangan: Jangan Sampai Kejadian 98 Terulang

 "Apakah PDIP mungkin merangkul tokoh Islamis seperti Anies? Menurut saya, ini masih terlalu berat. Bagaimanapun, PDIP adalah partai yang paling nasionalis sejauh ini," papar Pengamat Politil UIN Syarif Hidayatullah itu. 

Kalau itu dilakukan, Saidiman meramal, elit PDIP bakal sibuk sendiri menjelaskan kepada pemilihnya, terkait pencalonan Anies di Pemilu 2024.

"Mengambil calon dari kalangan Islamis yang kental, akan membikin elit PDIP sibuk memberi penjelasan kepada para pendukungnya. Itu pasti tidak mudah, untuk partai dengan ideologi nasionalis yang kuat seperti PDIP," tutur Saidiman.

Baca juga : Guru Besar ITS Surabaya: Program Dedieselisasi PLN Dorong Kemandirian Energi Nasional

Belakangan, muncul kelompok yang berupaya mengawinkan Anies-Puan. Misalnya, kelompok yang mengatasnamakan Perhimpunan Masyarakat Wong Cilik (PMWC).

Kelompok yang mirip dengan slogan PDIP itu, menyatakan dukungannya kepada Anies, untuk bersanding dengan Puan. Salah satu alasannya, Anies yang merupakan mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dinilai punya banyak prestasi.

"Pantas pula, kalau Anies didampingi Puan untuk maju pada Pilpres 2024 mendatang," jelas Koordinator PMWC, Asep Suwandi, Sabtu (21/5). ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.