Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Prabowo Ketemuan Sama Paloh

Pengamat: Capresnya Sih Udah Jelas, Tapi Cawapres? Kayaknya Bukan Anies...

Rabu, 1 Juni 2022 17:33 WIB
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh (kiri) dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dalam pertemuan di Nasdem Tower, Gondangdia, Jakarta, Rabu (1/6). (Foto: Ng Putu Wahyu Rama/RM)
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh (kiri) dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dalam pertemuan di Nasdem Tower, Gondangdia, Jakarta, Rabu (1/6). (Foto: Ng Putu Wahyu Rama/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pengamat Politik M Qodari menilai, pertemuan Ketua Umum Partai Gerindra yang kini menjabat Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh sebagai manuver terbaru yang sangat menarik, menjelang Pilpres 2024.

Sekaligus membuka ruang kemungkinan yang sangat lebar, bagi peta politik yang akan datang. Mengingat selama ini Prabowo banyak digadang-gadang bersanding dengan politisi PDIP yang juga Ketua DPR Puan Maharani. Sementara Nasdem, ramai dikabarkan mengusung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Baca juga : Pengamat: Bungkusnya Silaturahmi, Tujuannya Politik

"Meski belum tentu punya makna nyata, pertemuan Prabowo dan Nasdem tetap membuka peluang kemungkinan koalisi Gerindra dan Nasdem," kata Qodari saat dihubungi RM.id, Rabu (1/6).

Kira-kira siapa yang bakal diusung jadi capres? 

Baca juga : Tangerang Banyak Berubah, Pengamat: Rakyat Puas Dengan Kinerja Bang Zaki

"Capres tentu Prabowo. Kebetulan, jumlah kursi Gerindra lebih besar dari Nasdem. Yang jadi pertanyaan, wakilnya siapa? Karena Pak Surya Paloh nggak mau maju jadi Capres atau Cawapres, saya kira Nasdem punya kelebihan dibanding yang lain. Sangat fleksibel," papar Qodari yang juga Direktur Eksekutif Indo Barometer.

Dalam konteks ini, Qodari tidak melihat Anies bakal diplot menjadi cawapres, dengan dua alasan.

Baca juga : Kadernya Ditangkap Lagi, Pengamat: Golkar Sudah Kebal, Nggak Ngaruh Ke Perolehan Suara Di Pemilu

"Pertama, Anies pasti inginnya maju sebagai capres. Kedua, latar belakangnya yang diusung kelompok Islamis, beririsan agak tebal dengan Prabowo. Karena pada Pilpres 2014 dan 2019, Prabowo didukung sebagai calon dari kubu Islam. Jadi, dugaan saya, wakilnya dari kubu yang berbeda. Warna yang berbeda," terang Qodari.

"Ini juga salah satu konstelasi atau koalisi yang mungkin terjadi. Karena bila Gerindra berpasangan dengan Nasdem, itu sudah memenuhi persyaratan. Saya melihatnya sebagai kejutan terbaru dalam dinamika Pilpres 2024," pungkasnya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.