Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

2 Tahun Jelang Pemilu 2024, AHY Peringatkan 3 Ancaman Demokrasi

Rabu, 3 Agustus 2022 11:46 WIB
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono. (Foto: Ist)
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memperingatkan tentang tiga ancaman yang bisa merusak demokrasi dalam Pemilu 2024 mendatang.

Peringatan ini disampaikan AHY di depan KPU, Bawaslu, pimpinan partai-partai politik, dan juga media, di Jakarta. Ancaman pertama, menurut AHY, adalah politik uang atau politik transaksional.

"Mari kita kawal Pemilu ini agar tidak terjadi politik uang yang berlebihan, vote buying. Ini bahaya karena hanya mereka yang memiliki uang yang akhirnya bisa menguasai politik dan mengawaki negara ini," seru AHY, dikutip Rabu (3/8).

Baca juga : Tiga Singa Ingin Ulang Sejarah 1966

Ancaman kedua, kata AHY, adalah politik identitas. Diingatkannya, jika dieksploitasi secara berlebihan, politik agama, suku, ras dan identitas lainnya, maka bisa berbahaya.

"Ini hanya akan menimbulkan perpecahan diantara kita dan sentimen itu akan diteruskan pada anak, cucu kita. Cost-nya terlalu tinggi," tegasnya.

Sementara, ancaman ketiga, kata AHY, adalah politik fitnah, hoax, fake news, dan black campaign.

Baca juga : Tak Main-main, Perindo Siap Daftar Hari Pertama

"Mari kita memiliki mekanisme sebagai bangsa untuk melawan itu semua. Jangan biarkan bangsa kita dihancurkan oleh perilaku buzzer-buzzer yang hanya ingin meruntuhkan persatuan di antara kita," ajak AHY.

Sebagai solusi, AHY mengajak penyelenggara pemilu, maupun masyarakat, khususnya generasi muda, sebagai kelompok calon pemilih terbesar, untuk mengembangkan literasi politik.

"Pada akhirnya, demokrasi tidak boleh hanya dihitung hanya dari regularitas penyelenggaraan pemilu, tapi juga kualitas dan rasionalitas para pemilih untuk menggunakan haknya memilih pemimpin yang paling tepat bagi rakyat," bebernya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.