Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Berani Minta Maaf, Pengamat Puji Integritas Suharso

Senin, 22 Agustus 2022 10:50 WIB
Ketum PPP Suharso Monoarfa. (Foto : Ist)
Ketum PPP Suharso Monoarfa. (Foto : Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Sikap kepemimpinan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa mendapatkan apresiasi pengamat politik, Ujang Komaruddin.

Hal tersebut setelah Suharso berani menyampaikan meminta maaf usai video yang berisi dirinya sedang pidatonya di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) beredar di media sosial, Jumat (19/8/2022).

Permintaan maaf tersebut disampaikannya secara terbuka setelah menghadiri acara Sekolah Politik yang digelar selama dua hari bagi kader PPP di Bogor.

Baca juga : Kejuaraan Dunia 2022, Ganda Putra Siap Tempur

Hanya saja Suharso menyesalkan adanya pihak tertentu yang dengan sengaja mencuplik sepotong dari sambutannya pada acara Politik Identitas Cerdas Berintegritas yang diselenggarakan Komisi Pemberantasan Korupsi, Senin (15/8/2022).

Cuplikan yang sepotong tersebut kemudian menjadi di luar konteks dan membentuk opini negatif. Ditegaskannya, sambutannya tidaklah berdiri sendiri dan merespon atas apa yang disampaikan Wakil Ketua KPK, Nurul Ghufron.

Kemudian Suharso juga berusaha menyambungkan dengan apa yang telah dipresentasikan Deputi Bidang Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat Wawan Wardhiana. Diterangkan Suharso, Ghufron menekankan bahwa dengan mengikuti acara Politik Cerdas Berintegritas, diharapkan peserta menetapkan dirinya agar jangan terbawa ikut-ikutan mengandalkan “keuangan yang maha kuasa” dan meninggalkan “Ketuhanan yang Maha Esa”.

Baca juga : Lestari: Pengelola Lembaga Pendidikan Harus Junjung Tinggi Integritas

"Ini konsekuensi politik. Seharusnya itu kan jadi konsumsi internal dan tidak tersebar ke publik. Tapi kita harus apreasiasi karena meminta maaf sesungguhnya tidak mudah untuk seorang pemimpin. Apalagi ini memperlihatkan bagian dari tanggungjawab seseorang atas kesalahannya. Mengakui kesalahan kemudian minta maaf merupakan tanda permintaan maaf dan sikap pemimpin yang tulus," kata pengamat politik dari Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin dalam keterangan resminya.

"Jika kita perhatikan, caranya terlihat menyesal karena tidak sesuai dengan apa yang menjadi tujuannya atau niatnya tidak seperti itu. Mimik, bahasa tubuh, dan intonasi kata-katanya menunjukkan penyesalan atau ekspresi yang penuh ketulusan dalam permintaan maaf," sambungnya.

Lebih jauh, sikap tersebut tentunya menunjukkan adanya integritas seorang pemimpin yang berguna dalam organisasi agar semakin berkembang dan kompetitif. Sehingga, pemimpin yang berjiwa demikian sesungguhnya menjadi panutan bagi anggota organisasinya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.