Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Peringatan Kudatuli Sepi, Banteng "Mewek" di Jalan

Minggu, 28 Juli 2019 06:03 WIB
Ribka Tjiptaning (Foto: Istimewa)
Ribka Tjiptaning (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Peringatan peristiwa 27 Juli yang biasa disebut "Kudatuli", kemarin, hanya dihadiri puluhan orang. Ketua DPP PDI Perjuangan Ribka Tjiptaning sedih dan kecewa banyak kader yang sudah melupakan peristiwa pahit itu. "Banteng" senior yang menulis buku "Aku Bangga Jadi Anak PKI" itu sampai menangis tersedu-sedu.

Puluhan massa yang tergabung dalam Forum Nasional 27 Juli 1996 (Fornas) menggelar peringatan Kudatuli di depan Kantor DPP PDI Perjuangan, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, kemarin. Sebagian besar berkaos putih, berkerudung merah, membawa berbagai spanduk dan karangan bunga.

Dalam aksi damai ini, mereka menabur bunga, diiringi orasi dan diakhiri dengan doa bersama di lantai basement. Isak tangis pun pecah dalam peringatan tersebut. 

Baca juga : Peran Istri Bagi Seorang Donny Moenek

Ribka mewek saat memimpin tabur bunga dan napak tilas mengelilingi kantor DPP PDIP bersama para korban Kudatuli dan Satgas PDIP yang dulu bareng-bareng berjuang membela Megawati. 

"Dulu kita sama-sama di sini ya, memukul mundur orang-orang yang menyerang kantor kita," ujar Ribka terisak sembari berurai air mata.

Selain sedih mengenang tragedi Sabtu kelabu itu, kesedihan Ribka juga karena kekecewaan banyak kader dan petinggi PDI Perjuangan yang melupakan peringatan peristiwa bersejarah bagi partai Banteng Moncong Putih ini. Ribka menyebut, sebenarnya Megawati mengajak jajaran DPP nyekar di makam Bung Karno di Jawa Timur untuk mengenang peristiwa ini. Namun, dia lebih memilih hadir di DPP bareng para aktivis jalanan yang dulu membela Mega mati-matian.

Baca juga : Kubu Oposisi Jepang Tak Punya Nilai Jual

"Kita selalu gembar-gembor jas merah, jangan sekali-kali melupakan sejarah. Gimana mau ingat perjuangan Bung Karno, kalau sejarah partai sendiri kita lupa. Gedung ini megah tapi kan sedih kita melihatnya, semakin enggak ada teman-teman yang datang. Mungkin banyak teman-teman yang baru, tak ikut merasakan perjuangan kami saat itu. Jadi sedih, Kudatuli itu bukan hanya peringatan PDIP, tapi juga tonggak reformasi," ujar Ribka kembali terisak.

Ribka lantas menyindir penyebab sepinya peringatan Kudatuli di Kantor DPP PDI Perjuangan itu kepada para Satgas yang berkumpul bersamanya. "Elu sih, bikin proposalnya tabur bunga, coba tabur duit, pasti rame," ujarnya. Kali ini Ribka tidak mewek lagi. Dia tertawa.

Sekretaris Fornas 96, Raya Maringan Tampubolon mendesak penuntasan kasus ini dibawa ke kongres V PDI-P yang akan digelar 8-10 Agustus mendatang. Ia juga mendesak Jokowi sebagai Presiden yang diusung oleh PDIP, juga serius menuntaskan kasus ini.

Baca juga : Dengan Kefir Susu, UIN Bandung dan Desa Cilembu Atasi Stunting

"Harusnya Presiden berkonsultasi dengan partai pendukung pemerintah untuk penyelesaian kasus 27 Juli, yang hingga kini belum selesai. Meminta penuntasan peristiwa 27 Juli 1996 menjadi amanat Kongres V PDI Perjuangan," kata dia, dalam orasinya.

Menjawab usulan ini, Ribka mengakui, pihaknya juga mendesak Jokowi menuntaskan kasus Kudatuli. Selain itu, kepada para keluarga korban, ia mengklaim partainya berusaha menuntaskan kasus ini. Ia juga berjanji akan membawa penuntasan kasus ini ke  Kongres V PDIP.

Peristiwa Kudatuli terjadi pada 27 Juli 1996. Tregedi yang juga disebut sebagai Sabtu Kelabu ini adalah perisitiwa pengambilalihan paksa kantor DPP PDI yang kala itu dikuasai pendukung Ketua Umum Hasil Kongres Surabaya, Megawati Soekarnoputri oleh massa pendukung Soerjadi, Ketua Umum versi Kongres PDI di Medan, dibantu oleh aparat kepolisian dan TNI. Peristiwa ini berujung kerusuhan yang meluas di sejumlah wilayah di Jakarta, khususnya di kawasan Jalan Diponegoro, Salemba, dan Kramat. [FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.