Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Sering Ketemu, Tapi...

Puan Belum Minta Izin Nyapres Ke Jokowi 

Rabu, 2 November 2022 07:30 WIB
Ketua DPP PDIP Puan Maharani. (Foto: Instagram)
Ketua DPP PDIP Puan Maharani. (Foto: Instagram)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua DPP PDIP, Puan Maharani optimis menatap Pilpres 2024. Puan yang mendapat tugas sebagai juru lobi PDIP itu mengatakan akan melanjutkan safari politik untuk menjajaki parpol mana yang biasa diajak koalisi di pilpres nanti. Tak hanya bertemu dengan bos parpol, Puan juga mengaku sering ketemu Presiden Jokowi. Namun, perempuan pertama yang menjabat Ketua DPR ini mengaku belum minta izin untuk nyapres.

Perkembangan soal pilpres itu disampaikan Puan di sela acara kejuaraan badminton memperebutkan "Piala Ketua DPR" yang digelar di Sports Center, Kompleks DPR, Senayan, Jakarta, kemarin. Acara ini sempat heboh. Gara-garanya Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia yang hadir di acara itu, meneriaki Puan yang sedang berpidato dengan panggilan Presiden. Menanggapi teriakan itu, Puan tampak tersenyum lebar.

Di sela acara ini, Puan lalu menceritakan berbagai info terkait pilpres. Putri Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri ini mengatakan, dalam waktu dekat ini akan melanjutkan safari politiknya. Puan menyatakan, tim yang dipimpinnya akan bertemu dengan PPP dan PAN. Kapan pertemuan digelar? Puan bilang secepatnya.

"Saya akan segera menjadwalkan untuk bertemu dengan Ketua Umum PPP dan PAN. Ini masalah jadwal saja, karena sama-sama sibuk,” kata Puan.

Eks Menko PMK ini mengatakan, safari politik ini dimaksudkan untuk membuka ruang komunikasi menuju pilpres. Ia berharap komunikasi yang terjalin bisa membuka ruang untuk menyatukan pikiran dan bekerja sama membangun bangsa dan negara.

"Membuka komunikasi dan ruang untuk bisa sama-sama menyatukan pikiran dan hal-hal yang bisa dilakukan untuk membangun bangsa dan negara akan menjadi satu hal penting untuk dilakukan,” kata Puan.

Baca juga : Ketemu Ganjar, TGB Bahas Persoalan Bangsa Hingga Capres 2024

Setelah menemui PAN dan PPP, Puan mengatakan, safari politik akan dilanjutkan dengan menemui ketum partai politik yang tak memiliki perwakilan di parlemen. 

Tak hanya dengan bos parpol, Puan juga mengaku sering bertemu Jokowi. Namun, kata dia, pertemuan itu bukan untuk membahas pilpres, tapi membicarakan persoalan bangsa dan negara. Puan juga mengaku belum meminta izin untuk nyapres ke Jokowi.

"Ya belum (minta izin) lah, orang pilpres masih lama," ungkapnya. 

Belakangan, sejumlah ketum parpol memang mulai rajin menemui Jokowi. Sepekan terakhir, Prabowo Subianto dan Muhaimin Iskandar atau akrab disapa Cak Imin yang menghadap Jokowi di Istana.

Usai bertemu, Cak Imin mengakui pertemuan dengan Jokowi antara lain membahas agar suasana politik tetap cool dan kondusif. Soal capres, Cak Imin tak bicara dengan lugas. Kata dia, urusan capres, Jokowi menyerahkan sepenuhnya kepada PKB.

Kepada wartawan, Puan juga menanggapi pembentukan Dewan Kolonel oleh sejumlah kader yang menjadi anggota DPR. Kata Puan, setiap kader PDIP boleh mendukung setiap tokoh yang dianggap layak menjadi capres. Namun, mereka harus tunduk pada aturan bahwa Ketum Megawati Soekarnoputri yang menentukan dan mengumumkan capres 2024.

Baca juga : Ketemu Oknum Polisi Nakal, Lapor Ke Nomor Ini

"Semua orang boleh mendukung dan memberikan dukungan kepada internal yang dianggap mumpuni, yang mempunyai kapasitas dan kapabilitas untuk ikut dalam proses Pilpres 2024, namun kita sebagai anggota PDIP akan ikut pada keputusan ketum," kata Puan. Ia pun menyampaikan terima kasih atas dukungan yang diberikan Dewan Kolonel kepada dirinya.

Ia menambahkan, salah satu tugas yang diberikan sebagai anggota fraksi adalah mensosialisasikan program-program di dapil dan memberikan masukan. Terakhir, Puan dimintai tanggapannya mengenai elektabilitasnya yang belum mengalami peningkatan signifikan. Ditanya soal ini, Puan menghindar dengan halus.

"Kita tinjau area dulu ya," kata Puan, sambil meninggalkan wartawan. 

Optimisme Puan menatap Pilpres 2024 itu disampaikan Ketua Bappilu PDIP, Bambang "Pacul" Wuryanto. Bambang merespons keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal putusan bahwa menteri tidak wajib mundur jika ingin maju capres atau cawapres. 

Bambang menegaskan, ketentuan itu juga berlaku pada Puan Maharani yang menjabat sebagai Ketua DPR. Bambang merujuk pada Undang-Undang (UU) Nomor 7 Tahun 17 tentang Pemilu. Menurutnya, dalam UU tersebut telah jelas disebutkan tak ada larangan mundur.

Berdasarkan aturan tersebut, Bambang menekankan, Puan tidak harus melepaskan jabatannya sebagai Ketua DPR. Demikian pula dengan pimpinan dan anggota DPR yang lain.

Baca juga : Puan Senada Dengan Jokowi

"Jadi kalau Mbak Puan Maharani nyalonkan capres atau cawapres, perlu mundur nggak? Mboten (nggak). Asal tidak gunakan fasilitas negara," katanya.

Soal apakah hal itu akan mengganggu efektivitas kinerja sebagai pejabat publik, Bambang menilai, hal itu masih menjadi perdebatan. Namun, dia menekankan dalam peraturan perundang-undangan sudah klir. 

Lalu apa kata pengamat? Pengamat politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio mengatakan, sampai sekarang PDIP belum menentukan pilihan siapa capres yang akan diusung pada pilpres nanti. Namun, menurut Hendri dari berbagai perkembangan politik saat ini, ia yakin  PDIP pada akhirnya akan memilih Puan sebagai capres.

Kata dia, PDIP saat ini tengah fokus mempersiapkan Puan sebagai capres orang yang diusung dalam Pilpres nanti. "Dari informasi yang saya dengar, beberapa nama sudah dipersiapkan untuk mendampingi Puan Maharani, seperti Prabowo Subianto hingga Ketua PBNU Gus Yahya,” kata Hendri, tadi malam. 

Pendiri lembaga survei KedaiKOPI ini mengatakan, duet Puan dengan Ketum PBNU Yahya Cholil Staquf merupakan pasangan ideal. Menurut dia, duet ini bisa menjadi nostalgia zaman reformasi saat KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri menjadi presiden dan wakil presiden periode 1999-2001. "Ini pasangan ideal," ungkapnya. 

Soal Ganjar Pranowo, Hendri bilang berat. Selama masih ada Puan, PDIP tetap akan mengusung Puan.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.