Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Bicara Penerus Dirinya

Jokowi Bikin Prabowo Salting

Selasa, 8 November 2022 07:36 WIB
Presiden Jokowi berpidato di HUT ke-8 Partai Perindo, di Jakarta Concert Hall, iNews Tower, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (7/11). (Foto: Randy/RM)
Presiden Jokowi berpidato di HUT ke-8 Partai Perindo, di Jakarta Concert Hall, iNews Tower, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (7/11). (Foto: Randy/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Urusan Pilpres, Presiden Jokowi kembali kasih kode-kode yang bisa bikin Ketum Gerindra Prabowo Subianto kegeeran. Saat berpidato di HUT ke-8 Partai Perindo, kemarin, Jokowi bilang, "kali ini mungkin jatahnya Pak Prabowo". Disanjung begitu, Prabowo yang juga hadir di acara tersebut, terlihat salting alias salah tingkah.

Perayaan HUT ke-8 Partai Perindo ini digelar Jakarta Concert Hall, iNews Tower, Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Acara berlangsung meriah dan dihadiri banyak tokoh. Selain Jokowi dan Prabowo, tampak juga Plt Ketua Umum PPP Muhammad Mardiono, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Sekjen Golkar Lodewijk Paulus, Sekjen PAN Eddy Soeparno. Lalu, ada Ketua MPR Bambang Soesatyo, Ketua DPD LaNyalla Mahmud Mattalitti, dan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju.

Dalam pidatonya ini, Jokowi penuh guyon. Guyonannya sukses membuat para hadirin tertawa. Termasuk saat Jokowi nyebut-nyebut nama Prabowo. Awalnya, Jokowi menceritakan perjalanannya dari Wali Kota Solo, Gubernur DKI, sampai Presiden dua periode.

"Saya ini dua kali Wali Kota di Solo, menang. Kemudian, ditarik ke Jakarta, jadi Gubernur sekali, menang. Kemudian dua kali di Pemilu Presiden, juga menang. Mohon maaf Pak Prabowo," kata Jokowi, sambil tersenyum dan menoleh ke arah Prabowo.

Mendengar namanya disebut, Prabowo, yang duduk di kursi VIP, langsung bangun dari duduk. Dia berdiri dan memberi hormat ke Jokowi. Tepuk tangan hadirin pun bergemuruh.

"Kelihatannya, setelah ini, jatahnya Pak Prabowo," sambung Jokowi, yang lagi-lagi disambut tepuk tangan meriah. Nah, momen inilah yang membuat Prabowo salting. Dia kembali berdiri dan memberi hormat lagi ke Jokowi.

Baca juga : KOMRAD Pancasila: Penerus Jokowi Harus Kuasai Geopolitik Global

Meski wajahnya ditutup masker, terlihat air muka Prabowo berseri-seri. Apalagi, beberapa peserta yang hadir antusias meneriakkan namanya.

Setelah godain Prabowo, Jokowi beralih ke Ketua Umum Perindo sekaligus CEO MNC Group, Hary Tanoesoedibjo, yang punya hajat. Kepala Negara mengaku sempat ditanya tips menang Pemilu oleh Hary Tanoe.

"Tadi, Pak Hary menanyakan, tipsnya apa? Kalau cerita, akan panjang sekali. Bapak/Ibu yang ingin tahu tips, silakan datang ke saya. Bawa gula dan teh," ucapnya, yang kembali membuat hadirin terbahak.

Jokowi juga tak segan memberikan pujian ke Perindo. Terutama dengan kehadiran mantan Gubernur NTB Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi yang saat ini menjadi Ketua Harian Perindo dan mantan politisi senior Golkar Mahyudin. Menurutnya, kehadiran TGB dan Mahyudin sukses membuat elektabilitas Perindo melonjak. Saat ini saja, dalam survei, elektabilitas Perindo sudah 4,5 persen.

"Tuan Guru Bajang dan Pak Mahyudin ini gerbongnya panjang banget. Nah, yang masuk Perindo dengan gerbong-gerbong yang panjang seperti ini tidak tahu survei kedua nanti akan dapat berapa," imbuh dia.

Untuk itu, Jokowi berpesan kepada partai lain agar berhati-hati dengan manuver Perindo pada gelaran Pemilu selanjutnya. "Hati-hati sudah 4,5 persen. Saya cek lagi, saya detail lagi, sudah mengalahkan tiga partai yang ada di parlemen. Saya ndak usah sebutkan partainya apa. Saya kaget, tapi saya maklum setelah saya hadir di sini kenapa Perindo bisa dapat 4,5," ucapnya.

Baca juga : Prabowo Masih Jaim

Jokowi juga menyinggung soal Mars Perindo yang sering diputar di mana-mana. Menurutnya, hal ini bisa mempengaruhi pemilih.

"PDIP, Golkar dan Gerindra, hati-hati. Tarik (tokoh) semua ke Perindo nanti jangan-jangan. Artinya, mengangkat dengan nama-nama besar ini akan sangat berpengaruh terhadap elektabilitas partai yang saya lihat," ucapnya.

Terakhir, Jokowi berpesan ke Hary Tanoe untuk berhati-hati memilih capres. "Jadi, hati-hati. Sekali lagi, ini sudah masuk tahun politik. Kita boleh bersaing, berkompetisi antarpartai, tetapi jangan sampai saling menjatuhkan. Titipan saya itu saja," tekan Jokowi.

Prabowo belum berkomentar mengenai guyonan Jokowi tadi. Namun, terlihat sekali ada kegembiraan di internal Gerindra atas ucapan Jokowi itu. Wakil Ketua Umum Gerindra Habiburokhman berharap, ucapan Jokowi itu menjadi kenyataan.

"Ya kita aminkan saja pernyataan Pak Jokowi tersebut. Semoga menjadi kenyataan," ujar Habiburokhman, kemarin.

Habiburokhman menyatakan, setelah Jokowi, memang waktunya Prabowo untuk memimpin Indonesia. "Kalau di kalangan masyarakat bawah sering disebut, wis wayahe, atau sudah saatnya bagi Pak Prabowo untuk memimpin negeri ini periode mendatang," tuturnya.

Baca juga : Prabowo Dan Ganjar Capres Terfavorit

PKB, yang merupakan teman koalisi Gerindra menuju 2024, juga senang dengan guyonan Jokowi ke Prabowo. "Hemat saya, itu isyarat Pak Jokowi dukung Pak Prabowo maju sebagai capres, bahkan diunggulkan," kata Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid, kemarin.

Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari menilai, pernyataan Jokowi ke Prabowo itu menandakan kedekatan keduanya dan juga dukungan. Terutama dukungan maju sebagai capres 2024. "Tentu dukungannya apa dan seperti apa, kita tidak tahu," terang Qodari, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Qodari menjelaskan, Jokowi berpikir realistis dalam menentukan arah dukungan kepada bakal capres ke depan. Prabowo merupakan figur yang paling berpotensi nyapres. Karena punya partai dan elektabilitas tinggi. "Gerindra koalisi dengan partai menengah manapun, sudah bisa maju. Misalnya koalisi dengan PKB, sudah bisa maju," terangnya.

Berbeda dengan Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo. Keduanya baru punya elektabilitas, sementara partai tidak ada. Meski Anies sudah dideklarasikan jadi capres NasDem, tapi itu belum menjadi jaminan. "Demokrat dan PKS belum. Kalau nggak ada PKS dan Demokrat, maka nggak bisa maju (Anies)," pungkas Qodari.

Senada, Direktur Eksekutif Trias Politik Strategis, Agung Baskoro, berpandangan bahwa Jokowi telah memberi restu nyapres ke Prabowo. "Apalagi relasi Presiden Jokowi ke Pak Prabowo begitu intim walaupun diuji dalam pasang surut politik yang sangat kompetitif sejak pilpres 2014 dan 2019," ucap Agung.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.