Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Buntut Anies Ketemu Gibran

Koalisi Perubahan Gontok-gontokkan

Jumat, 18 November 2022 07:43 WIB
Koalisi Perubahan/Ilustrasi (Foto: Istimewa)
Koalisi Perubahan/Ilustrasi (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pertemuan Anies Baswedan dengan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka berbuntut panjang. Gara-gara pertemuan ini, Koalisi Perubahan, yang terdiri atas NasDem-Demokrat-PKS, gontok-gontokan. Demokrat ngamuk gara-gara NasDem mewacanakan duet Anies-Gibran di Pilpres 2024.

Anies bertemu Gibran di Solo, Selasa (15/11). Kedua sempat sarapan bareng sebelum duduk semobil untuk menghadiri acara Haul Habib Ali di Pasar Kliwon.

Usai pertemuan ini, spekulasi pun muncul. Bahkan, yang ada mendorong agar Anies-Gibran berpasangan di Pilpres 2024.

Wakil Ketua Umum NasDem Ahmad Ali memastikan, pertemuan Anies dan Gibran di Solo, tak terkait dengan politik. Namun, Ali menyebut, Gibran juga memiliki kualifikasi apabila diduetkan dengan Anies. Terlebih adanya sinyal dari Anies yang mengapresiasi kinerja Gibran dalam membangun Solo.

Sikap NasDem ini, bikin Demokrat, yang selama ini ingin menduetkan Anies dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), sewot. Ketua Bappilu DPP Demokrat Andi Arief langsung ngomel-ngomel ke NasDem.

"Sebaiknya konsentrasi saja pada apa yang sudah dibicarakan di koalisi. Bulatkan saja tekad, bahwa NasDem bergabung bersama PKS dan Demokrat memilih di jalur perubahan," tulis Andi Arief, di akun Twitter @Andiarief_, kemarin.

Baca juga : Petemuan Anies-Gibran Bawa Pesan Keakraban

Mantan Stafsus Presiden era SBY ini meminta NasDem ngelantur ke mana-mana. "Jangan setiap bertemu figur di luar PKS dan Demokrat, NasDem menawarkan sana-sini," omelnya lagi.

Mendengar omel Andi Arief, Ahmad Ali langsung membalas. Dia tidak terima jika dianggap NasDem melanggar komitmen koalisi untuk mendukung Anies menjadi capres.

"Kedisiplinan apa yang kemudian dilanggar oleh NasDem? NasDem sampai hari ini tidak pernah melanggar komitmen apa yang sedang dibicarakan di rencana mitra koalisi," jawab Ali.

Anak buah Surya Paloh ini meminta Demokrat tak terlalu sensitif dalam menanggapi beragam wacana yang muncul. Dia juga tak terima jika ada kesan pelarangan dengan memunculkan wacana di dalam Koalisi Perubahan yang bakal dibentuk.

"Kita (NasDem, Demokrat, dan PKS) tidak pernah menyepakati atau melarang untuk orang berpendapat. Ya kan? Kemudian mengapa harus terganggu dengan pernyataan-pernyataan seperti itu," sergahnya.

Ali menegaskan, penentuan cawapres sepenuhnya ada di tangan Anies. NasDem cuma merespons perkembangan politik yang digagas capresnya. "Jadi, NasDem itu tidak pernah akan masuk di ruang tentang wakil presiden, karena itu domain Anies. Namun, masak memberi wacana saja sudah tidak dibolehkan dalam berkoalisi. Ini koalisi apa ini?" ucapnya, balik nyerang Andi Arief.

Baca juga : Bikin Rencana Sendiri, Batalin Sendiri, Kok Nyalahin Pihak Lain

Lagi pula, tambah Ali, hingga saat ini tidak pernah ada kesepakatan bahwa cawapres Anies harus berasal dari kalangan internal koalisi. Dia lalu mengingatkan agar tak ada yang merasa lebih penting dalam koalisi ini. Harus terbangun relasi yang setara.

"Setara dalam berpikir, setara dalam mengungkapkan pendapat. Kalau seperti itu kan saya pikir membungkam mulut orang lain kalau begitu cara berpikirnya," tegasnya.

Mengetahui dua teman calon mitra koalisinya gontok-gontokan, PKS berusaha menengahi. PKS minta NasDem dan Demokrat santai, dan mempersilakan setiap partai mengajukan usulannya masing-masing.

"Santai saja, nggak perlu baper. Kalau memang NasDem mau ajukan Mas Gibran sebagai cawapres Pak Anies, monggo. Silakan disampaikan di tim komunikasi koalisi, di tim kecil. Kita hormati jika itu adalah keinginan NasDem," ucap Juru Bicara PKS M Kholid.

Begitu pun dengan Demokrat, PKS menghormati landasan berpikir partai besutan SBY itu dalam membangun koalisi. "Kami juga sangat menghormati keinginan partai Demokrat yang ajukan Mas AHY," sambungnya.

Untuk PKS, lanjutnya, saat ini sedang berikhtiar memperjuangkan kadernya Ahmad Heryawan sebagai pendamping Anies. Yang terpenting, Koalisi Perubahan sepakat mengedepankan kepentingan bangsa. "Ini yang jadi pegangan bersama," jelas dia.

Baca juga : Erick: AS Dukung RI Jadi Pusat Pertumbuhan Ekonomi Dunia

Kholid juga mengingatkan kembali, Koalisi Perubahan harus dibangun dengan dasar kepercayaan dan saling menghormati. Teruntuk dinamika partai, diakui Kholid, adalah hal yang biasa. "Semangat koalisi harus dibangun dengan mutual trust dan respect, jadi dinamika perbedaan jadi hal biasa," tekan dia.

Melihat kondisi ini, Direktur Eksekutif Trias Politik Strategis, Agung Baskoro, menduga Koalisi Perubahan belum solid. Ada kebuntuan dari Demokrat, NasDem dan PKS dalam menentukan pendamping Anies.

"Aksi gondok-gondokan antara Demokrat dan NasDem ini bisa menjadi pertanda bahwa jalur komunikasi-koordinasi Koalisi Perubahan masih belum rapi," ucap Agung, saat dihubungi Rakyat Merdeka, kemarin.

Agung pun menyarankan agar Koalisi Perubahan menunjuk satu jubir saja dari setiap partai. Supaya dinamika politik yang terjadi disikapi melalui satu pintu. "Sebaiknya, penetapan cawapres Anies juga jangan terlalu lama agar Koalisi Perubahan tak masuk angin, mengingat ada banyak pihak eksternal yang menginginkan koalisi ini layu sebelum berkembang," pungkas dia.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.