Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Ratusan Ribu Relawan Jokowi Ngumpul Di GBK

Banteng Baper

Senin, 28 November 2022 07:34 WIB
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto (Foto: Dok. PDIP)
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto (Foto: Dok. PDIP)

RM.id  Rakyat Merdeka - Banteng baper alias bawa ke perasaan menyaksikan ratusan ribu relawan Presiden Jokowi berkumpul dan berikrar setia ke Jokowi, di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, akhir pekan kemarin (26/11). Apalagi di acara itu, Jokowi sempat menyinggung kriteria capres yang cocok untuk jadi penerusnya itu seorang pemimpin berambut putih, yang diyakini kode ini mengarah ke Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

Sikap banteng yang tidak happy menyaksikan acara relawan Jokowi ini, diungkap langsung oleh Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Ada beberapa alasan yang membuat Hasto mengkritik acara relawan bertajuk Gerakan Nusantara Bersatu itu. Menurut dia, acara kumpul relawan itu tak lebih dari segelintir elite relawan yang memanfaatkan kebaikan Jokowi. 

Para elite ini, lanjut dia, melakukan banyak manipulasi hanya untuk memenuhi kepentingannya. Padahal, menurut dia, acara itu malah menurunkan citra Presiden Jokowi yang kepemimpinannya diakui banyak negara setelah sukses menggelar KTT G20 di Bali.

"Kehebatan Jokowi dalam menggelar acara G20 justru dikerdilkan dengan cara tidak elegan. Sepertinya elite relawan tersebut mau mengambil segalanya, jika tidak dipenuhi keinginannya, mereka mengancam akan membubarkan diri," kata Hasto, dalam keterangan tertulis, kemarin. 

Menurut Hasto, dari pada kumpul tak jelas, lebih baik relawan itu mendukung pemerintah. Misalnya, dengan membantu korban gempa Cianjur. “Itu menjadi pelajaran politik yang sangat penting, terlebih di dalam cara mobilisasi tersebut, sampai dilakukan cara-cara menjanjikan sesuatu yang tidak sehat,” ujar Hasto.

Politisi asal Yogyakarta itu pun mengimbau kepada ring satu  Jokowi agar tidak bersikap asal bapak senang (ABS) dan benar-benar berjuang keras agar kepemimpinan Jokowi berjalan baik. "Prestasi Pak Jokowi itu untuk bangsa Indonesia dan dunia, bukan untuk kelompok kecil yang terus melakukan manuver kekuasaan,” sindirnya. 

Baca juga : Catatan Pinggir Dari Pidato Jokowi Pada Nusantara Bersatu

Lalu, Hasto mengomentari pernyataan Jokowi soal pemimpin yang berambut putih. Kata dia, apa yang disampaikan Jokowi soal itu hanya gimmick politik. "Pemimpin itu tidak ditentukan oleh warna rambut, sebab warna rambut sama belum tentu hati dan pikiran sama," ujarnya. 

Menurut Hasto, pemimpin yang baik itu lahir dari didikan partai, memahami persoalan rakyat dan memperjuangkannya lewat kebijakan. Malah, menurut Hasto, pemimpin yang besar lewat kaderisasi partai akan memiliki kepekaan untuk menjawab panggilan sejarah, serta membuat sejarah bagi masa depan.

Menurut dia, pemimpin yang demikian dipersiapkan secara sistemik dengan kesadaran ideologi Pancasila yang kuat dan mendarah daging. "Di dalam pemimpin seperti itu memiliki energi perjuangan yang tidak pernah padam bagi dedikasi untuk kemajuan bangsa dan negara," kata Hasto.

Soal pernyataan Jokowi jangan memilih pemimpin yang suka duduk di ruangan ber-AC, Hasto tak mau mendebat. Dia bilang tentu saja, pemimpin yang hanya duduk di ruang berpendingin ruangan dipastikan tak akan memikirkan rakyatnya. 

"Sebab dipastikan pemimpin tersebut akan mudah masuk angin sehingga kerjanya bukan mengurus rakyat. Namun, lebih sibuk mencari obat tolak angin," kata Hasto, setengah bercanda.

Bukan hanya Hasto, politisi PDIP Deddy Yevri Sitorus juga melemparkan kritik tajam pada gerakan relawan Jokowi. Anggota Komisi VI DPR itu menilai, para relawan ini  harusnya membantu Jokowi menangani masalah yang dihadapi masyarakat. Bukan menggelar acara berbiaya tinggi. Menurutnya, Jokowi sengaja dijebak untuk datang di acara itu.

Baca juga : Asosiasi Dosen Indonesia Apresiasi Peran Jokowi Di Kancah Global

"Kalau mengaku relawan sejati, harusnya turun ke bawah membantu rakyat, termasuk menangani dampak bencana gempa Cianjur," kata Deddy, lewat siaran pers, kemarin. 

Menurut dia, masih banyak warga Cianjur yang membutuhkan bantuan usai terdampak gempa. Tak sedikit yang mengungsi bahkan masih ada yang belum ditemukan. "Masa para elite relawan haus kekuasaan itu lebih asyik bicara Pemilu hingga lupa tanggung jawab sejati sebagai relawan," ujar Deddy.

Dia juga menyoroti penggunaan Stadion Gelora Bung Karno untuk acara relawan. Pasalnya, ada larangan dari Menteri Pemuda dan Olahraga agar tidak memakai stadion sebelum Piala Dunia U-20 tahun 2023 rampung dihelat. Namun kini, relawan menggunakan stadion. "Malah menabrak aturan menggunakan Stadion Utama GBK yang seharusnya terlarang sebagaimana disampaikan oleh Menpora," ujar Deddy.

Deddy pun meminta Menteri BUMN Erick Thohir mengevaluasi dua orang inisiator acara relawan Jokowi bertajuk Nusantara Bersatu tersebut. Dua orang yang dimaksud merupakan Komisaris di PLN dan anak perusahaan Perusahaan Gas Negara (PGN). "Saya akan mempertanyakan hal ini dalam rapat resmi di Komisi VI DPR, tidak boleh dibiarkan," ujarnya.

Deddy lalu meminta relawan untuk tidak lagi membawa-bawa Presiden Jokowi dalam agenda politik. Menurutnya, hal itu bisa menjatuhkan citra Jokowi di mata publik.

Benarkah acara relawan malah menjatuhkan citra Jokowi? Ketua Umum Relawan Solidaritas Merah Putih, Silvester Matutina membantah tudingan itu. Dia menepis anggapan bahwa acara tersebut merupakan kepentingan pribadi atau segelintir pihak dalam tubuh relawan.  Pasalnya, menurut dia, acara itu dihadiri oleh massa dengan skala besar dari berbagai elemen masyarakat. 

Baca juga : Nusantara Bersatu, Ribuan Relawan Jokowi Akan Penuhi GBK

Dia juga merespons kritikan Hasto yang menyebut acara kemarin mengerdilkan kepemimpinan Jokowi usai memimpin KTT G20. Menurutnya, acara silaturahmi kemarin merupakan bentuk syukur atas capaian Jokowi tersebut.

"Ibarat naskah, Nusantara Bersatu di GBK kemarin adalah teks. Soal tafsirnya, itu otoritas masing-masing pembaca," kata Silvester, melalui keterangan tertulis, kemarin. 

Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio menilai wajar kalau PDIP tak happy dengan acara itu.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.