Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Bebaskan Kader Dukung Capres

Zulhas Main Banyak Kaki

Kamis, 8 Desember 2022 08:00 WIB
Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan. (Foto: Ist)
Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Berbeda dengan ketum parpol lain yang begitu ketat soal dukungan capres, Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan membebaskan, kader PAN mendukung capres manapun, termasuk dari luar PAN seperti Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, maupun Ridwan Kamil. Keputusan politisi senior yang akrab disapa Zulhas ini, pun disorot. Dia dianggap sedang main banyak kaki di Pilpres nanti.

Sejauh ini, PAN yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama Golkar dan PPP, memang belum final untuk memutuskan siapa yang bakal diusung sebagai capres. Di internal PAN, nama-nama tokoh yang dijagokan sebagai capres masih beragam. Selain Zulhas, kader PAN banyak juga yang menjagokan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, eks Gubernur DKI Anies Baswedan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil hingga Menteri BUMN Erick Thohir.

Bahkan di sejumlah daerah, banyak kader PAN yang ikut dalam safari politik bersama Anies Baswedan. Menyikapi fenomena itu, Zulhas mengaku memang tak ada larangan bagi kader untuk mengusulkan atau mendukung salah satu tokoh sebagai bakal capres 2024.

"Boleh, kan belum diputuskan siapanya. Yang enggak boleh itu, ikut partai lain," kata Zulhas di Kantor DPP PAN, Jakarta, Selasa (6/12) malam.

Ia bahkan mempersilakan kader PAN di daerah untuk memberikan dukungan kepada tokoh tertentu, selama penetapan capres-cawapres koalisi belum dilakukan. "Jadi, ada yang mengatakan usul mau capres Anies, boleh? Boleh. Jawa Tengah mengusulkan Ganjar Pranowo capres, boleh? Boleh," tutur Menteri Perdagangan itu.

Baca juga : Kenaikan Harga Telur Bikin Babak Belur

Meskipun boleh mendukung, kata dia, larangan yang berlaku bagi kader adalah ikut deklarasi capres dari partai lain. Sebab, setiap partai memiliki mekanismenya sendiri-sendiri. Lagipula, syarat terpenting untuk mendeklarasikan capres-cawapres adalah presidential threshold 20 persen.

"Saya ke KIB (Koalisi Indonesia Bersatu) bilang mau deklarasi. 'Jangan Zul'. Kenapa bang? Deklarasi itu ada syaratnya, ada capresnya, ada cawapresnya, 20 persennya cukup. Setelah persyaratannya lengkap, dicek sama KPU lengkap, oke, baru deklarasi," ungkap Zulhas.

Sekjen PAN, Eddy Soeparno memastikan, semua nama-nama usulan kader akan menjadi pertimbangan Zulhas selaku Ketua Umum. Saat ini, total ada delapan nama yang resmi diusulkan kader sebagai capres PAN. Nama yang diusulkan ke Zulhas, nantinya juga akan dibawa ke koalisi.

"Kita akan membicarakan juga dengan teman-teman KIB. Karena pada akhirnya kita sudah sepakat bahwa keputusan yang akan keluar dari KIB siapapun yang akan kita dukung itu pasti akan dilakukan secara kolektif kolegial," imbuh Eddy.

Kenapa PAN memilih main banyak kaki? Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai, mantan ketua MPR itu tidak memiliki banyak pilihan untuk mengontrol dukungan kader. Selain posisi PAN yang rendah nilai tawarnya, Zulhas juga dianggap tidak berhasil membangun soliditas partai berlogo matahari tersebut. Alhasil, sikap itu sebagai pertanda bahwa Zulhas tidak lagi memiliki komitmen kuat terhadap KIB.

Baca juga : Ganjar Ngaku Tak Banyak Prestasi

"Seharusnya, Zulhas tetap yakinkan kader untuk menunggu instruksi partai. Meskipun pada tataran praktik tetap saja belum tentu instruksi Zulhas dipenuhi kader," ulas Dedi saat dihubungi Rakyat Merdeka, tadi malam.

Ia juga menduga, mantan menteri kehutanan itu sedang mencari peluang untuk memihak banyak pihak. Setidaknya, menyasar tokoh-tokoh potensial terusung, sekaligus potensial menang.

Kenapa demikian? Hal ini dilakukan agar PAN bisa mendapat imbas elektoral dengan memunculkan nama-nama tokoh populer sebaga capres. Namun, bila gaya berpolitik seperti ini tetap dipertahankan, maka akan ada beberapa dampak bagi PAN sendiri.

Pertama, berpeluang hengkang dari KIB dan merapat ke koalisi lain yang lebih pasti dalam pengusungan tokoh. Kecuali, KIB akan mengusung di luar kadernya sendiri. Ganjar misalnya. Pilihan ini membuat PAN bisa saja tetap bersama Golkar dan PPP.

Kedua, PAN memiliki peluang berlabuh ke Gerindra dengan membawa tawaran Erick sebagai cawapresnya. "Hal ini karena secara personal Zulhas dan Erick memiliki banyak hubungan. Mulai dari primordialisme Sumbagsel (Sumatera bagian Selatan) hingga kepentingan lainnya," jelas Dedi.

Baca juga : FGD BS Center, Ketua MPR Dukung Keberadaan Bank Tanah

Di dunia maya, sikap Zulhas ini mendapat banyak kritikan dari warganet. "Main dua kaki. Ini yang bikin hancur demokrasi. Demokrasi harus berani duel," cuit @MusafirKopinya. "PAN main banyak kaki. Gurita. Nggak punya pendirian," sahut @EfriSafitra1. "Ini nanti bakal jadi beban buat koalisi partai yang mereka ikuti. Ikut koalisi, tapi mesin partai nggak gerak 100 persen," kata @reds_OD.

"Tambah pusing. Obral gerbong kosong kalau gitu bos," seloroh @richardmustova. "Mulai oleng. Karena akar rumput tak seirama dengan bosnya," cetus @RakhmadIrawan9.  "Bukan masalah larang atau tidaknya. Ini menunjukkan bahwa PAN tidak solid, dan junjungannya tidak dipercaya. Sehingga terjadi pembangkangan kader, karena kader anggap ini kepentingan bukan partai, tapi pribadinya saja," pungkas @dirdja5758.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.