Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Bawaslu Sebut Anies Curi Start Kampanye

Ahmad Ali Bilang Konyol

Sabtu, 17 Desember 2022 08:00 WIB
Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali. (Foto: Partai NasDem)
Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali. (Foto: Partai NasDem)

RM.id  Rakyat Merdeka - Partai NasDem geram dengan pernyataan Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Puadi, yang mengasumsikan safari Anies Baswedan ke seluruh Indonesia merupakan tindakan curi start kampanye Pilpres 2024.

“Saya kemarin sudah dengar pernyataan Puadi yang mengatakan Anies curi start, tidak etis, yang begitu-begitu, kan. Nah, Bawaslu ini kan lembaga pengawas Pemilu, mulai bertugas keti­ka tahapan pemilu sudah dimulai. Dan mereka bukan dewan etik,” ujar Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali melalui keterangan tertulis kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Ali menyarankan Puadi fokus bersiap menghadapi tahapan Pemilu baik di tingkat pusat hingga daerah. Jadi, ketika pesta demokrasi digelar, Bawaslu bisa menunjukkan performa terbaiknya.

Baca juga : Anies Minta Ditunjukkan Salahnya Di Mana

“Ketimbang hari ini mereka mengomentari yang bukan do­main mereka, nanti diketawain,” geregetnya.

Mantan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ini menganggap pernyataan Puadi konyol. Bertolak belakang dengan substansi persoalan Anies dan NasDem yang dilaporkan Aliansi Pemuda Cinta Demokrasi (APCD) yang dituding melanggar ketentuan ketika menerima dukungan capres.

Tepatnya, ketika menerima dukungan capres dari masyara­kat lewat penandatanganan peti­si di Masjid Raya Baiturrahman, Aceh, pada 2 Desember 2022. Bawaslu dengan tegas memutus­kan tidak akan menindaklanjuti laporan tersebut.

Baca juga : Kasus Pernikahan Dini Di Kabupaten Malang Tertinggi

Namun, di saat bersamaan, Puadi juga melontarkan per­nyataan ada dugaan pelanggaran etik dengan analogi mencuri start kampanye.

“Menurut saya, itu pernyataan konyol. Bawaslu mengeluar­kan putusan bahwa Anies dan NasDem tidak melakukan pelanggaran. Tapi di waktu yang bersamaan dia mengatakan ada pelanggaran etik karena kampa­nye diam-diam,” katanya.

Politisi asal Wosu, Sulawesi Tengah (Sulteng) ini, justru menuding ada kepentingan yang dibawa Puadi dengan pernyataan tersebut. Landasannya, Bawaslu itu bukan lembaga etik. Sehingga, tidak punya hak meni­lai ihwal etik.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.