Dark/Light Mode

Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto

Kami Ingin Demokrasi Ala Indonesia

Selasa, 10 Januari 2023 06:12 WIB
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto bersama Direktur Utama Rakyat Merdeka/CEO RM Group Kiki Iswara 
Darmayana di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Kamis (5/1). (Foto: Khairizal Anwar/RM)
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto bersama Direktur Utama Rakyat Merdeka/CEO RM Group Kiki Iswara Darmayana di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Kamis (5/1). (Foto: Khairizal Anwar/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Tokoh PDI Perjuangan yang satu ini punya pemikiran dan pandangan politik yang bernas dan cerdas. Ngobrol dengannya berjam-jam, terasa sangat seru dan tak membosankan.

Hasto Kristiyanto, salah satu politisi kepercayaan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Sehingga, banyak sekali cerita politik bisa diungkap. Kisah di panggung politik depan, maupun belakang, lengkap.

Hasto mengajak Rakyat Merdeka ke ruang kerjanya yang mungil di lantai 2, kantor DPP PDI Perjuangan, Jl Diponegoro Jakarta Pusat, Kamis (5/1/2023).

Untuk ukuran partai pemenang pemilu, ruangan Sekjen PDI Perjuangan ini terasa amat sederhana.

Hanya ada meja kerja dan kursi, di antara dua lemari berisi penuh buku-buku. Lalu ada dua kursi kayu dan satu sofa panjang untuk tamu yang datang.

Berikut ini kutipan wawancara Rakyat Merdeka dengan Hasto.

Bagaimana proses lahirnya tema besar HUT Emas PDI Perjuangan? Dan apa makna di balik itu?

Kami mencermati suasana kebatinan Indonesia Raya saat ini. Kemudian, disampaikan kepada Ibu Ketua Umum.

Kami berdiskusi, hingga akhirnya muncul tema: Genggam Tangan Persatuan dengan Jiwa Gotong Royong dan Semangat Api Perjuangan Nan Tak Kunjung Padam. Dan, ada subtema: Persatuan Indonesia untuk Indonesia Raya.

Mengapa subtemanya seperti itu? Karena sejatinya pemilu adalah mekanisme demokrasi yang berlangsung periodik.

Secara kelembagaan, demokrasi meningkatkan kualitas upaya rakyat dalam menyampaikan kedaulatannya untuk memilih pemimpin, melalui pilpres dan partai politik yang dianggap representasi rakyat.

Tapi dalam prakteknya, demokrasi bisa berlangsung sangat liberal dan transaksional. Paham individu menguat. Cenderung menggunakan segala cara.

Muncul pragmatisme dalam kehidupan politik, termasuk menggunakan berbagai isu primordial. Akibatnya, muncul banyak ketegangan di lapangan.

Baca juga : Relawan Nilai Ganjar Tulus Jadi Capres Demi Majukan Indonesia

Nah, untuk menghindari Pemilu jadi ajang kontestasi yang bertendensi membelah bangsa, maka subtemanya mengedepankan persatuan.

Demokrasi elektoral ini terjadi akibat global reproduction of American's Politic.

Imbasnya ya, seperti ini. Amerika pernah melakukan perombakan sistem politik di Indonesia besar-besaran. Saya baca referensinya di Political Management Handbook, saat berada di Australia.

PDI Perjuangan pernah kalah dua kali. Tapi ada partai lain yang tiba-tiba naik suaranya 300 persen. (Pemilu 1999, PDIP meraih 33 persen. Tapi kalah di Pemilu 2004 dan 2009).

Saya ke Australia, ketemu buku itu dan mendapatkan jawaban.

Demokrasi elektoral membuat semangat individualisme meningkat, kapitalisasi kekuasaan politik juga meningkat, dan partai cenderung menjadi partai elektoral.

Partai hanya didesain menjadi administrator politik. Seperti yang terjadi di AS. Terjadi konvergensi antara politik hukum dan bisnis. Maka trennya anggota legislatif bergerak ke bisnis, karena mereka punya resources. Dan mementingkan popularity base. Antara lain melalui artis-artis.

Zaman Orde Baru, artis-artis hanya ikut safari politik. Tapi tidak pernah, atau jarang terjadi artis menjadi anggota legislatif. Saat itu, kapasitas dan kualitas sangatlah penting.

Nah, sekarang terjadi pergeseran. Akibat liberalisasi politik, di DPR kini muncul kepentingan investor politik. Anggota DPR seolah punya dua wajah. Wajah perwakilan politik dan wajah dari mana dia mendapat sumber pembiayaan.

Di Amerika, ada proses legalisasi melalui political action committee (PAC). Posisinya sebagai lobby-ist yang sah. Pelobi yang memperjuangkan kebijakan Amerika. Mereka dapat fee.

Ini adalah tingkat praktik demokrasi liberal yang paling puncak. PDI Perjuangan mencoba meluruskan itu. Ingin mendorong kembali kepada demokrasi yang ala Indonesia.

Demokrasi yang ala Indonesia itu, apakah maksudnya dengan mendorong kembali berlakunya sistem pemilu proporsional tertutup?

Di parlemen, PDI Perjuangan mendukung pemberlakukan kembali sistem ini untuk pemilu mendatang. Kami ingin menghindari munculnya kontestasi tanpa batas di internal partai.

Baca juga : Jadwal SIM Keliling 7 Januari Hadir Di Kantor Kecamatan Bekasi Barat

Kami ingatkan kader partai, untuk menggenggam tangan persatuan, dan menggelorakan semangat gotong royong.

Berpartai itu semangatnya kepentingan kolektif. Punya daya juang yang oleh Bu Mega disebut Api Perjuangan yang Tak Kunjung Padam.

Yang Ibu khawatirkan, dengan kemenangan PDI Perjuangan dua kali berturut-turut, kader-kader jadi masuk zona nyaman.

Kalau sudah di zona ini, api perjuangan pasti meredup. Dan yang muncul adalah kepentingan pribadi. Inilah yang perlu diingatkan.

Kita sudah berpartai 50 tahun. Berjuang dari bawah, sejak di masa sulit Orde Baru. Kita memiliki kesabaran revolusioner karena punya cita-cita dan idealisme.

Tanpa itu, kita berpartai hanya berdasarkan kepentingan individu. Padahal berpartai adalah untuk kepentingan kolektif, berdasarkan ideologi dan kepentingan negara. Bukan kepentingan pribadi.

Seseorang boleh menjadi kepala daerah, presiden atau menteri. Tapi, jangan sampai kepentingan pribadi mengalahkan kepentingan partai. Sebab, tak ada kepentingan individu yang tidak di-back up kekuatan kolektif, yang namanya parpol.

Apa kontemplasi atau renungan bagi PDI Perjuangan di usianya yang ke-50 ini?

PDI Perjuangan punya akar sejarah yang panjang. Sejak masa PNI didirikan Bung Karno, yang membangun kesadaran rakyat agar kita bisa merdeka. Hingga menjadi PDI, yang merupakan kawin paksa proyek stabilitas politik Orba. Lalu akhirnya, lahir PDI Perjuangan.

Usia 50 tahun ini sebuah perjalanan penting. Perspektif peringatan HUT akan lebih banyak di internal.

Ibu akan berdialog dengan kekuatan grass root PDI Perjuangan, sampai ke anak ranting.

Level ini akan mendapat sentuhan terbesar Ibu Ketua Umum. Karena mereka adalah cakrawati PDI Perjuangan.

Jadi, moment HUT ke-50 ini, akan digunakan untuk menyemangati seluruh kader agar tak lengah di zona nyaman, ya?

Baca juga : Reshuffle Sebaiknya Cepat

Iya betul. Dan ingat, berpartai dengan sejarah yang amat panjang, itu digerakkan oleh idealisme untuk membawa kemajuan di berbagai aspek.

Sehingga, dalam pertarungan geopolitik saat ini, Bu Mega mengingatkan, bahwa Bung Karno mengajarkan ilmu geopolitik untuk berjuang. Agar Indonesia menjadi pemimpin di antara bangsa di dunia.

HUT ini, juga menegaskan kembali jati diri perjuangan, sebagai partai yang mengakar pada kehidupan wong cilik.

PDI Perjuangan terus mengalami transformasi. Tidak mudah membangun partai ini. Ibu Mega punya kesabaran revolusioner.

Kongres I, partai masih compang-camping. Baru membikin struktur. Tidak punya perangkat sampai ke desa. Baru punya koordinator di tingkat kecamatan.

Kongres II, mengisi struktur dengan pengurus.

Dan kongres ke III, menegaskan diri sebagai partai ideologi dan menjabarkan platform perjuangan berdasarkan Trisakti.

Kongres Ke IV, siap berkomitmen menjadi partai pelopor. Ini untuk pertama kalinya, nama Bung Karno masuk di AD ART partai.

Bayangkan, akibat desoekarnoisasi, di internal PDI Perjuangan saja perlu 18 tahun untuk memasukkan nama Bung Karno ke AD ART-nya.

Selama 32 tahun masa Orde Baru, tidak ada kaderisasi. Saat itu, siapa yang berani melawan Pak Harto. Modal kita waktu itu, cuma keberanian dan ilmu kebal.

Tahun 1999, sehari sebelum pemilu digelar, Ibu Mega mengatakan, beliau banyak termenung. Alasannya, khawatir. Apakah kader-kader ini siap menang pemilu?

Ibu khawatir, makna kemenangan itu seperti pejuang gerilya. Yang turun dari gunung. Ada euforia, lalu menganggap semuanya seperti rampasan perang. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.