Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Pakar UGM Sayangkan, Narasi Pilpres Masih Terjebak Nama

Jumat, 13 Januari 2023 19:37 WIB
Ilustrasi pemilu (Foto: Istimewa)
Ilustrasi pemilu (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pengamat Politik UGM Mada Sukmajati menyayangkan, perbincangan seputar Pemilu Presiden 2024 masih terbatas pada nama atau figur calon pemimpin.

Dia bilang, seiring tahun politik yang semakin dekat, seharusnya ada pergeseran diskursus ke program dan gagasan.

Narasi Pilpres masih terjebak pada nama. Mengasumsikan bahwa setiap nama punya program yang jelas mulia. Padahal, itu belum jelas. Belum kelihatan adu gagasan sang nakhoda, yang akan membawa kapal besar Indonesia lima tahun ke depan,” ujar Mada dalam Pojok Bulaksumur, Kamis (12/1).

Sepanjang diskursus seperti ini masih berkembang, Mada menilai, politik programatis tidak dapat berkembang.

“Menurut saya, ini sangat ironis. Mau dibawa ke mana Indonesia, sampai sekarang belum tahu,” ucapnya.

Baca juga : Penangkapan Enembe, Nasi Bungkus Ikut Berjasa

Hal serupa disampaikan oleh Pakar Hukum Tata Negara Fakultas Hukum UGM Andi Sandi. Dia berpendapat, sudah saatnya para kandidat didorong untuk lebih fokus menawarkan program kerja lima tahun mendatang.

Tensi dan polarisasi perlu dikurangi. Terutama yang melibatkan politik identitas.

"Ini tidak baik bagi kontestasi politik. Memanfaatkan isu SARA, tidak menyelesaikan masalah,” tuturnya.

Andi mengingatkan, dalam proses kampanye, ada kecenderungan dari kandidat politik untuk saling menyerang. Ini menjadi salah satu isu yang perlu menjadi perhatian, dalam penyelenggaraan Pemilu 2024.

“Perlu dipahamkan, menonjolkan program tak mesti mendiskreditkan calon dari partai lain. Efeknya, masyarakat makin terpecah. Padahal, Indonesia dibangun di atas fondasi persatuan. Menonjolkan diri boleh. Tapi, jangan menginjak yang lain,” imbuh Andi.

Baca juga : Peringkat 1 Dunia, Fajar/Rian Ngebet Boyong Gelar Malaysia Terbuka

Pada kesempatan yang sama, Pakar Komunikasi Politik UGM, Nyarwi Ahmad memaparkan potensi penyebaran hoaks atau disinformasi menjelang tahun politik 2024.

Disinformasi berpeluang tumbuh subur di tengah lanskap masyarakat modern, yang lekat dengan penggunaan media sosial, di tengah pertarungan politik dengan polarisasi yang kuat.

“Dalam dunia politik, informasi menjadi oksigen, kunci yang menggerakkan semua persepsi. Bahkan semua perilaku. Kalau zaman dulu, dari media massa ada gatekeeper teman-teman wartawan, di sini siapa pun bisa jadi content creator. Di sini, ada peluang hoaks dengan mudah diproduksi dan cepat tersebar,” beber Nyarwi.

Upaya menekan penyebaran hoaks memang telah bermunculan. Baik dalam bentuk gerakan literasi dari berbagai kalangan masyarakat, maupun upaya-upaya pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informasi.

Nyarwi berpandangan, para elite politik kini juga cukup hati-hati dalam menyebarkan informasi melalui media sosial. Demi menjaga citra dirinya.

Baca juga : Pengamat UGM: Partai Yang Nggak Mau Capek, Biasanya Pilih Sistem Proporsional Terbuka

Kondisi ini membawa harapan untuk meredam hoaks. Namun kunci penentu, dipegang oleh para elite politik dan kesadaran mereka dalam melakukan komunikasi politik secara bijak.

“Kembali lagi pada aktor elite politik. Sejauh mana mereka punya kesadaran itu. Bermain dengan hoaks itu seperti main api. Bisa merugikan para aktor yang berkontestasi juga,” tutur Nyarwi.

Senada dengan Mada dan Andi, Nyarwi juga menekankan pentingnya komunikasi politik, yang berfokus pada visi misi dan orientasi kebijakan.

“Komunikasi politik yang baik, bukan hanya persuasif, tetapi juga mencerahkan dan menginspirasi,” tandas Nyarwi. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.