Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Pemilu Proporsional Terbuka Lebih Kedepankan Politik Masa Depan

Sabtu, 14 Januari 2023 07:49 WIB
Pengamat politik Ray Rangkuti/Ist
Pengamat politik Ray Rangkuti/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Partai Golkar menjadi inisiator pertemuan sejumlah elite partai politik untuk menyampaikan sikap bersama terkait penolakan wacana sistem pemilu proporsional tertutup diberlakukan kembali.

"Ini kepentingan bersama terkait dengan kedaulatan rakyat dan ini bukan hanya dirasakan Partai Golkar, tapi oleh seluruh partai peserta pemilu," tegas Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto.

Sebanyak 8 parpol menegaskan komitmennya mendukung sistem pemilu proporsional terbuka, mengecualikan PDIP yang mendukung proporsional tertutup.

Pengamat politik yang juga direktur Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti menilai, argumen untuk kembali ke sistem pemilu proporsional tertutup tidak berkembang dan cenderung terjebak ke masa lalu. 

Berbeda dengan argumen pendukung proporsional terbuka yang cenderung berkembang dan berdimensi masa depan.

"Saya kira mempertahankan argumennya (proporsional terbuka) itu jauh lebih banyak, bisa tiga kali lipat dari kembali ke proporsional tertutup," kata Ray, Jumat (13/1).

Baca juga : Tolak Sistem Pemilu Proporsional Tertutup, Elite Parpol Mulai Produktif

Menurutnya, tiga garis besar argumen yang mendukung sistem proporsional tertutup yakni peserta pemilu adalah parpol, konsolidasi parpol, dan pemilu berbiaya rendah. Sementara, argumen pendukung proporsional terbuka justru terus berkembang.

"Kalau itu berdimensi masa lalu, sudah kita alami. Justru terbuka itu adalah titik balik dari yang lalu," ujarnya.

Ray menjelaskan, argumen penguat sistem proporsional terbuka yang berhubungan dengan masa depan yakni keberadaan dan perkembangan media sosial.

"Kita ini hidup di era teknologi. Media sosial menjadi perangkat yang paling utama dalam kehidupan kita sehari-hari. Dan di media sosial itu politik juga diatur. Sudah banyak keputusan politik itu berdasarkan media sosial," ungkapnya.

Menurut Ray, itu menandakan dominasi media sosial begitu besar dan mampu menentukan wajah politik. Artinya, dominasi atau peran media sosial di masa mendatang untuk menentukan wajah-wajah politik jauh lebih kuat dibandingkan dengan peran partai politik.

Oleh sebab itu, tidak relevan lagi ketika mendorong penguatan partai politik di masa depan. 

Baca juga : Rumor Soal Chelsea, Pochettino Siap Gantikan Potter

“Di tengah era seperti itu kita masih berpikir penguatan partai, tidak masuk akal. Itu di era 1960an, 1970an, relevan karena kita belum menemukan media sosial, orang menyalurkan aspirasi, mengadvokasi kebijakan itu tidak lain melalui partai," pungkasnya.

Perkuat Party-ID

Direktur Eksekutif Indonesian Politics Research & Consulting (IPRC)  Firman Manan mengatakan, penolakan sistem proporsional tertutup harus ditindaklanjuti dengan menjawab kelemahan dari sistem pemilu yang kini berlaku, yaitu sistem proporsional terbuka. 

“Delapan parpol menolak dan tetap pada sistem proporsional terbuka. Bukan hanya menolak sebetulnya, tetapi apa yang bisa dilakukan,” kata Firman, Jumat (13/1).

Kritikan itu misalnya politik uang dan juga kurangnya kedekatan parpol dengan masyarakat. 

Apa yang akan dan sedang dilakukan parpol, sehingga kalau di Pemilu 2024 masih tetap proporsional terbuka, maka parpol sedang melakukan langkah antisipatif. 

Baca juga : Galang Penolakan Pemilu Proporsional Tertutup, Peran Airlangga Diapresiasi

“Sehingga para kadernya yang akan mencalonkan diri di Pileg tidak melakukan praktek politik uang,” jelas Firman. 

Dosen politik di Universitas Padjajaran (Unpad) ini menambahkan, proporsional terbuka menjauhkan partai dengan publik, karena kedekatannya dengan kandidat. 

“Apa yang selama ini sudah dilakukan parpol dan apa yang akan dilakukan ke depan, sehingga Party-ID kita bisa meningkat, dan kedekatan warga dan partai akan semakin baik,” kata Firman. 

Bicara Party-ID terkait dengan kinerja partai. Ditambah lagi level kepercayaan publik kepada partai relatif rendah. 

“Apa yang sedang dan akan dilakukan parpol untuk mengembalikan kepercayaan publik. Bagaimana parpol mendekatkan diri pada rakyat. Kalau itu yang dilakukan, itu lebih ideal,” tandas Firman.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.