Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

CLBK Dengan PDI Perjuangan

Partai Ka’bah Ngarep Narik Banteng Ke KIB

Rabu, 8 Maret 2023 07:54 WIB
Ketua DPP PPP, Achmad Baidowi. (Foto: DPR)
Ketua DPP PPP, Achmad Baidowi. (Foto: DPR)

RM.id  Rakyat Merdeka - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mulai intens menjalin komunikasi politik dengan partai penguasa, PDI Perjuangan. Dua elite partai tersebut, Ketua Majelis Pertimbangan PPP, Romahurmuziy alias Rommy dengan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, bertemu pada 1 Maret 2023.

Apakah ini pertanda PPP bakal meninggalkan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang digagas bersa­ma Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai NasDem? Ketua DPP PPP, Achmad Baidowi menepis logika berfikir tersebut. “Bisa saja sebaliknya, PDI Perjuangan yang bergabung ke KIB,” kata pria yang akrab disapa Awiek ini kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Awiek menceritakan, komunikasi di KIB sudah sangat intim dan mengakar. Meskipun belum memutuskan secara musyawarah siapa capres dan cawapres 2024, kolaborasi antar partai ini sudah sampai ke pengurus daerah. Semua sepakat, melanjutkan hal baik warisan kebijakan Pemerintah. “Jadi, bukan poros baru itu, tapi penguatan KIB,” tekannya.

Baca juga : Mendagri Minta Kepala Daerah Cek Langsung Ke Lapangan

Mantan jurnalis itu menegas­kan, KIB adalah koalisi yang inklusif, terbuka dengan segala pi­hak. Asalkan, memiliki pemikiran dan ide perjuangan bersama mem­buat bangsa ini lebih maju di pesta demokrasi mendatang.

Pun, setiap partai di KIB dipersilakan mengajak atau menambah partai politik lain untuk bergabung. Secara teknis, kat­anya, saat ini belum ada koalisi yang pasti menuju Pilpres 2024. Meskipun muncul nama capres, belum ada yang melaunching paketan dengan cawapresnya.

Kelakarnya, kepastian koalisi itu baru bisa terlihat ketika kandidat, baik itu capres dan cawapres mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Sesuai jadwal, pendaftaran itu dibuka me­dio 19 Oktober-25 November 2023.

Baca juga : Menkes: Daun Kelor Jangan Kalah Saing Sama Ginseng Korea

Meski begitu, PPP dan PDI Perjuangan diamininya memiliki rekam sejarah kerja sama yang baik. Tidak hanya di dalam Pemerintahan Presiden Joko Widodo, di masa Pemerintahan medio 2001-2004, Ketum PPP saat itu, Hamzah Haz terpilih menjadi Wakil Presidennya Megawati Soekarnoputri.

Artinya, hubungan PDI Perjuangan dengan PPP itu ibarat is­tilah cinta lama bersemi kembali alias CLBK. “Saat ini, kita dua kali periode berkoalisi dengan PDI Perjuangan, jadi kerja sama dua partai ini adalah hal yang biasa,” sebutnya.

Selanjutnya, Awiek juga menceritakan, PPP meskipun dikatakan partai paling kecil di Senayan, namun memiliki basis massa tradisional yang cukup kental. PPP, dekat dengan kalangan santri dan kiai. Seperti halnya PDIP, yang dikenal dengan partainya wong cilik.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.