Dark/Light Mode

Ditelikung Bacapres, SBY Mengaku Tidak Naif, Hanya Tidak Menyangka: Kasar

Jumat, 1 September 2023 19:37 WIB
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat memberikan arahan dalam emergency meeting di Puri Cikeas, Jumat (1/9). (Foto: YouTube/Partai Demokrat)
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat memberikan arahan dalam emergency meeting di Puri Cikeas, Jumat (1/9). (Foto: YouTube/Partai Demokrat)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memastikan bahwa dirinya bukanlah politisi yang naif, hingga ditelikung oleh bakal calon presiden (bacapres) dan mitra politiknya.

"Kalau saya harus berterus terang, sebetulnya saya tidak naif ya. Saya juga mengerti politik," kata SBY dalam arahannya di emergency meeting di Puri Cikeas, Jumat (1/9). 

Sebagai sosok yang juga pernah menjadi calon presiden (capres) dan menang hingga 2 periode, ia mengaku memahami bahwa politik memang penuh dengan strategi dan taktik.

"Caranya banyak. Tapi, saya tidak menyangka, kalau tindakan itu sejauh ini. Melebihi batas kepatutan moral dan itikad dalam politik. Kasar," lanjutnya.

Baca juga : Dukungan Kembali Naik, Pengamat Nilai Ganjar Pahami Gen Z

SBY juga memakai istilah dalam Bahasa Inggris, ketika menyikapi peristiwa politik yang menurutnya melampaui kepatutan moral tersebut.

"It is really ugly. Mudah-mudahan kita tidak melakukan perilaku politik seperti itu," lanjutnya.

Jauh sebelum kejadian tersebut, ungkap SBY, ada sejumlah teman baik dari kalangan kader Demokrat maupun di luar Demokrat meragukan sosok Bacapres yang didukung oleh partainya saat itu.

"Pak SBY benar-benar percaya kepada orang itu atau kepada orang-orang itu? Saya jawab dengan praduga dan prasangka yang baik, saya percaya. Teman itu mengatakan, ya silakan saja dilihat nanti, yang penting saya sudah mengingatkan," ungkapnya.

Baca juga : Cuaca Besok Di Jakarta Cerah Tidak Hujan, Cek Prakiraan Lengkap BMKG

Bagi SBY, keputusan sepihak dalam penetapan Cawapres dari Bacarapres Anies Baswedan adalah keputusan gelap. Karena tidak sesuai aturan yang telah sama-sama disepakati.

"Anggaplah kita salah kali ini, tetapi kita belajar. Mudah-mudahan tidak salah lagi ke depan. Mudah-mudahan dengan izin Allah, kita juga tidak kalah nantinya," tuturnya, yang langsung diaminkan oleh para kader.

Ia mengaku masih ingat, di ruang yang sama, pada 25 Agustus lalu, Anies bersama Tim 8 rapat membahas tanggal deklarasi sosok Cawapresnya.

Menurutnya, Anies telah menyampaikan bahwa deklarasi tersebut akan dilakukan pada awal September ini. "Tiga hari kemudian, three days later, yang kita dapatkan, sesuatu yang sangat mengejutkan," tandasnya.

Baca juga : Diserahkan Langsung Wapres, Menteri Basuki Raih Adhikarya Pertanian

"Saya ini orang tua, beberapa kali pak Anies datang ke sini, dengan semangat yang luar biasa, kata-kata yang luar biasa baiknya, di Cikeas 2 kali, di Malang, di Pacitan, dengan kejadian seperti itu, tidak ada satu kata pun yang disampaikan kepada saya," ucap SBY, dengan menghela nafas.

Sebelumnya, Sekjen Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya menyesalkan sikap Ketua Partai NasDem Surya Paloh dan Bacapres Koalisi Perubahan dan Persatuan (KPP) Anies Baswesan dalam menunjuk Ketum PKB Muhaimin Iskandar sebagai Cawapres secara sepihak tanpa melibatkan Demokrat dan PKS selaku parpol di koalisi.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.