Dark/Light Mode

Suksesi Di PAN Menghebohkan

Tok...Tok...Tok... Palu Dibawa Pergi Pak Zul

Minggu, 22 Desember 2019 04:52 WIB
Zulkifli Hasan (kiri) dan Amien Rais. (Foto: Istimewa)
Zulkifli Hasan (kiri) dan Amien Rais. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Suksesi di tubuh Partai Amanat Nasional (PAN) menghebohkan. Lebih rame di banding suksesi di partai-partai lain. Padahal, tahapan suksesinya masih belum sampai hari "H".

Kemarin, DPP PAN menggelar rapat penetapan panitia kongres dan tempat kongres. Rapat itu tak diketahui publik. Baru ramai setelah muncul videonya di medsos. Ada kericuhan dalam rapat itu. Padahal, Amien Rais hadir.

Rapat itu dipimpin Ketum PAN Zulkifli Hasan. Karena rapat tak kondusif, politisi yang akrab disapa Zulhas itu dikabarkan sampai membawa palu di dadanya usai menutup rapat.

Di dunia nyata, cerita menghebohkan rapat DPP PAN ini diungkapkan eks Ketua DPP PAN, Agung Mozin. Menurut dia, rapat harian di Kantor DPP PAN, di Jalan Daksa I Nomor 10, Jakarta Selatan, yang berlangsung Jumat (20/12) malam, berujung ricuh.

"Seorang ketua umum partai kabur terbirit-birit bawa lari palu sidang saat memimpin rapat yang teramat penting, yaitu agenda penetapan lokasi kongres. Yang saya maksud adalah Zulkifli Hasan, Ketum PAN," ungkap Agung, kemarin.

Baca juga : OSO Akan Terbangkan Hanura

Memang, sebagai tindak lanjut dari Rakernas beberapa waktu lalu, DPP PAN harus menggelar rapat harian. Zulhas memimpin rapat yang agendanya menentapkan lokasi kongres. Selain Zulhas, hadir pula Ketua Dewan Kehormatan Amien Rais, Sekjen PAN Eddy Soeparno, Waketum PAN Ahmad Hanafi Rais, Waketum PAN Mulfachri Harahap, Waketum PAN Bima Arya, Waketum PAN Viva Yoga Mauladi, dan para ketua DPP PAN lainnya.

Masih menurut Agung, Zulhas pergi terburu-buru lantaran ogah rapat dihadiri kubu lawan. Jalannya rapat, lanjut Agung, juga tanpa diskusi. Seperti saat memilih panitia kongres. "Dia tidak ingin rapat dilanjutkan. Ketika buka rapat, hanya kira-kira 5 sampai 7 menit, untuk menentukan lokasi kongres, lalu akan membentuk tim, itu masih nggak apa-apa," ujar Agung.

Rapat jadi ricuh karena tiba-tiba Zulhas menunjuk sepihak loyalisnya, Sekjen PAN Eddy Soeparno, sebagai Ketua Steering Committee (SC) dan Ketua DPD PAN DKI Jakarta Eko Hendro Purnomo (Eko Patrio) sebagai Ketua Organizing Committee (OC). Peserta rapat yang tidak sekubu dengan Zulhas, memprotes keputusan tersebut. Namun, eks Ketua MPR ini bergeming. Ia langsung menutup rapat.

"Sebenarnya pada nggak setuju. Padahal dalam rapat sebelumnya diputuskan lewat voting yang jadi ketua SC adalah Saleh Daulay. Saat orang-orang sudah pada teriak-teriak protes, dia langsung ketok, kabur terbirit-birit bawa palu di dadanya. Rusuh, mereka membawa preman-preman, beberapa orang dari luar,” ujarnya.

“Pak Amien juga sudah ada di situ. Waktu mau voting, jumlah pendukung dia dan lawan seimbang. Makanya dia kabur, sudah nggak pede dia. Dia sudah tidak menghargai Pak Amien. PAN sudah seperti partai abal-abal," tambah Agung.

Baca juga : OSO Janji Demokratis

Tak sampai di situ, kata dia, setelah menutup rapat di Kantor DPP, Zulhas kembali menggelar rapat bersama para pendukungnya di rumah dinas Wakil Ketua MPR di Kompleks Widya Chandra di Jakarta Selatan.

Menanggapi kabar ini, Ketua DPP PAN, Yandri Susanto, geram. "Pak Agung tidak layak kutip. Beliau sudah bukan pengurus PAN. Dia ngurus diri sendiri juga gak bisa," ujar Yandri, kepada Rakyat Merdeka, tadi malam.

Meski begitu, Yandri merasa perlu meluruskan kejadian yang sebenarnya. Dia mengklaim, terus berada di belakang Zulhas saat rapat harian malam ini. Zulhas bukannya kabur, melainkan memang rapatnya telah kelar.

Diterangkannya, agenda rapat menentukan tempat dan menetapkan Sekjen PAN Eddy Soeparno sebagai Ketua SC dan Ketua DPD PAN DKI Jakarta Eko Hendro Purnomo sebagai Ketua OC Kongres V PAN. Untuk tempat, disetujui tidak berlangsung di kota di mana ada calon ketua umumnya.

Wasekjen PAN, Rizki Aljupri mengatakan, kericuhan terjadi karena kubu lawan Zulhas tidak setuju dipilihnya Sekjen PAN Eddy Soeparno jadi Ketua SC. "Setelah diketok Ketum pilih Sekjen jadi SC, tapi kubu sebelah nggak setuju karena Sekjen dianggap dukung Pak Zul. Lalu Andi Anzhar, sudah bukan pengurus DPP PAN, dia berdiri mau ambil palu sidang. Untung dicegah dan dilindungi kapten kami, Waketum Epriyadi Asda," ujar Rizki.

Baca juga : Oso Bakal Bangkitkan Kejayaan Hanura

Tak mau keributan merembet, Zulhas menyudahi rapat. Namun kericuhan tetap terjadi, bahkan salah satu kader berusaha merebut palu yang ada di tangan Zulhas, yang baru saja menutup rapat. Zulhas mempertahankan palu itu, lalu membawanya pergi. Aksi dorong-dorongan terus berlanjut antara pendukung Zulkifli dan loyalis kubu Amien Rais.

Internal PAN memang memanas jelang Kongres pemilihan ketum. Kubu Zulhas dan loyalis Amien Rais saling mengklaim mendapat dukungan. Zulhas akan kembali maju sebagai ketum. Amien Rais tak memberikan restu besannya itu. Kabarnya, Amien menduduk kandidat lain yakni kepada Mulfachri Harahap dan Dradjad Wibowo. [FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.