Dark/Light Mode

Tolak Ahok Masuk Tim Kampanye

JK: Ngerugiin Jokowi

Rabu, 13 Februari 2019 05:25 WIB
Wapres Jusuf Kalla merayakan ultah Ibu Mufidah Kalla yang ke-76 di rumah dinasnya, Selasa (12/2). (Foto: Setwapres)
Wapres Jusuf Kalla merayakan ultah Ibu Mufidah Kalla yang ke-76 di rumah dinasnya, Selasa (12/2). (Foto: Setwapres)

RM.id  Rakyat Merdeka - Meski sudah berseragam PDIP, Ahok diminta tidak usah ikut cawe-cawe masuk tim kampanye Jokowi. Soalnya, keterlibatan Ahok hanya akan merugikan Jokowi. Saran ini disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla di kantor Wapres, Selasa (12/2).

“Kalau saya ditanya (perlukah Ahok masuk tim kampanye) sebagai Ketua Dewan Pengarah TKN (Tim Kampanye Nasional), jangan!” tegas JK.

Dia khawatir, masuknya pria bernama lengkap Basuki Tjahja Purnama ini, justru akan menggerus suara Jokowi. Soalnya, bisa muncul stigma, Jokowi didukung penista agama. “Kan bahaya itu. Bisa mengurangi suara lagi,” selorohnya. 

JK tak menampik, Ahok yang sekarang minta dipanggil BTP itu, bisa memberikan suara karena memiliki pendukung fanatik yang akrab disebut “Ahoker”. Tetapi JK juga mengingatkan, banyak orang yang juga tak lupa Ahok adalah mantan terpidana kasus penista agama. 

Baca juga : Ahok Nguntungin, Apa Ngerugiin?

JK mengingatkan, Pilpres tinggal dua bulan lagi. Singkatnya waktu ini, diyakini JK, tidak akan berdampak signifikan jika Ahok ikut kampanye. “Efeknya tidak akan banyak,” tambah JK.
 
JK meminta Ahok tenang-tenang saja. “Jalan-jalan dulu atau apa. Karena Ahok kan sudah 4 kali pindah partai juga,” tutupnya. 

Sebelumnya, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto memastikan, Ahok yang resmi bergabung menjadi kader PDIP sejak akhir Januari lalu, hanya anggota biasa. Bukan juru kampanye. “Jadi Pak BTP tidak akan jadi juru kampanye. Karena dia ada agenda kegiatan pribadi di luar negeri,” ungkap Hasto. 

Ketua TKN Jokowi-Ma’ruf, Erick Thohir mengatakan, nama Ahok tidak ada dalam struktur TKN. “Apakah Pak BTP (Ahok) di TKN? Ya tidak ada. Kan sudah ada strukturnya,” beber Erick di Hotel Pullman, Jakarta, Minggu (10/2).

Pengamat Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Adi Prayitno sepakat dengan JK. Di tengah suasana politik identitas yang sedang memanas, kehadiran Ahok dalam tim kampanye Jokowi justru akan menjadi bumerang bagi capres-cawapres nomor urut 01 itu. “Saya sepakat dengan Pak JK. Bisa blunder bagi 01 jika Ahok masuk tim kampanye,” ujarnya, Selasa (12/2) malam.

Baca juga : Sekali Ma’ruf Turun Kampanye, Suara Jokowi Pasti Terdongkrak

Ditegaskan, perkara penistaan agama Islam yang pernah dilakukan Ahok, bisa kembali memunculkan sentimen agama yang saat ini mulai meredup. Apalagi, jika ada pihak yang mengkapitalisasi dan memprovokasi isu ini. “Bagi masyarakat Indonesia, isu penistaan agama ini bukan isu main-main. Ini melampaui isu ekonomi, hukum dan politik. Mereka tidak akan pernah lupa,” tegasnya. 

Adi mengingatkan, digandengnya Ma’ruf Amin tak mampu menambah popularitas dan elektabilitas Jokowi di mata umat muslim secara signifikan. Yang ada, justru turun pada survei Januari lalu. Jika menggandeng Ahok, popularitas dan elektabilitas Jokowi bisa makin nyungsep. Jokowi akan kembali dicitrakan sebagai pembela penista agama. Sebaliknya, ini malah bisa memperkuat dukungan kaum 212 ke Prabowo-Sandi.
 
Senada, Pengamat Politik Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin menyebut, Ahok bisa mendatangkan kerugian bagi Jokowi-Ma’ruf. Soalnya dia masih dicap sebagai penista agama. 

Isu agama ini yang akan menghantam Jokowi-Ma’ruf Amin seperti di Pilkada DKI 2017. “Saya kira akan merugikan Jokowi-Ma'ruf. Isu ini sangat berpengaruh menurunkan elektabilitas Jokowi-Ma’ruf,” ujar Direktur Eksekutif Indonesia Political Review ini.
 
Berbeda, Guru Besar Politik Universitas Indonesia (UI) Prof. Budyatna justru menyebut, masuknya Ahok bakal membawa keuntungan bagi Jokowi. Asal, bisa dikelola dengan baik. Sebab, Ahok memiliki banyak pendukung. Bukan cuma soal jumlah. Para pendukung Ahok ini juga loyal dan fanatik. 

“Ahok punya banyak pendukung. Tak cuma di Jakarta, tapi juga di seluruh Indonesia. Elektabilitas akan naik,” ujarnya kepada Rakyat Merdeka, Selasa (12/2) malam.

Baca juga : Poster Raja Jokowi Tak Masuk Kampanye Hitam

Ahok mampu mengerek suara, khususnya di kalangan milenial dan ibu-ibu. “Lantaran dua kelompok ini fans dan followers-nya BTP cukup banyak,” ucapnya. Kaum milenial pendukung Ahok diperkirakan bisa menyumbang 15-20 persen dari 80 juta pemilih. Sementara pemilih emak-emak, sekitar 10-15 persen suara.

Budyatna menyebut, kasus penistaan agama yang menjerat Ahok bukanlah halangan. Sebab kasus itu masih menjadi pro-kontra hingga hari ini. Berbeda dengan korupsi yang merupakan kejahatan luar biasa. 

Para Ahoker pun meyakini, Ahok bukanlah penista agama. Ahok diyakini hanya korban, dizalimi. “Yang dialami Ahok bukan kasus korupsi. Karena itu, ini tidak akan menghalangi Ahok untuk menaikkan elektabilitas 01,” tandas Budyatna. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.