Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Soal Amplop Ke Kiai, Luhut Bela Diri

Sabtu, 6 April 2019 12:16 WIB
Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan saat berkunjung ke Ponpes Nurul Cholil, Bangkalan, Madura, Sabtu (30/3). (Foto: Dok. Pribadi)
Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan saat berkunjung ke Ponpes Nurul Cholil, Bangkalan, Madura, Sabtu (30/3). (Foto: Dok. Pribadi)

RM.id  Rakyat Merdeka - Setelah sepekan jadi sorotan, Luhut Binsar Pandjaitan akhirnya mengklarifikasi soal video pemberian amplop kepada Kiai Zubair Muntasor di Pondok Pesantren Nurul Cholil.

Menko Kemaritiman itu membela diri. Luhut menyayangkan beragam fitnah yang muncul dari fakta tersebut. Sabtu akhir bulan lalu, Luhut mengunjungi Kiai Zubair Muntasor di Pondok Pesantren Nurul Cholil Bangkalan. Sehari setelah kunjungan, muncul video yang isinya pertemuan Luhut dengan Kiai Zubair.

Dalam video itu, Luhut minta kepada Sang Kiai mengajak umat dan santrinya ke TPS pada 17 April nanti. Luhut lalu berbisik kepada Kiai Zubair, memilih calon yang berbaju putih. Usai itu, Luhut menyelipkan amplop ke tangan Kiai saat bersalaman.

Usai pertemuan, Luhut mengaku kedatangannya untuk menjalin silaturahmi. Kata dia, dua tahun lalu sudah berkunjung ke pesantren ini. Cuplikan video itu dengan cepat jadi viral.

Pada Rabu (3/4) lalu, muncul tagar #AmplopLuhutAdaMaunya. Isi tagar tersebut antara lain mempertanyakan maksud Luhut memberi amplop tersebut. Tak cuma itu, sebagian warganet meminta Bawaslu menelusuri dugaan adanya pelanggaran kampanye.

Baca juga : Patok Penjualan Rp 7,9 T, Wika Beton Percaya Diri

Kubu oposisi langsung teriak-teriak. Di antaranya, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah. Dia menilai Luhut terlalu frontal dengan membagikan amplop secara terbuka. Padahal, itu melukai izzah atau kehormatan Sang Kiai. Hampir sepekan jadi bahan per cakapan, Luhut akhirnya memberikan klarifikasi.

Lewat rilis yang diterima redaksi, Jumat (5/4), dia menjelaskan tujuan pertemuan itu untuk menjenguk Kiai Zubair Muntasor yang sedang memiliki masalah kesehatan. "Sebagai tamu yang dijamu dan disambut dengan hangat, saya hanya dapat membalas dengan memberi bisyaroh (tanda terima kasih) sekadarnya untuk membantu pengobatan beliau," katanya.

Luhut menjelaskan, amplop yang diberikan kepada Kiai Zubair untuk biaya pengobatan dan sebagai rasa terima kasih atas bingkisan yang sebelumnya diberikan.

"Saya lebih dulu diberi oleh-oleh berupa batik dan batu akik. Begitulah tradisi yang kami lakukan untuk menjaga tali silaturahmi," jelas Luhut.

Dia menyesalkan ada pihak-pihak yang mengatakan telah terjadi jual beli suara dalam pertemuan tersebut. "Bagi saya, fitnah yang keji itu mencoreng kehormatan, terutamanya Kiai Zubair Muntasor dan pondok pesantren yang diasuhnya," tegasnya.

Baca juga : Sawit Terus Diganggu Eropa, Kesabaran Luhut Habis

Luhut mengimbau kepada para elite agar mengedepankan pikiran jernih ketimbang prasangka buruk, dan hati yang bersih ketimbang hati yang penuh kecurigaan. Menurutnya, ajaran hubungan dan jalinan silaturahmi yang sudah diajarkan turun temurun oleh para leluhur kita jangan dirusak oleh kepentingan sesaat para elite.

"Sebelum bertindak, bertanyalah dan berdialoglah dengan hati nurani yang paling dalam untuk melakukan sesuatu yang terbaik," pungkasnya.

Sementara, Advokat Cinta Tanah Air (ACTA) tak ingin menyudahi kasus ini. Kemarin, secara resmi mereka melaporkan Luhut atas tuduhan memberikan amplop kepada Kiai Zubair.

ACTA menuding, tindakan Luhut merupakan upaya mencari dukungan untuk Jokowi-Maruf. Tidak boleh memberikan sesuatu untuk mengarah dan mengajak kepada masyarakat memilih kepada salah satu paslon, yaitu nomor 01.

"Kami menduga adanya terstruktur, sistematis untuk melakukan money politics," kata Jubir ACTA, Hanfi Fajri di Kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Jakarta, Jumat (5/4).

Baca juga : Jamin Pilpres Aman, Luhut Tenangin Pengusaha

Hanfi menilai, dari video yang beredar di media sosial, terlihat Luhut datang ke pondok pesantren tersebut berbarengan dengan iring-iringan mobil Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf.

Selain itu, Hanfi juga melihat Luhut meminta agar para kiai dan santri datang ke TPS menggunakan baju putih, seperti seruan yang disampaikan Jokowi. Menurutnya, tindakan Luhut bisa disebut penyalahgunaan kewenangan atau abuse of power.

Pasalnya, Luhut bukanlah salah satu juru kampanye Jokowi-Maruf, melainkan menteri. "Tindakan itu sudah melampaui kewenangannya sebagai pejabat negara yang tidak netral, yang berpihak kepada paslon nomor 01," katanya. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.