Dark/Light Mode

Prabowo Disuruh Istirahat

Fahri Hamzah: Kalau Dia Selesai, Bahaya

Sabtu, 6 April 2019 11:22 WIB
Prabowo Subianto saat kampanye di Papua, 25 Maret lalu. (Foto: Istimewa)
Prabowo Subianto saat kampanye di Papua, 25 Maret lalu. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Sebagai loyalis dan pendukung berat, Fahri Hamzah memastikan Prabowo Subianto tidak sakit parah. Tapi, dia tetap meminta jagoannya itu istirahat. "Kalau dia selesai, bahaya," ucap Wakil Ketua DPR ini.

Kabar sakitnya Prabowo kali pertama meluncur dari mulut Hashim Djojohadikusumo, adiknya sendiri, Kamis (4/4). Hari itu, Prabowo seharusnya menghadiri kampanye di Pangkalpinang, Bangka Belitung (Babel). Namun, dia tidak datang. "Bapak Prabowo berhalangan hadir karena sakit," tutur Hashim, yang juga Direktur Komunikasi dan Media BPN.

Ketua Pemenangan Pasangan Capres Prabowo-Sandiaga Provinsi Kepulauan Babel, Erzaldi Rosman Djohan juga menyebut, Prabowo tidak bisa hadir dalam kampanye akbar di Lapangan Pasir Putih Pangkalpinang, karena tidak diizinkan dokter.

"Beliau pada Rabu (3/4) sengaja menunda berkampanye ke Sumatera Utara, memulihkan kesehatan untuk hadir kampanye akbar di Babel. Namun apa hendak dikata, kesehatan Prabowo tidak memungkinkan untuk hadir di daerah ini," ujar Gubernur Kepulauan Babel.

Hari itu, Prabowo juga batal menghadiri peringatan Isra Miraj di Aceh. Kabar sakitnya Prabowo kemudian ramai-ramai dibantah. Menurut Fahri, Prabowo hanya butuh istirahat. Jadwal kampanye yang padat diselingi rapat konsolidasi, membuatnya kelelahan. Dia pun meminta pendukung capres nomor urut 02 itu memakluminya.

"Kalau capres ini kadang-kadang menghilang dan harus istirahat, ya harus dimengerti juga. Karena memang mereka harus jaga diri. Kalau tidak, nanti kita sibuk pesta, dianya selesai, kan bahaya itu," ujar Fahri di Gedung DPR, Jumat (5/4).

Baca juga : Video Prabowo dan Ibu Irah, Diributin Kawan dan Lawan

Sandiaga Uno juga menyebut Prabowo sehat. Hanya, kurang istirahat. "Keadaan Beliau sehat. Banyak yang mempertanyakan apakah Beliau sakit. Sehat. Alhamdulillah. Ya Beliau kemarin mengambil jeda istirahat," papar Sandi di warung makan Terace Petruk, Gunungkidul, sebelum berangkat ke lapangan Demang Wonopawiro, Piyaman, Wonosari, Jumat (5/4).

Jubir BPN Andre Rosiade juga mengungkapkan hal yang sama. Prabowo disebutnya kecapean saja. "Bayangkan, berbagai titik berpidato di mana-mana. Itu kan menguras stamina," ujarnya di Gedung Dewan Pers, Jumat (5/4).

Prabowo beristirahat pada hari Kamis (4/4). Itu pun tak seharian. Hanya dari pagi hingga siang. Setelah itu, dia kembali memimpin rapat internal. Sore harinya, Prabowo ditemui direktur hukum dan advokasi BPN Ahmad Sufmi Dasco. Dia menerima laporan tentang kunjungan BPN ke Kementerian Perhubungan.

Seolah ingin membantah kabar sakitnya, tadi malam Prabowo menghadiri deklarasi dukungan dari sejumlah rektor dan mahasiswa di Gedung Balai Kartini. Berjas hitam, dasi merah, dan peci hitam, Ketum Gerindra itu tiba di Balai Kartini pukul 19.55 WIB. Wajahnya eks Danjen Kopassus itu, tampak segar bugar.

Begitu memasuki ruangan, Prabowo dikerubuti hadirin yang meminta berfoto bersama. Dia hanya melemparkan senyum. Pendukungnya yang lain, menyanyikan yel-yel. "Naik... Naik... Prabowo-Sandi... Turun... Turun... Jokowi".

Yel-yel ini mengambil melodi dari lagu Naik-naik ke Puncak Gunung. Lagu Indonesia Raya kemudian dinyanyikan sebagai pembuka acara. Usai itu, peserta kompak meneriakkan Prabowo Presiden sebanyak tiga kali. Lengkap dengan acungan dua jari khas pasangan 02 itu. Selain itu, takbir juga berkumandang di Balai Kartini.

Baca juga : Salat Jumat Jadi Perhatian Warga Selandia Baru

Prabowo pun menyampaikan pidato politiknya di depan ribuan akademisi yang tergabung dalam Gerakan Elaborasi Rektor, Akademisi Alumni dan Aktivis Kampus Indonesia alias Gerak Indonesia itu. Tak ada yang berubah dari pidatonya. Tetap dengan gaya meledak-ledak. Tidak bindeng seperti orang tengah sakit flu. Tidak juga pelan suaranya.

Prabowo mengaku sangat bersyukur bisa hadir dalam acara yang dihadiri oleh para rektor, akademisi, alumni dan aktivis kampus se-Indonesia tersebut. "Saya merasa dihormati dan berbesar hati mendapatkan dukungan akademisi dan kampus karena suatu bangsa nasibnya dan masa depan ditentukan para guru-guru," puji Prabowo.

Prabowo juga mengajak para guru besar dan profesor untuk turun gunung mengatasi persoalan bangsa dan jangan hanya tinggal di menara gading. Namun, harus ikut berperan mengatasi persoalan yang dihadapi bangsa. Dalam pidatonya, Prabowo kembali mengingatkan soal kemungkinan adanya manipulasi pemilihan umum. Ada potensi sekian belas persen suara yang akan dicuri.

Dia pun menegaskan harus menang dengan minimal selisih 25 persen. "Hanya itu, hanya itu usaha kita," tegasnya.

Selain itu, Prabowo sempat berkisah dirinya pernah menyarankan Soeharto mundur dari jabatan presiden pada era reformasi 1998-1999. "Bukan karena saya tidak loyal pada Pak Harto, justru karena saya loyal pada Pak Soeharto, justru karena saya cinta sama Pak Harto," seloroh Prabowo.

Cerita ini berawal saat Prabowo menyebut, salah satu persoalan Indonesia saat ini adalah mengalirnya kekayaan nasional ke luar negeri. Ini terjadi selama puluhan tahun sejak zaman Soeharto. Ini terjadi karena para elite gagal dalam mengelola negara. Termasuk, dirinya. "Kita harus akui bahwa ini kegagalan kita semua. saya ikut karena saya bagian daripada suatu rezim yang berkuasa. Saya dulu jenderal. Saya elite tentara," tuturnya.

Baca juga : PKS Dapat "Keadilan", Fahri Dapat Sejahtera

Dia pun meminta rakyat mengoreksi perilaku elitenya. Hal ini, pernah dilakukan Prabowo terhadap mertuanya sendiri, Soeharto. Ketika itu Prabowo dihadapkan pada dua pilihan, membela keluarga atau setia pada bangsa dan negara. Pilihan kedua yang diambilnya.

"Saya berusaha mengoreksi rezim itu dari dalam. Bersama kawan-kawan, kami berusaha dan kami melancarkan dan kami mendukung gerakan reformasi waktu itu. Walaupun pemimpin rezim yang berkuasa saat itu adalah mertua saya sendiri," tuturnya.

Soeharto, saat itu berada dalam keadaan yang sulit. Prabowo pun menyarankan jabatan presiden diserahkan ke orang yang lebih muda.

Sementara, Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf Amin berharap Prabowo bisa terus sehat. "Memang tidak mudah memenuhi harapan masyarakat, para calon pemimpin harus didukung dengan kesehatan yang prima dan kekuatan mental yang juga prima," harap Wakil Ketua TKN, Johnny G Plate.

Politikus Nasdem itu lantas membandingkan Prabowo dengan pasangan Jokowi-Maruf. Menurutnya, Jokowi-Maruf memiliki stamina prima walaupun menjalani kegiatan kampanye yang padat. Daya tahan dan stamina Kiai Maruf melaksanakan kampanye sangat luar biasa. Apalagi Pak Jokowi, walaupun hujan, tetap menemani rakyat yang setia mengikuti acara kampanye di Tegal.

"Patut juga jika kami memberi apresiasi yang tinggi," tandasnya. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.