Dark/Light Mode
- Kinerja Industri Manufaktur Terganggu Urusan Koordinasi Antarinstansi
- KAI Tutup Posko Angkutan Lebaran, Penumpang KA Naik 18 Persen
- 100.000 Pendukung Prabowo-Gibran Gelar Aksi Damai di MK, Jumat Besok
- Didampingi Ibu Wury, Wapres Gelar Halal Bihalal Bareng Pegawai Dan Media
- Bobby Tetap Mau Daftar Jadi Bacagubnya PDIP
Sebelumnya
“Siapa bilang (keok), ini sengaja dimainkan sama mereka. Tadi saya hadir kok di pengadilan. Itu permainan saja untuk membuat framing publik,” kata Max ketika dihubungi tadi malam.
Max punya alasan kenapa pihaknya disebut tidak pernah menghadiri ketiga persidangan itu. Namun, ia menyarankan agar mengkonfirmasi ke pihak kuasa hukum untuk mendapatkan penjelasan detil. Yang jelas, ia memastikan pertarungan di pengadilan masih berlanjut. Belum game over.
Kuasa hukum penggugat, Rusdiansyah menjelaskan duduk perkara kenapa pihaknya disebut tidak pernah menghadiri sidang. Dia bilang, gugatan tersebut sebetulnya sudah dicabut sejak tanggal 16 April lalu. Sebelum sidang pertama dimulai.
Baca juga : Bamsoet Ingatkan Pentingnya Keterbukaan Informasi Publik Pengadaan Barang
“Kita sudah cabut (gugatannya) dan surat tanda terima sudah ada sama kita. Kita heran juga kenapa sidang masih lanjut,” ujar Rusdiansyah, yang dihubungi, tadi malam.
Pencabutan gugatan itu dilakukan karena pihak KLB ingin mengajukan gugatan baru. Isinya kurang lebih sama, yakni soal AD/ART tahun 2020 yang dinilai bertentangan dengan Pancasila, UUD 1945 dan UU Partai Politik. “Tapi apapun itu, kita hormati (putusan majelis hakim),” sambungnya.
Namun, pakar komunikasi politik Ujang Komarudin menilai, dari sudut pandang mana pun, kubu Moeldoko saat ini dalam keadaan lemah. Khususnya setelah hasil KLB ditolak oleh Kemenkumham.
Baca juga : Sahabatnya Kemakan Hoaks, Mahfud Lempengin Pernyataan Soal Korupsi
“Mereka sudah kalang kabut, cerai berai, dan aman kan diri masing-masing. Sudah tak solid lagi,” nilai Ujang dalam perbincangan tadi malam.
Harusnya, sambung dia Moeldoko cs serius mengambil alih Partai Demokrat. Yakni dengan bertempur habis-habisan di pengadilan. Namun, ia melihat yang terjadi malah sebaliknya.
“Perjuangan mereka sudah tak ada tenaga. Dan bisa game over atau gatot, gagal total untuk bisa ambil alih Partai Demokrat,” pungkasnya. [SAR]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.