Dark/Light Mode

Pasang Tenda Di Hambalang

Moeldoko Cs Nyaris Kesambar Petir

Jumat, 26 Maret 2021 07:00 WIB
Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) Max Sopacua (kanan) menyampaikan keterangan pers di kawasan Wisma Atlet Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (25/3/2021). (ANTARA/Yulius Satria Wijaya)
Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) Max Sopacua (kanan) menyampaikan keterangan pers di kawasan Wisma Atlet Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (25/3/2021). (ANTARA/Yulius Satria Wijaya)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kubu Moeldoko kembali menyerang Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Kali ini, serangan dilakukan dari Hambalang, di tengah guyuran hujan lebat. Tendanya nyaris roboh karena diterpa angin kencang, nyaris saja mereka juga kesambar petir.

Ada dua tenda putih terpasang di Bukit Hambalang, Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, yang disediakan panitia. Di dalamnya, ada beberapa kursi dan sederet meja memanjang, bertaplak putih biru. Di sini lah konferensi pers digelar.

Mula-mula, cuaca di Desa Hambalang, Citereup, Bogor itu, tampak cerah berawan. Namun, tiba-tiba awan mendung datang, disusul angin bertiup kencang. Sekelebat kemudian, sekitar pukul 13.20 WIB hujan rintik membasahi kawasan di tengah hutan itu.

Baca juga : Gelar Konpers Di Hambalang, Demokrat Kubu Moeldoko Minta Maaf Ke Jokowi

Tak biasanya memang, Hambalang dipilih sebagai lokasi konferensi pers (konpers). Karena, biasanya kubu Moeldoko cs menggelar konpers di cafe dan restoran jantung Ibu Kota.

Kenapa digelar di Hambalang? Inisiator Kongres Luar Biasa (KLB) Demokrat di Deli Serdang, Damrizal yang pertama pegang mic, memberi bocoran. “Di sini Hambalang, masih banyak sisa-sisa yang kami minta kepada pemerintah, bahwa kebenaran mesti tegak walau langit akan runtuh,” ucapnya, menyiratkan masih belum tuntasnya penanganan kasus korupsi proyek mangkrak di era SBY itu.

Giliran Muhammad Rahmad, yang dinobatkan sebagai Juru Bicara Demokrat kubu Moeldoko, ucapannya lebih pedas. Dia menyebut, proyek triliunan rupiah itu, hampir menjadi candi. “Candi Hambalang,” sindirnya. Sampai di sini, cuaca berubah, hujan turun kian deras.

Baca juga : AHY Di Depan, Moeldoko Ketinggalan

Ia kemudian, mengisahkan bagaimana Pusat Olahraga dan Sekolah Atlet ini menjadi awal sejarah kudeta kursi Ketua Umum Partai Demokrat sah kala itu, Anas Urbaningrum. Kudeta lewat jalur hukum, yang menurutnya, terkesan dipaksakan.

Rahmad menepis tudingan adanya intervensi dari pemerintahan Jokowi di balik penunjukan Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB Deli Serdang. SBY bersama AHY, kata dia, sengaja membangun narasi untuk menyesatkan publik. Lalu, ia memaparkan sejumlah argumentasi yang menjadi dasar pentingnya digelar KLB.

Suasana makin panas ketika giliran Max Sopacua yang ngomong. Politisi Demokrat yang pernah 10 tahun duduk di kursi DPR dari Dapil Bogor itu, mengaku tahu betul apa yang terjadi di Hambalang. “Ini daerah pemilihan saya,” klaimnya.

Baca juga : Yasonna Maju Kena Mundur Kena

Sayangnya, ia tersingkir dari Demokrat setelah SBY menjabat sebagai Ketua Umum. Sehingga sejak 2014, ia tak lagi menjadi penghuni Senayan. “Tapi Ketua RW, tetap,” candanya, disambut ketawa hadirin.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.