Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Imam Besar Masjid Istiqlal: Mari Jadikan Ramadhan Sebagai Momentum Persatuan
Sabtu, 4 Mei 2019 12:30 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Imam Besar Masjid Istiqlal Prof Nasaruddin Umar mengajak semua pihak menjadikan Bulan Suci Ramadhan, sebagai momentum persatuan. Tidak saling mencela, dan tidak menganggap enteng pihak lain.
"Mari kita sambut Ramadhan dengan penuh ketenangan, kebahagiaan, dan kedamaian. Jangan pernah menghujat orang. Ulama sejati tidak akan pernah meremehkan orang lain, sementara kita sedang puasa," kata Nasaruddin, saat memberikan tausiyah dalam acara Multaqo Ulama, Habaib, dan Cendekiawan Muslim untuk Kemaslahatan Bangsa di Ballroom Hotel Kartika Chandra, Semanggi, Jakarta Pusat, Jumat (3/4) malam.
Nasaruddin menegaskan, masyarakat harus bersyukur dengan sistem demokrasi yang berlaku di Indonesia. Sebab, menurutnya, banyak negara yang tidak memberi ruang bagi warganya untuk menyampaikan aspirasi.
Baca juga : Herman Dorong Mahasiswa Aktif Sampaikan Gagasan Soal Pemilu
"Kita bersyukur, Indonesia tampil menjadi negara demokrasi. Sekarang ini, banyak negara yang ingin seperti Indonesia. Tidak ada perbedaan di antara warga Indonesia," ujarnya.
Di tempat yang sama, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj menegaskan, acara Multaqo Ulama bukanlah kegiatan politik. Ia menjelaskan, kegiatan itu adalah perkumpulan para ulama, habaib, dan cendekiawan dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Sehingga, umat Islam dapat menjalani ibadah puasa dengan tenang.
"Seluruh habaib dan tokoh agama ikut mendoakan negara Indonesia, agar selalu damai dan aman pasca Pemilu 2019," tutur Said.
Baca juga : Bupati Talaud Masih Janjikan 5 Proyek Lagi Untuk Pengusaha Bernard
Multaqo atau pertemuan alim ulama ini menghasilkan delapan rekomendasi untuk umat Islam di Tanah Air. Pertama, masyarakat muslim di Indonesia diminta mengawal Islam yang rahmatan lil alamin. Kedua, sesama muslim harus menanggalkan perbedaan terkait dengan pemilihan umum 2019. Sehingga, umat Islam Indonesia memasuki Bulan Suci dengan kedamaian, tanpa permusuhan.
Ketiga, seluruh pihak diminta bersama-sama mewujudkan stabilitas keamanan, perdamaian, dan situasi yang kondusif. Antara lain, dengan mengedepankan persaudaraan tanpa menonjolkan sifat kontra produktif. Keempat, umat Islam diminta menghindari aksi provokasi dari pihak tak bertanggung jawab. Sebab, hal itu bisa mengganggu ibadah di Bulan Suci, bahkan dapat menghilangkan pahala Ramadan.
Kelima, seluruh umat Islam di Tanah Air harus menaati peraturan perundang-undangan. Dalam prinsip Islam sendiri, hal tersebut diwajibkan sebagai hubungan yang konstruktif dan penuh rasa hormat, kepada pemerintah yang sah. Keenam, masyarakat muslim diminta tak melakukan aksi inkonstitusional, baik secara langsung dan tidak langsung. Sebab, tindakan seperti itu bertentangan dengan ajaran Islam dan mengarah ke pemberontakan atau bughat.
Baca juga : Menpora : Jadikan Pemilu Momentum Berdemokrasi dengan Baik
Ketujuh, umat Islam diminta fokus berlomba dalam kebaikan dalam konteks meningkatkan ekonomi umat. Dengan demikian, umat Islam Indonesia dapat melakukan pengentasan kemiskinan bagi ketimpangan, serta mengejar ketinggalan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kedelapan, acara multaqo seperti ini akan dijadikan kegiatan rutin bagi seluruh alim ulama di Indonesia. Terutama, dalam rangka mengawal implementasi dari rekomendasi multaqo Jumat (3/5). Pertemuan serupa, akan kembali digelar di semester dua 2019. [IPL]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya