Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

TKN Jokowi: Politisasi Petugas Pemilu Wafat Sudah Keterlaluan

Minggu, 12 Mei 2019 07:18 WIB
Abdul Kadir Karding
Abdul Kadir Karding

RM.id  Rakyat Merdeka - Tewasnya petugas pemilu terus bertambah. Kelelahan dan serang jantung menjadi penyebab kematiannya. Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Abdul Kadir Karding menilai, isu petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) meninggal dijadikan dagangan politik oleh pasangan nomor urut 02.

"Saya melihat ada kecenderungan 02 tidak dapat memperlihatkan data dan fakta soal kecurangan-kecurangan. Isu bahkan digeser dan digoreng ke KPPS yang meninggal atau yang sakit. Saya yakin ini Indikasi politisasi," ujar Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf, Abdul Kadir Karding, kepada wartawan, di Jakarta.

Baca juga : Jempol Buat Warga NTT, Pemilu 2019 Lancar Tanpa Kecurangan

Karding menilai, manuver politik menggunakan isu meninggalnya petugas pemilu sudah keterlaluan. Dia meminta seluruh tokoh politik bisa menahan diri dan memahami kesedihan keluarga korban yang ditinggalkan.

"Jangan meninggalnya KPPS ini dijadikan bahan komoditi politik. Kami prihatin, orang jadi korban tapi dijadikan alat politik,"keluhnya.

Baca juga : Terus Bertambah, 2 Petugas Pemilu di NTT Meninggal

Selama pelaksanaan Pemilu 2019, total 469 petugas KPPS yang dilaporkan meninggal dunia. Petugas KPPS yang dilaporkan sakit berjumlah 4.602 orang. Jadi total petugas yang sakit dan meninggal sebanyak 5.071 orang.

Namun Karding tak memungkiri banyaknya petugas penyelenggara pemilu yang meninggal perlu diusut. Namun hasil investigasi itu tidak bernuansa politis dan digunakan untuk evaluasi pelaksanaan pemilu ke depan.

Baca juga : Jokowi: APBN 2020 Fokus Pada Penguatan SDM dan Perlindungan Sosial

"Pembentukan pansus kemudian digoreng sana-sinilah, itu justru tidak membantu kepada korban tapi malah akan menyakiti mereka. Karena mereka sudah korban tapi masih 'diekspos' sedemikian rupa dan digunakan untuk kepentingan-kepentingan politik kelompok," ujarnya. (MHS)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.