Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Kinerja Industri Manufaktur Terganggu Urusan Koordinasi Antarinstansi
- KAI Tutup Posko Angkutan Lebaran, Penumpang KA Naik 18 Persen
- 100.000 Pendukung Prabowo-Gibran Gelar Aksi Damai di MK, Jumat Besok
- Didampingi Ibu Wury, Wapres Gelar Halal Bihalal Bareng Pegawai Dan Media
- Bobby Tetap Mau Daftar Jadi Bacagubnya PDIP
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Keterlibatan Perempuan Masih Minim
Pemilu Belum Ramah Terhadap Kaum Hawa
Sabtu, 1 April 2023 06:45 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Pemilu yang merupakan salah satu instrumen penting dalam menegakkan demokrasi, ternyata belum ramah terhadap kaum hawa. Keterlibatan perempuan dalam pemilu masih minim.
Program Officer International NGO Forum on Indonesian Development (INFID), Rizka Antika mengatakan, urgensi keterlibatan perempuan dalam pemilu perlu digaungkan. Hal ini untuk menunjang diversitas dalam kelompok pengambil keputusan.
“Berbicara diversitas, tentunya berbicara tentang keterlibatan perempuan. Itu salah satu urgensi utama kenapa perempuan harus dilibatkan menjadi pengambil keputusan. Bukan hanya menjadi perwakilan yang deskriptif, melainkan juga substantif,” ujar Rizka, kemarin.
Baca juga : DPR Minta Tahapan Pemilu Jangan Sampai Terganggu
Menurut dia, salah satu cara untuk mendorong keterlibatan perempuan adalah dengan membangun optimisme. Caranya, kata dia, melalui pembingkaian (framing) karakteristik kepemimpinan perempuan yang khas.
“Perempuan memiliki karakteristik kepemimpinan yang berempati, mau bekerja sama, kolaboratif, dan mengayomi,” bebernya.
“Sayangnya, karakteristik tersebut tidak banyak dilihat sebagai karakteristik yang ideal untuk menjadi pemimpin politik,” sambung Rizka.
Baca juga : Ingat, Nasib Pemilu 2024 Tergantung Kaum Muda
Menurut Rizka, salah satu yang bisa dilakukan adalah bagaimana membangun narasi dan memberikan ruang kepada perempuan dalam politik. Karena, kata dia, sebenarnya ada beragam bentuk kepemimpinan yang bisa berhasil dalam menangani permasalahan.
“Dorongan urgensi keterlibatan perempuan ini adalah untuk menekan hegemoni maskulinitas dalam ruang politik. Politik telah didesain oleh laki-laki untuk melanggengkan hegemoni itu sendiri,” ujarnya.
Rizka mendorong para perempuan harus berupaya lebih untuk masuk ke dalam ranah politik. Kendati, kata dia, ketika baru mau masuk ke ranah politik saja, sebenarnya sudah memberikan harga yang lebih besar karena dia akan menjadi sosok yang menghancurkan hegemoni tersebut.
Baca juga : Pembangunan Berefek Positif Terhadap Kegiatan Ekonomi
“Keterlibatan perempuan di ranah politik juga menemui permasalahan dari segi bias pragmatis. Baik dari parpol (partai politik) atau dari voters (pemilih), menilai bahwa chance (kesempatan) perempuan akan sangat sulit. Jadi, secara pragmatis mereka akan memilih laki-laki saja,” jelas Rizka.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya