Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Membahas Kekosongan Dalam Politik

Kamis, 4 Mei 2023 21:04 WIB
Kekosongan dalam politik (Ilustrasi: Mey Lee)
Kekosongan dalam politik (Ilustrasi: Mey Lee)

Kajian seperti ini agak jarang, tetapi justru analisis ini menawarkan kesempatan buat kita untuk merefleksikan prinsip dasar sistem politik, mendorong pemikiran yang inklusif dan toleran, serta mengevaluasi efektivitas struktur politik sekarang. Dalam menghadapi fenomena ini, kita diingatkan untuk tetap kritis dan terbuka, sambil menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan progresif lewat inovasi dan reformasi politik.

Dalam konteks politik yang lebih luas, kekosongan mencakup berbagai situasi atau konsep. Mulai dari kekosongan kekuasaan sampai kekosongan dalam politik aplikatif. Tulisan ini bakal mengulik berbagai konsep kekosongan dalam politik, menggali ideologi dan pemikiran yang mendasari tiap konsep, dengan menggunakan sumber yang relevan dan pemikiran para ahli.

Kekosongan Kekuasaan

Kekosongan kekuasaan, atau "power vacuum," mengacu pada situasi ketika seseorang dalam posisi kekuasaan kehilangan kendali atas sesuatu, dan tidak ada yang menggantikannya (Newman, 2004). Hal ini dapat terjadi ketika pemerintah tidak memiliki otoritas pusat yang dapat diidentifikasi atau ketika partai politik mundur dari peran mereka dalam politik perwakilan, sehingga menciptakan kekosongan demokrasi (Dahl, 2006).

"Kekosongan kekuasaan dapat menciptakan ketidakstabilan politik dan ekonomi serta meningkatkan risiko konflik dan ketegangan antar kelompok politik dan masyarakat."

Retorika Kekosongan dalam Politik

Baca juga : Mempertahankan Nilai Ramadan Dalam Berpolitik

Retorika kekosongan mengacu pada penggunaan gaya komunikasi yang secara strategis menghindari informasi substantif atau konkret untuk mencapai tujuan politik tertentu (Krebs & Jackson, 2007). Dalam politik, retorika kekosongan sering digunakan untuk mempengaruhi opini publik, mengalihkan perhatian dari isu-isu kontroversial, atau untuk membangun koalisi politik berdasarkan kesamaan pandangan yang samar. Pendekatan ini dapat mengakibatkan polarisasi dan kebuntuan politik, serta mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap institusi politik.

Mengatur Kekosongan: Politik yang Mengalami Pengosongan

Dalam bukunya yang berjudul "Ruling the Void," Peter Mair menggambarkan fenomena "pengosongan" politik di demokrasi Eropa Barat, ketika partisipasi pemilih menurun, keanggotaan partai politik utama menyusut, dan para partai yang tetap setia kehilangan antusiasme (Mair, 2013). Pengosongan politik ini dapat mengakibatkan pergeseran dalam sistem politik dan perubahan dalam cara partai-partai politik berinteraksi satu sama lain serta dengan masyarakat.

Kekosongan dan Politik Universal

Dalam karangan Sergei Prozorov, "Ontology and World Politics: Void Universalism I," ia menggambarkan konsep "kekosongan universalisme," yang mengacu pada kekosongan dalam politik dunia yang menciptakan ruang bagi dominasi ideologi global tertentu (Prozorov, 2013). Prozorov berpendapat bahwa kekosongan ini menyebabkan dominasi ideologi liberalisme global, yang mendasari hubungan internasional, ekonomi, dan budaya yang kita lihat saat ini. Kekosongan dalam politik dunia ini memungkinkan aktor global yang kuat untuk mempengaruhi agenda politik dan ekonomi di seluruh dunia dan mendominasi diskursus dan tatanan global.

Dalam beberapa kasus, kekosongan politik muncul karena kejadian yang tidak terduga atau krisis politik yang menyebabkan hilangnya pemimpin atau pemerintahan yang sah. Pada 1998, Indonesia mengalami kekosongan politik saat Presiden Soeharto mengundurkan diri setelah berkuasa selama lebih dari 30 tahun. Situasi tersebut menciptakan ketidakpastian politik dan ekonomi yang signifikan, yang pada akhirnya memicu reformasi demokrasi dan pemilihan presiden yang bebas dan adil. 

Baca juga : Bermaafan Dengan Lawan Politik

Pada 1963, Amerika Serikat menghadapi kekosongan politik setelah Presiden John F Kennedy dibunuh. Kekosongan ini menimbulkan kekhawatiran akan stabilitas politik dan keamanan nasional, serta spekulasi mengenai siapa yang seharusnya menggantikan Kennedy sebagai presiden. Akhirnya, Lyndon B Johnson dilantik sebagai presiden dan berhasil memulihkan stabilitas politik. 

Di Rusia pada 2007, kematian Presiden Boris Yeltsin menciptakan kekosongan politik yang memicu perdebatan sengit antara partai politik mengenai siapa yang seharusnya menjadi pengganti Yeltsin. Akhirnya, Dmitri Medvedev terpilih sebagai presiden, mengakhiri kekosongan politik dan membawa stabilitas politik.

Pakistan sempat menghadapi kekosongan politik pada 2007 ketika Perdana Menteri Benazir Bhutto dibunuh. Krisis ini menyebabkan ketidakstabilan politik dan keamanan di negara tersebut, yang mempengaruhi kehidupan masyarakat dan ekonomi nasional. 

Zimbabwe juga sempat menghadapi kekosongan politik pada 2017 setelah Presiden Robert Mugabe digulingkan. Situasi ini memicu perdebatan sengit antara partai politik mengenai siapa yang seharusnya menggantikan Mugabe. Emmerson Mnangagwa akhirnya terpilih sebagai presiden, mengakhiri kekosongan politik.

Korea Utara pun mengalami kekosongan politik pada tahun 2011 setelah kematian pemimpinnya, Kim Jong-il. Kejadian ini menimbulkan kekhawatiran mengenai stabilitas politik dan keamanan di Semenanjung Korea. Namun, Kim Jong-un, putra Kim Jong-il, akhirnya mengambil alih kepemimpinan dan mengisi kekosongan politik tersebut.

Mesir menyusuri kekosongan politik pada 2013 setelah kudeta militer yang menggulingkan Presiden Mohamed Morsi. Kekosongan ini memicu kerusuhan politik dan keamanan, serta menimbulkan kekhawatiran mengenai masa depan demokrasi di negara tersebut. Akhirnya, Abdel Fattah el-Sisi, yang memimpin kudeta tersebut, terpilih sebagai presiden dan mengakhiri kekosongan politik, meskipun demokrasi di negara tersebut tetap dalam kondisi rapuh.

Baca juga : Sambut Lebaran, Telkomsel Berangkatkan 1.400 Pemudik

Ternyata kajian ini penting untuk menjadi perhatian, terlepas dari dampaknya, penting bagi masyarakat internasional untuk memahami dan mengatasi kekosongan politik agar dapat meminimalkan risiko dan mendukung proses pemulihan yang inklusif dan demokratis.

Menangani Kekosongan: Strategi dan Pendekatan

Untuk mengatasi berbagai konsep kekosongan dalam politik, beberapa strategi dan pendekatan telah diusulkan. Salah satunya adalah pendekatan inklusif dalam pembentukan kebijakan, yang menekankan partisipasi aktif masyarakat dalam proses politik, serta transparansi dan akuntabilitas institusi politik (Young, 2000). Pendekatan lain meliputi pengembangan mekanisme demokrasi langsung dan deliberatif, yang memungkinkan masyarakat untuk terlibat lebih langsung dalam pengambilan keputusan politik dan mengurangi kekosongan dalam proses politik (Mansbridge, 2003). Selain itu, pemikiran politik alternatif dan pendekatan baru dalam politik internasional dapat membantu mengisi kekosongan yang ada. Misalnya, menggabungkan perspektif multipolar dan multilateral dapat mengurangi dominasi ideologi tunggal dalam politik dunia dan menciptakan keseimbangan kekuatan yang lebih adil (Acharya, 2007).

Penutup

Kekosongan dalam berbagai aspek politik memiliki dampak yang signifikan pada stabilitas, kepercayaan masyarakat terhadap institusi politik, dan kualitas demokrasi. Mengidentifikasi dan memahami konsep kekosongan yang berbeda adalah langkah penting untuk mengatasi tantangan yang dihadapi sistem politik saat ini. Dengan menerapkan strategi yang inklusif, transparan, dan akuntabel, serta mengembangkan mekanisme demokrasi langsung dan deliberatif, kita dapat bekerja untuk mengisi kekosongan politik dan membangun sistem politik yang lebih kuat dan tangguh.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.