Dark/Light Mode

Rencana Terima Imin Selasa

PKS Sepertinya Tak Bisa Jauh Dari Anies

Minggu, 10 September 2023 08:45 WIB
Capres Anies Baswedan pada acara Milad PKS. (Foto: Rakyat Merdeka)
Capres Anies Baswedan pada acara Milad PKS. (Foto: Rakyat Merdeka)

RM.id  Rakyat Merdeka - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) akhirnya bersikap melunak terkait dipilihnya Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin jadi pendamping Capres Anies Baswedan. Rencananya, PKS akan terima kunjungan Imin, di kantornya pada Selasa (12/9) mendatang. Sikap PKS yang akhirnya melunak ini, disinyalir karena Partai Dakwah itu, memang tak bisa jauh dari Anies.

Sejak Anies-Imin dideklarasikan sebagai pasangan Capres-Cawapres di Hotel Yamato Surabaya, pekan lalu, PKS belum menunjukkan gelagat akan memberikan dukungan, khususnya kepada Imin. Selain tidak hadir dalam acara deklarasi tersebut, PKS juga memilih absen saat parpol dari Koalisi Perubahan menggelar pertemuan di NasDem Tower, Rabu (6/9).

Alasan PKS absen di 2 momen penting itu, karena dipilihnya Imin sebagai Cawapres. PKS mengaku belum menggelar rapat internal di forum Majelis Syuro untuk membahas soal Imin yang dipilih sebagai Cawapres. Karena dalam rapat Majelis Syuro sebelumnya, nama Imin tidak ada dalam rekomendasi Cawapres yang akan didukung PKS.

Namun, setelah dirayu langsung oleh Anies, PKS akhirnya melunak. Meskipun belum memutuskan akan mendukung Imin sebagai Cawapres, PKS siap menerima kedatangan bos PKB itu.  "Insya Allah, Selasa (12/9) kami sudah jumpa," kata Sekjen DPP PKS Habib Aboe Bakar Alhabsyi di Jayakarta Hotel, Nusa Tenggara Barat (NTB), kemarin.

Selain Imin dan pengurus PKB, kata Aboe, pertemuan tersebut rencananya akan dihadiri perwakilan NasDem. Menurutnya, ketiga partai berencana membuat deklarasi bersama.

PKS sendiri telah menyatakan tetap mendukung Anies, tetapi belum menentukan persetujuan terhadap Imin sebagai Cawapres. PKS baru akan menentukan setelah melalui mekanisme internal di Majelis Syuro.

Aboe juga menepis isu yang menyebutkan PKS bersitegang dengan PKB. Isu itu menyeruak lantaran PKS dinilai belum menentukan sikap terkait dukungan terhadap Imin sebagai pendamping Anies.

Baca juga : 4 Penyebab Lampu Taman Tenaga Surya Tak Bisa Menyala

"Oh, nggak ada (ketegangan). Masalahnya begini, Anda harus tahu, di politik nasional itu jadwal mereka padat. Ada acara di sini, ada acara di sana, padat," tegas Aboe.

Hal senada juga disampaikan Ketua DPP PKS, Ali Mardani Sera. Kata dia, PKS akan tetap berada di Koalisi Perubahan untuk mendukung Anies sebagai Capres. Termasuk mendukung keputusan koalisi yang memasangkan Anies dengan Imin.

"PKS dukung penuh Mas Anies. Dengan adanya Gus Imin, Insya Allah peluang menang kian besar," ujar Mardani.

Mardani menuturkan, dalam waktu dekat Majelis Syuro PKS akan membuat keputusan terkait dukungan. Setelah itu akan fokus pada pemenangan duet Anies dan Imin (AMIN). "Insya Allah Majelis Syuro akan segera membuat keputusan. Sesudah itu gaspol pemenangan AMIN," tuturnya.

Sebelumnya, Imin yang masih belum mendapat dukungan penuh dari PKS, terus melontarkan rayuan. Wakil Ketua DPR ini menilai, kehadiran PKS sangat dibutuhkan dalam perjuangannya di Pilpres 2024.

"Saya bersama Mas Anies berharap PKS tetap menjadi salah satu pilar utama perekat persatuan bangsa dan menjadi pilar utama di Koalisi Perubahan," tutur Imin, usai berkunjung ke makam Sunan Gunung Djati di Cirebon dalam rangka napak tilas Wali Songo.

Bagi PKB dan NasDem, keberadaan PKS akan mempermudah koalisinya dalam mewujudkan cita-cita. Terlebih, PKB dan PKS memiliki pengalaman berkoalisi pada pemilu sebelumnya.

Baca juga : Pengamat: Uji Emisi Bukan Solusi, Polusi Lebih Banyak Dari Karhutla

"Kami berharap PKS bisa semakin memperkokoh semangat untuk terus menjaga persatuan antarelemen bangsa dan mewujudkan cita-cita bersama untuk perubahan Indonesia yang lebih baik," kata Imin.

Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali menyakini, PKS tak akan hengkang dari Koalisi Perubahan. "Insya Allah. Kami berkeyakinan PKS akan terus bersama koalisi ini," kata Mad Ali, kemarin.

Menurutnya, PKS tak akan menarik dukungan hanya karena mantan gubernur DKI Jakarta itu menggandeng Imin. Apalagi, partai pimpinan Ahmad Syaikhu itu sudah sejak awal ikut mendeklarasikan Anies sebagai Capres. "Setelah NasDem, PKS lah yang mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai presiden, bismilah PKS, PKB dan NasDem akan berlayar bersama," tuturnya.

Kenapa PKS akhirnya melunak pada Imin? Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai, sikap PKS yang tetap berada di koalisi tak lain karena sosok Anies. Menurutnya, sejak dari DKI Jakarta hingga ke Pilpres 2024, PKS memang tidak bisa jauh dari Anies. PKS membutuhkan Anies untuk bantu mendongkrak keterpilihan partainya di Pemilu 2024.

"Tentu paling menonjol karena faktor ketokohan Islam Anies yang cenderung sesuai dengan PKS. Secara kolektif, dukungan PKS tentu pada Anies-Muhaimin, meskipun cenderung lebih pada Anies dibanding Muhaimin," ulas Dedi.

Dengan situasi itu, juga dibandingkan dengan tokoh lainnya, nyaris hanya Anies saat ini yang mendapat penerimaan mayoritas pemilih PKS. Tak heran, bila akhirnya, PKS akan tetap mendukung Imin karena ada Anies.

"Seiring kerja koalisi yang akan terus bersama, PKS pada akhirnya tetap harus mengekspresikan dukungan pada Muhaimin. Bagaimanapun, Anies-Muhaimin telah menjadi pasangan politik, tidak dapat berdiri sendiri," kata Dedi.

Baca juga : PIS-Pelindo Bangun Terminal Energi Tercanggih Dan Terhijau Di Indonesia

Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro pun memiliki pandangan yang tak jauh berbeda. Menurutnya, tidak ada tokoh yang dapat mewakili suara PKS, kecuali Anies.

"Secara institusional, PKS belum punya figur yang mumpuni sebagaimana Anies yang selalu berada dalam orbit tiga besar survei Capres. Di tahap ini, PKS memang tak punya pilihan, sehingga tindakan politik mendukung Anies adalah hal rasional," ulas Agung.

Lagipula, secara personal, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu memiliki kedekatan politik dengan PKS. Tepatnya, dimulai sejak Pilkada DKI 2017 hingga lengser sebagai gubernur tahun 2022.

"Suka atau tidak, susah melepaskan Anies dari PKS. Menimbang partai pimpinan Ahmad Syaikhu ini juga mulai merasakan coat tail effect dari mencapreskan Anies," kata Agung.

Selain itu, secara elektoral akhirnya pilihan Anies-Imin menjadi keniscayaan, ketimbang harus merapat ke koalisi lain. Di mana PKS hanya menjadi pelengkap atau membuat koalisi baru yang membutuhkan waktu.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.