Dark/Light Mode

Cari Cawapres, Mega Terus Diskusi Dengan Jokowi

Senin, 25 September 2023 08:29 WIB
Presiden Jokowi bisik-bisik dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri saat Rakernas PDIP, di Jakarta, Selasa (6/6). (Foto: Ng Putu Wahyu Rama/RM)
Presiden Jokowi bisik-bisik dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri saat Rakernas PDIP, di Jakarta, Selasa (6/6). (Foto: Ng Putu Wahyu Rama/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri terus mencari sosok yang akan dipilih menjadi Cawapres pendamping Ganjar Pranowo. Dalam proses pencarian itu, Mega terus berdiskusi dengan Presiden Jokowi dan para ketum parpol pendukung Ganjar. 

Pelibatan Jokowi dalam penentuan Cawapres Ganjar diungkapkan langsung Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto. Hal ini sekaligus membantah rumor bahwa Mega dan Jokowi sedang tidak baik-baik saja.

Menurut Hasto, sejumlah nama yang masuk dalam bursa Cawapres, sudah masuk dalam kajian dan sedang dipertimbangkan. Dalam momentum yang tepat, Cawapres yang dipilih akan diumumkan ke publik.

"Ya pencermatan kan sudah dilakukan cukup lama. Dan kemantapan hati dan pikiran itu kan sudah dibangun. Ibu Mega tinggal menunggu momentum yang tepat," kata Hasto, saat Rapat Kerja Daerah (Rakerda) PDIP Provinsi Gorontalo, Jumat (22/9/2023).

Hasto menegaskan, dalam proses penggodokan itu, Mega berulang kali berdialog dengan Jokowi. Sebagai kader terbaik PDIP yang telah menang dalam 2 kali Pilpres, penting bagi PDIP mendengar masukan dari Jokowi. Termasuk mendengarkan masukan dari ketua umum partai koalisi. Seperti Plt Ketum PPP Muhamad Mardiono, Ketum Hanura Oesman Sapta Odang, dan Ketum Perindo Hary Tanoesoedibjo. "Jadi untuk Cawapres ini, telah berulang kali berdialog dengan Jokowi," kata Hasto.

Hasto mengatakan Cawapres yang terbaik harus saling melengkapi dan mampu melanjutkan estafet kepemimpinan Jokowi. "Bergerak cepat untuk kemajuan Indonesia Raya," tegasnya.

Baca juga : Puluhan Relawan Ikrar Setia Tegak Lurus Tunggu Arahan Jokowi

Di tempat terpisah, Hary Tanoe mengungkapkan, rencana pertemuan para ketua umum partai politik pendukung Ganjar dalam waktu dekat. Pertemuan itu telah diagendakan rutin. Yakni hari Rabu. Tepatnya, Rabu pertama dan Rabu terakhir setiap bulan.

Hanya saja, pertemuan ketua umum parpol tidak dilakukan secara terus-menerus. Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar yang terdiri dari perwakilan masing-masing parpol yang menjalin pertemuan secara rutin.

"Dari pimpinan-pimpinan, Pak Arsjad dan lain-lain itu rutin, hampir setiap hari mereka rapat," kata Tanoe usai Fun Walk Partai Perindo bersama Ganjar di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Minggu (24/9/2023).

Sebelumnya, Tanoe mengakui nama Mahfud MD dan Sandiaga Salahuddin Uno masuk ke dalam bursa Cawapres untuk Ganjar. Ia menyebut, kriteria Cawapres harus memiliki chemistry yang baik dengan Ganjar.

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno mengamini pernyataan Hasto. Menurutnya, saat ini Cawapres Ganjar sudah mengerucut pada satu nama.

Hanya saja, Adi menilai PDIP Cs tidak akan buru-buru mendeklarasikannya. "Tinggal menunggu momen yang pas untuk diumumkan. Politik kan soal momentum," ulasnya saat dihubungi Rakyat Merdeka, tadi malam.

Baca juga : Di Bursa Cawapres, Erick Masih Terkuat

Lalu, siapa sosok yang akan mendampingi Ganjar? Kata Adi, Cawapres Ganjar tak mungkin keluar dari empat nama yang sebenarnya sudah mencuat ke publik. Ada Sandiaga Uno, Mahfud, Erick Thohir, dan Andika Perkasa.

Meski begitu, ia menilai Cawapres Ganjar masih misteri. Awalnya, pendamping terkuat Ganjar adalah Ridwan Kamil. Namun, mantan gubernur Jawa Barat itu justru dicoret.

Tanpa Emil, nama-nama di atas (Sandi, Mahfud, Erick, dan Andika) juga bisa mendongkrak perolehan suara Ganjar. "Di antara empat nama itu, semuanya bisa memberi faedah elektoral ke Ganjar," tutur Adi.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah mengatakan, sejak awal, lambatnya penentuan Cawapres baik di kubu Ganjar maupun Prabowo, karena faktor saling rebut pengaruh Jokowi. Faktanya, Jokowi punya andil dalam menentukan Cawapres, utamanya kepada Ganjar, sebagai sesama PDIP.

Jika mencermati relasi kelompok Jokowi dan Mega, peluang besar Cawapres Ganjar menyasar tokoh NU. Selain diperlukan menghalau kekuatan Anies yang sudah mendapat sebagian besar porsi NU melalui PKB dan Muhaimin Iskandar, juga ceruk NU yang besar dan tokoh NU cenderung tunduk jika telah diberi mandat.

"Tokoh NU ini besar kemungkinan dari kelompok kiai dan sepuh. PDIP punya catatan soal tokoh sepuh ini. Misalnya saja Hasyim Muzadi dan Maruf Amin," ulas Dedi.

Baca juga : Peluang Yusril Cawapres Prabowo Semakin Terbuka

Merujuk nama tokoh NU yang populer di kalangan nahdliyin saat ini, dan potensial tertarik masuk kekuasaan, ada Kiai Miftahul Achyar, dan Yahya Staquf.

Meskipun peluang kemenangan tidak cukup optimis, setidaknya bagi Jokowi, memecah konsentrasi Muhaimin dan PKB dengan memunculkan tokoh NU lainnya. Ini sudah cukup bagi kepentingan Jokowi.

"Karena, bisa saja Jokowi tidak sepenuhnya menginginkan Ganjar atau PDIP menang. Jika pun kalah, Jokowi masih memiliki Prabowo yang bisa diupayakan menang," kata Dedi.

Dalam kacamata politik Jokowi, antara Prabowo dan Ganjar, diupayakan ada satu pihak yang menghalau kekuatan Anies. Dan itu bisa saja dipilih Ganjar, dan Prabowo diharapkan bisa memenangi kontestasi.

Artikel ini tayang di Harian Rakyat Merdeka, edisi Senin (25/9), dengan judul “Cari Cawapres, Mega Terus Diskusi Dengan Jokowi”.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.