Dark/Light Mode

Jelang Pemilu 2024

Pakar UI: Pilihlah Pemimpin Yang Pro Kesejahteraan Ramah Lingkungan

Kamis, 26 Oktober 2023 17:21 WIB
Pakar Lingkungan UI Mahawan Karuniasa (Foto: Istimewa)
Pakar Lingkungan UI Mahawan Karuniasa (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pakar Lingkungan Universitas Indonesia (UI) Mahawan Karuniasa menegaskan pentingnya memilih sosok pemimpin yang pro-kesejahteraan ramah lingkungan atau memiliki sustainability quotient (SQ) tinggi, di Pilpres 2024.

Mahawan memaparkan, saat ini para ilmuwan baru saja menyelesaikan sembilan indikator kondisi Bumi yang aman bagi manusia. Namun, enam di antaranya telah melampaui batas aman di luar level safe operating space. Termasuk perubahan iklim, polusi, dan merosotnya keanekaragaman hayati.

“Kriteria pro kesejahteraan ramah lingkungan ini mencakup lima hal. Pertama, mampu menjaga kedaulatan sumberdaya alam tidak terbarukan, dengan menutup keran ekspor, menghemat dan mengutamakan kepentingan dalam negeri,” kata Mahawan dalam Webinar Mencari Figur Pemimpin Pro-Lingkungan yang diselenggarakan Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) bekerja sama dengan BBC Media Action, Kamis (26/10/2023).

Baca juga : Kementan Galakkan Metode Pengendalian Ramah Lingkungan

Kedua, mengendalikan sumber daya alam terbarukan. Seperti menciptakan swasembada pangan, mempercepat penyediaan energi bersih, dan mengendalikan jumlah penduduk yang terus membengkak.

Ketiga, pemimpin baru mesti mampu menghadapi triple planetary crisis (perubahan iklim, pencemaran, dan biodiversity loss) dengan memangkas emisi gas rumah kaca dan meningkatkan adaptasi, terutama terhadap kelompok rentan iklim. Di samping merestorasi dan menjaga ekosistem daratan dan lautan, serta penegakan hukum pencemaran lingkungan.

Selain itu, pemimpin baru juga harus mampu menghadapi krisis lainnya yaitu perubahan sistem lahan, air, dan siklus kimia. Terutama, fosfor dan nitrogen. Antara lain, dengan mengendalikan tutupan dan perubahan penggunaan lahan melalui tata ruang dan pengelolaan daerah aliran sungai, serta pengendalian pupuk pertanian dan limbah tambang.

Baca juga : Jelang Pemilu 2024, KSP Suarakan Penegakkan HAM Dalam Kontestasi Politik

Keempat, pemimpin baru perlu mampu menciptakan konsep kesejahteraan dan pembangunan SDM yang baru. Karena pada saat ini, kesejahteraan cenderung diukur dengan ekonomi. Namun pada kenyataannya, tidak sejalan dengan tingkat kebahagiaan masyarakat yang ingin dicapai.

Kelima, pemimpin baru harus mampu membangun sistem politik dan ekonomi yang tidak merusak lingkungan. Serta membangun etika bumi yang mendorong para pemangku kepentingan menjaga kehidupan yang harmonis dengan alam.

"Tidak ada pilihan lain bagi kita, untuk menjaga kelestarian Bumi Indonesia. Karena itu menjadi syarat menjadi negara maju di era saat ini. Semua pihak perlu mendorong, agar pemimpinnya memgembangkan kapasitas untuk memiliki kriteria pemimpin yang pro-kesejahteraan ramah lingkungan," tegas Mahawan, yang juga Ketua Umum Jaringan Ahli Perubahan Iklim dan Kehutanan Indonesia. 

Baca juga : Jokowi: Rakyat Butuh Pemimpin Yang Banyak Kerja Dan Bernyali

Dalam kesempatan tersebut, Dayu Nirma dari Binus University mengutarakan minimnya sense of crisis para pemimpin.

Sedangkan Kennedy Muslim dari Indikator Politik Indonesia, menyoroti tingginya kesadaran lingkungan pemilih muda. Hanya saja, keterlibatan mereka dalam membangun gagasan kebangsaan, terutama untuk membangun masa depan mereka, masih terbatas.

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.