Dark/Light Mode

Survei indEX: Elektabilitas Gerindra 17,7 Persen, PSI Bentuk Fraksi Di Senayan

Rabu, 17 Januari 2024 05:41 WIB
Infografis elektabilitas Partai Politik temuan Survei Index. (Foto: Ist)
Infografis elektabilitas Partai Politik temuan Survei Index. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Temuan survei Indonesia Elections and Strategic (indEX) Research menunjukkan Gerindra tetap unggul dengan elektabilitas mencapai 17,7 persen.

PDI Perjuangan pada peringkat kedua dengan elektabilitas 15,0 persen. Sementara itu Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengukuhkan diri sebagai pendatang baru di Senayan, dengan meraih elektabilitas hingga 6,8 persen. 

Direktur Eksekutif indEX Research Vivin Sri Wahyuni mengatakan, pencapresan Prabowo Subianto berbuah pada coattail effect yang dirasakan oleh Gerindra. 

Sebelumnya Gerindra selalu menempati posisi runner up dengan elektabilitas berkisar 12-14 persen. Perolehan suara Gerindra pada Pemilu 2019 lalu berada pada peringkat kedua, naik dari Pemilu 2014 yang masih di tiga besar.

Baca juga : Survei indEX: Kepuasan 82,4 Persen, Publik Pilih Capres Dukungan Jokowi

Coattail effect juga dirasakan PSI, di mana faktor Jokowi turut menentukan dalam gelaran elektoral kali ini.

“Asosiasi kuat PSI dengan Jokowi, ditambah kemunculan Kaesang dan dukungan PSI terhadap Prabowo-Gibran, membuat elektabilitas ikut terkerek,” jelas Vivin dalam siaran pers di Jakarta, pada Selasa (16/1/2024).

Partai lain yang turut menikmati kenaikan elektabilitas adalah Golkar, naik sejak November 2023 lalu dan kini mencapai 10,1 persen. “Golkar mempertahankan posisi tiga besar, setelah sempat tergeser oleh Demokrat pada 2021 dan 2022,” terang Vivin.

Demokrat sendiri bersaing ketat dengan PKB, masing-masing dengan elektabilitas 7,3 dan 7,1 persen.

Baca juga : Survei IPS: Elektabilitas Prabowo-Gibran Melesat Usai Diserang di Debat ke-3, Capai 51,8 Persen

“Demokrat dan PKB sama-sama memainkan posisi yang ambigu, di mana keduanya bertukar posisi dalam koalisi pengusung capres-cawapres,” Vivin menjelaskan.

Demokrat yang keluar dari Koalisi Perubahan dan berbalik mengusung Prabowo-Gibran harus menyesuaikan diri dengan posisinya dulu sebagai oposisi. Sebaliknya PKB yang merupakan bagian dari pemerintahan mendadak bicara soal perubahan setelah mengusung Anies-Muhaimin.

Anggota Koalisi Perubahan lainnya yaitu PKS elektabilitasnya berada di margin ambang batas, sebesar 4,4 persen. Demikian pula Nasdem yang hanya mencapai 2,5 persen, di bawah PAN yang merupakan anggota Koalisi Indonesia Maju (KIM) pengusung Prabowo-Gibran (3,3 persen).

Lainnya adalah PPP (1,7 persen), Perindo (1,5 persen), dan Gelora (1,3 persen). Sedangkan Gelora masuk ke dalam koalisi KIM. Sisanya partai-partai papan bawah seperti PBB (0,6 persen), Hanura (0,5 persen), dan Ummat (0,3 persen).

Baca juga : Gerindra Geser PDIP, PSI Bisa Lolos Ke Senayan

Terakhir ada Garuda (0,1 persen), sedangkan dua partai baru lainnya nihil dukungan, dan sisanya masih ada 19,8 persen menyatakan tidak tahu/tidak jawab.

“Hampir semua partai termasuk non-parlemen telah tergabung dalam koalisi pengusung capres-cawapres,” pungkas Vivin.

Survei Index Research dilakukan pada 3-9 Januari 2024 terhadap 1200 orang mewakili semua provinsi. Responden dipilih secara acak bertingkat (multistage random sampling) dan diwawancara tatap muka. Margin of error survei sebesar ±2,9 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen. 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.