Dark/Light Mode

M. Qodari: Mahfud Mundur Untuk Menyelesaikan Masalah Diri Sendiri

Jumat, 2 Februari 2024 19:16 WIB
M. Qodari (Foto: Ist)
M. Qodari (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari merespons langkah Mahfud MD yang secara resmi mengundurkan diri sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Qodari menilai, mundurnya Mahfud MD dari Kabinet Indonesia Maju (KIM) itu merupakan salah satu agenda untuk mendelegitimasi Presiden Jokowi.

Menurutnya, manuver Mahfud itu menjadi salah satu rangkaian peristiwa agar melemahkan pengaruh Presiden Jokowi pada Pilpres 2024 ini.

“Mundurnya Pak Mahfud ini saya kira adalah bagian dari upaya untuk tadi menyerang, juga mendelegitimasi lah tepatnya gitu,” ujar Qodari dikutip dari channel YouTube Cokro TV, Jumat (2/2/2024).

Dikatakan Qodari, akhir-akhir ini serangan terhadap Presiden Jokowi cukup masif khususnya dari kubu pendukung atau simpatisan capres-cawapres nomor 03.

Serangan itu lantaran kecewa terhadap langkah politik Jokowi yang tidak mendukung Ganjar Pranowo menjadi presiden.

“Meningkatnya memang serangan-serangan kepada Pak Jokowi, serangan-serangan yang disebabkan oleh kekecewaan atau emosi terhadap Pak Jokowi yang tidak kemudian mendukung Ganjar atau calon yang didukung oleh PDIP begitu,” ucapnya.

Qodari melihat, ada usaha-usaha untuk men-downgrade kepemimpinan Presiden Jokowi.

Baca juga : Tabrak Prof Aceh! Mahfud Minum Kopi Racikan Sendiri

Misalnya, ujaran Butet Kartaredjasa yang menyisipkan kata binatang terhadap Presiden Jokowi saat membacakan pantun di panggung rakyat Ganjar-Mahfud di Kulonprogo, Yogyakarta.

“Butet itu kan acara panggungnya PDI Perjuangan garis miring Ganjar Pranowo. Memang Mas Butet tidak menyebut nama Pak Jokowi di situ. Tetapi itu kan strategi komunikasi sebetulnya bagian dari upaya untuk mendelegitimasi untuk mendegradasi Pak Jokowi,” jelas Qodari.

Qodari menyatakan, hal yang sama diutarakan Guntur Soekarnoputra yang memberikan nada ‘mengancam’ jika Ganjar-Mahfud tidak lolos menjadi pemenang di Pilpres 2024.

“Yang lagi-lagi dalam kampanye resmi Mas Ganjar garis miring PDI Perjuangan, partai-partai koalisi, di situ Pak Guntur mengatakan bahwa yang penting sekarang ini yang prioritas adalah memenangkan Ganjar dan Mahfud setelah itu nanti Jokowi bisa kita apa-apain kan begitu,” katanya.

Selain itu, Qodari juga menjelaskan pamitnya Mahfud dari kabinet menjelaskan dua hal.

Pertama, ia menduga mundurnya calon wakil presiden nomor 3 itu karena ingin segera menyelesaikan masalah pribadi yang mengganjal hatinya.

Pasalnya, ketika debat cawapres kedua Mahfud MD menjadi canggung usai mengkritik kinerja pemerintahan Presiden Jokowi.

“Soal Pak Mahfud itu saya kira ada dua aspek yang banyak didiskusikan dan mungkin banyak disorot. Yang pertama adalah soal kenapa beliau mundur? Nah kalau saya melihat sih sebetulnya Pak Mahfud mundur itu lebih kepada menyelesaikan persoalan diri beliau sendiri yaitu kecanggungan yang beliau rasakan ketika di acara debat cawapres yang terakhir banyak menyerang tapi kemudian justru dipertanyakan oleh masyarakat,” bebernya.

Baca juga : Gibran Ajak Pendukung Tak Menjelekkan Paslon Lain

Qodari mengatakan, Mahfud MD melakukan blunder di saat debat cawapres kedua yang membahas tema pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam, lingkungan hidup, energi, pangan, agraria, masyarakat adat dan desa.

Saat itu, Mahfud MD mengatakan masalah tambang tidak bisa diselesaikan karena banyak mafia yang bermain.

Padahal, menurut dia, Mahfud MD adalah orang yang seharusnya paling bertanggung jawab untuk mengurai masalah tersebut.

“Pak Mahfud di dalam kabinet kok menyerang pemerintah, padahal dia menjadi bagian dari padanya termasuk. Nah orang kan kemudian bertanya loh Pak Mahfud kan Menko Polhukam loh, itu kan harusnya tanggung jawab anda, kan begitu,” ucapnya.

"Jadi saya kira pada debat yang kedua itu Pak Mahfud mengalami sebuah situasi baru yang sebelumnya beliau tidak terlalu alami ya ketika debat pertama kan nggak terlalu menyerang kata orang dia menahan diri, tidak ada reaksi dari publik seperti di debat kedua dan karena itu tidak ada kecanggungan yang dirasakan secara signifikan oleh Pak Mahfud,” tambahnya.

Menurut Qodari, mundurnya Mahfud MD berupaya untuk keluar dari perasaan tidak enak itu, di mana posisinya masih berada dalam pemerintah, tapi bersikap seperti oposisi.

“Jadi saya kira beliau sedang berusaha keluar dari situasi yang tidak mengenakkan lah bahwa saya ini bagian dari pemerintahan tetapi kemudian saya kok nyerang pemerintahan,” ucap Qodari.

Qodari menepis alasan Mahfud mundur karena berkaitan etika, sebab jika berkaitan dengan etika seharusnya sudah mundur sejak pertama kali ditetapkan menjadi cawapres Ganjar oleh KPU.

Baca juga : Mahfud Mendapat Gelar Adat Batin Perkasa Saibani Niti Hukum

“Jadi sebetulnya bapak ini mundur bukan karena mau menegakkan etika dan tidak mau terjadi conflict of interest, bapak itu cuman enggak nyaman aja gara-gara debat kedua kemarin, bapak tuh banyak nyerang dan mempersoalkan hal-hal yang notabenenya adalah menjadi tanggung jawab bapak sebagai Menko Polhukam gitu loh,” paparnya.

“Jadi ketimbang menyelesaikan masalah publik menurut saya sebetulnya Pak Mahfud dengan segala hormat kepada sahabat saya ini juga ya beliau sebetulnya sedang menyelesaikan masalahnya sendiri itu yang pertama,” sambung Qodari.

Kedua, lanjut Qodari, mundurnya Mahfud sebagai strategi untuk menggenjot elektabilitas, namun sayangnya, Qodari memprediksi tidak akan banyak berpengaruh terhadap kenaikan elektoral. Pasalnya Mahfud MD mundur di waktu yang sudah sangat terlambat.

“Yang kedua adalah soal mundurnya Pak Mahfud terhadap dinamika elektabilitas calon pasti kaitan ke sana, kalau kita bicara elektoral tentu untuk pastinya kita harus melihat survei yang dilaksanakan setelah pernyataan Pak Mahfud pada hari ini ya. Bahkan kalau bisa yang dilakukan setelah Pak Mahfud datang secara formal kepada Pak Jokowi,” tuturnya.

Qodari menjelaskan, hal berbeda mungkin akan berpengaruh terhadap peningkatan elektabilitas paslon nomor 3 jika Mahfud MD sudah mundur sejak lama, bukan menjelang pencoblosan yang tinggal dua minggu lagi.

“Karena kembali kepada poin saya yang pertama lain ceritanya kalau Pak Mahfud itu mundur dari awal dia akan punya moral standing yang sangat berbeda dengan sekarang ini. Kalau istilah teman saya Pak Mahfud ini ibarat orang puasa ya puasa itu nggak makan minum kan dari imsak, ini sudah masuk ashar baru puasa,” ungkapnya.

“Kalau saya sudah imsak sudah enggak minum lagi biasanya untuk jaga-jaga kan kewaspadaan ya kira-kira begitulah, ini sudah lewat subuh, sudah lewat zuhur sudah ashar baru enggak makan minum jadi orang bilang anda ini puasanya di mana,” tukas Qodari.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.