Dark/Light Mode

Melek Sosial Media

Senin, 3 Juni 2019 05:09 WIB
BUDI RAHMAN HAKIM
BUDI RAHMAN HAKIM

RM.id  Rakyat Merdeka - Di masa lalu problem yang dihadapi bangsa ini ialah rendahnya tingkat literasi masyarakat. Artinya, dulu mudah dijumpai masyarakat yang masih belum melek huruf alias buta huruf. Mereka tidak mampu membaca dan menulis.

Oleh karenanya sejak Indonesia merdeka, pemerintah giat mempromosikan pentingnya melek huruf sekaligus menjalankan dengan kekuatan penuh program pemberantasan buta huruf.

Harus diakui program literasi ini sukses, karena sampai saat jni tidak pernah mengemuka lagi isu ketertinggalan apalagi keterbelakangan di bidang akses bacaan dan kemampuan membaca tulis.

Baca juga : Status Tersangka Menanti

Pemerintah sejak Orde Baru sampai Orde sekarang ini cukup inovatif dan gencar menjalankan program-program seperti sistem ‘kejar paket’ atau ‘wajib belajar’ 9 tahun. Akses masyarakat sekarang juga hampir tidak terbatas terhadap sumber informasi dan bacaan. Bahkan boleh dibilang sudah overloaded dengan berseliwer informasi melalui jendela media cyber sosial media.

Lautan informasi terhampar begitu luasnya, siapa saja bisa berenang dan berselancar dalam ombak informasi yang sangat bervariasi mengaduk emosi.

Akhirnya kita pada suatu masa ketika gelombang informasi berubah menjadi tsunami. Kita semua nyaris tenggelam dalam air bah tsunami, hanya mereka yang memiliki alat deteksi dini berubah literasi terhadap kategori-kategori informasi yang selamat ditelan liar dan derasnya arus banjir tsunami.

Baca juga : Membunuh Tokoh

Sayangnya, mereka yang memiliki alat deteksi dini tsunami informasi ini masih begitu minim. Oleh karena itu ini saatnya pemerintah otoritas bersama dengan civil society melakukan kampanye literasi terhadap jenis-jenis informasi.

Masyarakat harus ngeuh betapa begitu banyaknya sampah informasi yang hanya membuat kacau sistem berpikir dan merusak mood bersama sebagai sesama anak bangsa. Hoaks menjadi virus yang bisa membunuh kebersamaan, persatuan, dan kesatuan berbangsa dan bernegara dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika.

Langkah pemerintah membentuk Badan Cyber Nasional dan satgas anti hoaks jangan sampai menjadi jongos pemerintah dalam memberangus kemerdekaan informasi dan sekaligus algojo bagi iklim kebebasan yang baik ini.

Baca juga : Menjaga Marwah MK

Sejatinya, badan dan satgas ini menjadi kekuatan yang mencerdaskan masyarakat sekaligus melek informasi. Harus disiapkan informasi yang memudahkan masyarakat untuk bisa membedakan mana informasi valid dan hoaks.

Kita tidak bisa lari dari zaman, harus dihadapi, dijalani. Kita harus menjadi bangsa yang mampu menundukkan zaman, ya, kini zamannya revolusi teknologi informasi.

Kita harus memegang kendali atas informasi, bukan malah menjadi korban kegilaan tsunami infomasi. Lengkapi diri dengan deteksi dini racun hoaks! ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.