Dark/Light Mode

Klaim Dan Tasyakur Kemenangan

Senin, 6 Mei 2019 04:12 WIB
BUDI RAHMAN HAKIM
BUDI RAHMAN HAKIM

RM.id  Rakyat Merdeka - Negeri ini adalah negeri konstitusi. Tidak bisa seenak sendiri menghakimi suatu peristiwa penting seperti ketetapan siapa pemimpin di republik ini.

Ada tahapan konstitusional yang harus dilalui, sebagaimana laiknya modernnation state. Tidak lagi bersandar pada konvensi, melainkan semua telah tertuang dalam aturan perundang-undangan.

Pemilu legislatif dan eksekutif telah dilalui dengan baik. Meski terdapat dugaan kecurangan di sana-sini, ditambah banyak yang jatuh korban dari unsur penyelenggara tidak menggugurkan keseluruhan hajat demokrasi.

Semua dugaan adanya kecurangan punya ruang konstitusi tersendiri untuk membuktikannya. Tidak bisa sembarang tuding. Kita semua harus belajar mempercayai semuanya harus diselesaikan dengan cara-cara serta melalui institusi-institusi konstitusional.

Baca juga : Memindah Ibukota

Kita bukan negara bar-bar. Harus belajar percaya bahwa semua bekerja dalam rel negara hukum. Kalau ada skeptisisme mesti dalam takaran yang terukur. Tidak bisa menegasikan semuanya.

Kalau mengambil metafor problem tikus di sebuah rumah, tentu mengatasinya jangan membakar rumahnya. Melainkan, dipasangi saja perangkap tikus, di tempat-tempat yang dianggap bisa menjaring tikus lebih banyak. Artinya, berpikir dan bertindak rasional serta proporsional saja dalam menyikapi masalah.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) adalah lembaga konsitusional yang pengurusnya dipilih melalui mekanisme pemilihan di tingkat legislatif dan eksekutif.

Seluruh unsur partai yang tergabung di koalisi 01 dan 02 ikut menentukan siapa yang pantas duduk di jajaran pimpinan KPU.

Baca juga : Terbuka Dan Legawa

Dengan demikian, KPU itu bukan pemerintah. Tentang hasil pemilu, secara konstitusional tentu semua didasarkan kepada hasil real count KPU.

Lembaga ini diawasi jutaan mata, juga beberapa lembaga kredibel. Jika diduga ada kecurangan, institusi tempat pengujiannya Mahkamah Konstitusi.

Saat ini surat suara sudah memasuki angka yang signifikan jumlahnya. Dan tampak pula hasilnya kemana. Meski sudah ada tanda-tanda kemenangan, sebaiknya semua menahan diri untuk terlalu show off sebagai pemenang.

Harus menimbang rasa. Klaim dan tasyakur kemenangan ada waktunya. Bersabar saja maka semua akan baik dan indah pada waktunya. Oleh karena bukan pemerintah, peluang untuk mempengaruhinya sama.

Baca juga : Merawat Indonesia

Tentu kalau mau berniat jahat. Jadi kalau menuding KPU cenderung memenangkan ke paslon tertentu maka sungguh terlalu. Apalagi berpikir untuk membubarkan seluruh aparatur dengan segala pekerjaan yang telah dilakukan. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.