9 Bulan Yang Menentukan

SUPRATMAN

 Sebelumnya 
Kalau Presidennya Puan Maharani atau Prabowo Subianto (atau mereka berpasangan, siapa pun capresnya), posisinya sedikit berbeda. Pengaruh Jokowi masih ada, walau tak terlalu kuat. Termasuk pengaruh terhadap Pil kada Solo, Jateng, DKI Jakarta atau Sumatera Utara.

Kalau Puan yang menang (RI-1 atau RI-2), maka trah Soekarno akan tetap kuat dan terjaga kontinuitasnya. Trah yang lain di tubuh PDI-P, relatif akan terpinggirkan.

Cerita akan sangat berubah kalau Anies Baswedan berhasil mendapat tiket dan memenangi Pilpres. Peta Pilkada, peta koalisi, ring 1, 2 atau 3 di lingkaran Istana, juga akan berubah.

Baca juga : Ironi Yang Telanjur Biasa

Dalam budaya politik kita, ketika seseorang jadi Presiden, maka semua kekuatan akan tersentralisasi ke sana. Ke Istana. Semua akan merapat. Layaknya budaya patron-client.

Kita ingat ketika SBY-Jusuf Kalla memenangi Pilpres 2004: hanya dalam waktu dua bulan setelah dilantik, JK berhasil mengambil alih kepemimpinan Golkar.

SBY-JK dilantik Oktober 2004, dua bulan kemudian, Desember 2004, JK memenangi pemilihan Ketua Umum Golkar mengalahkan Akbar Tanjung. Saat itu, peta koalisi langsung berubah.

Baca juga : Bursa Figur Vs Bursa Ide

Jokowi juga berhasil melalui jalan yang sama. Saat itu, Jokowi diramal akan kesulitan karena parlemen dikuasai kelompok oposisi. Namun, tak berapa lama, Jokowi berhasil mengkonsolidasi kekuatan dan menjinakkan parlemen.

Februari 2024 sampai November 2024, sembilan bulan yang sangat menentukan. Sangat krusial. Apa pun bisa terjadi.

Lalu, bagaimana dengan rakyat? Apa yang akan terjadi terhadap rakyat di tengah hiruk pikuk dan proses yang memanas ini? ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.