Dark/Light Mode
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
RM.id Rakyat Merdeka - Inilah ironi khas Indonesia.
Ada anggaran sekitar Rp 500 triliun untuk memberantas kemiskinan. Sayangnya, anggaran tersebut tidak tepat sasaran. Ada yang dipakai untuk studi banding, untuk dokumentasi kemiskinan, untuk perjalanan dinas, nginap di hotel dan sebagainya, yang tidak sejalan dengan target.
Ironi tersebut diungkapkan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi (MenpanRB) Abdullah Azwar Anas dalam acara Sosialisasi MenpanRB tentang Jabatan Fungsional di Jakarta, Jumat (27/1). Menteri PANRB mengungkapkan hal tersebut sembari menekankan pentingnya digitalisasi.
Baca juga : Bursa Figur Vs Bursa Ide
Kita sudah sering mendengar dan melihat ironi di negeri ini. Ada aparat hukum yang justru memperjualbelikan hukum. Ibarat pagar makan tanaman. Ada daerah kaya tapi rakyatnya miskin. Seperti anak ayam mati di lumbung padi.
Kita juga tercengang dengan fakta bahwa negeri pertanian ini, masih dan terus mengimpor beras. Yang mengherankan, Bulog dan Kementan memiliki data yang berbeda mengenai persediaan beras. Mereka yang harusnya berduet, justru terlibat “duel” data.
Urusan impor garam, gula dan beberapa produk pangan lainnya juga sama. Selalu diperdebatkan. Jalan ke luarnya seperti tak pernah tuntas. Entah sampai kapan.
Baca juga : Sikap 2 Calon Wakil Rakyat
Masalah korupsi, juga sama. Semua sepakat bahwa korupsi adalah kejahatan luar biasa. Namun, penanganannya tidak terlalu luar biasa.
Bahkan, ada menteri yang tidak senang ada penangkapan koruptor (OTT).
Yang terbaru, pernyataan Mendagri Tito Karnavian. Dia meminta supaya aparat penegak hukum tidak menyelidiki atau meminta keterangan dari kepala daerah dalam penanganan se buah perkara.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.