Dark/Light Mode

Kapan Akan Berhenti Korupsi?

Jumat, 14 April 2023 05:05 WIB
BUDI RAHMAN HAKIM
BUDI RAHMAN HAKIM

RM.id  Rakyat Merdeka - Seakan tidak ada kapok-kapoknya dan tidak ada puas-puasnya. Hal inilah yang terjadi pada oknum para pejabat kita yang terus melakukan korupsi. Bahkan, bulan suci Ramadan pun tak mampu menghalangi nafsu mereka melakukan perbuatan keji tersebut.

Kita semua sangat miris dengan fakta ini. Betapa tidak, di Ramadan ini, sudah ada dua kali Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Modus dan kasusnya pun membuat kita mengelus dada.

Baca juga : Rampas Aset Koruptor

Yang pertama, Bupati Meranti, Muhammad Adil, yang diduga menerima uang sebesar Rp 26,1 miliar, yang salah satunya suap dari pihak travel umrah. Kedua, dugaan korupsi yang dilakukan pejabat di Ditjen Perkeretaapian dengan barang bukti sekitar Rp 2,8 miliar, yang uangnya akan digunakan untuk tunjangan hari raya (THR).

Dua kasus ini sungguh membuat kita miris. Ada dua penyebab yang membuat kasus ini sangat memprihatinkan. Pertama, kasus-kasus ini terjadi di Ramadan, bulan yang suci, bulan untuk memupuk amal baik dan menghapuskan dosa-dosa. Kedua, modus dari kasus-kasus tersebut. Kasus-kasus tadi berkaitan dengan praktik keagamaan yang seharusnya dijunjung tinggi, tapi malah dikotori dengan prilaku bejat korupsi.

Baca juga : Menabrak, Pengemudi Serahkan Diri Ke Polisi

Dua kasus juga membuat kita semakin sedih, karena korupsi seakan tidak ada henti-hentinya. Meski di momen yang suci, korupsi tetap ada. Meski sudah banyak pihak yang masuk jeruji besi, korupsi masih menggila. OTT yang dilakukan KPK seakan sudah dianggap biasa, dan bahkan muncul persepsi bahwa hal itu terjadi pada para oknum yang apes saja.

Banyak pakar mengulas, bahwa semua ini terjadi karena ringannya hukuman bagi koruptor. Ya, selama ini, vonis kasus korupsi masih mirip-mirip dengan kasus mencuri sepeda motor. Sudah hukumannya hingga, para koruptor juga sering mendapatkan “diskon” saat melakukan Kasasi atau Peninjauan Kembali.

Baca juga : Kemendagri Genjot Perekonomian Lokal Berorientasi Ekspor

Yang lebih ironi lagi, beberapa terpidana korupsi yang bebas dari penjara, diperlakukan seperti pahlawan. Dielu-elukan dan disambut massa besar-besaran. Ada juga yang langsung mendapatkan posisi strategis.

Kalau seperti ini terus, kapan korupsi mau hilang di negeri ini? Cita-cita pemerintahan yang bersih hanya akan menjadi angan-angan belaka jika hukuman untuk kasus korupsi masih ringan dan terpidana kasus korupsinya diagung-agungkan.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.