Dark/Light Mode

RM.id Rakyat Merdeka - Ada kasus yang membuat kita berta nyatanya sambil menepok jidat. Kita ambil tiga contoh.
Pertama, kasus turis di Bali yang ugal-ugalan. Naik motor tanpa helm, berkendara seenaknya di jalan raya, bahkan sampai melawan polisi.
Berita Terkait : Sederhana, Jangan Hanya Retorika
Ada juga turis yang bekerja secara ilegal. Profesinya macam-macam. Ada fotografer, pelatih selancar, tukang potong rambut sampai jualan sayur. Kasus-kasus ini diunggah di media sosial dan menjadi viral.
Menanggapi fenomena tersebut, pihak imigrasi Bali meminta warga lokal untuk tidak langsung mengunggah pelanggaran turis ke media sosial. Tapi, lapor dulu ke imigrasi.
Berita Terkait : Heboh-heboh Itu, Di Mana Ujungnya?
Menurut pihak imigrasi Bali, kalau kelakuan turis tersebut sampai diliput media internasional, maka citra Bali akan rusak. Bali dicap tidak aman, sehingga menurunkan pariwisata di Bali. Pola kerja dan penanganan seperti ini yang justru mengganggu penegakan hukum di negeri ini.
Bukankah dengan memviralkan berita tersebut justru men jadi pelajaran bagi turis lainnya supaya tidak seenaknya di negeri ini.
Selanjutnya