Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Menolak Tawaran Menteri

Senin, 23 September 2019 06:09 WIB
BUDI RAHMAN HAKIM
BUDI RAHMAN HAKIM

RM.id  Rakyat Merdeka - Sampai tadi sore beredar pemberitaan tentang seorang politisi muda yang mengaku telah mendapat tawaran jadi menteri dari Jokowi lalu menolaknya.

Jika benar ada penawaran dan penolakan itu, dari dua sudut merupakan sesuatu yang baik. Artinya, benar Jokowi memberi ruang bagi politisi muda untuk masuk di kabinetnya.

Sikap politisi muda menolak tawaran kursi menteri juga fenomena yang menarik. Ada pembelajaran yang baik bagi menaikkan posisi tawarnya demi memburu kursi menteri.

Baca juga : Kabinet Bersih

Tidak jarang ada yang kebablasan, menekan, untuk tidak mengatakan mendikte, seorang Presiden. Para pimpinan parpol penyangga kemenangan Jokowi ada yang menga baikan hak prerogatif Presiden dalam menyusun formasi dream team kabinet ke depan.

Terus mendesakkan jumlah jatah yang harus dipenuhi Presiden. Sambil mengancam. Partai-partai pendukung merasa apa yang dilakukannya itu menunaikan haknya.

Hak setelah kewajiban yang mereka tunaikan dengan mendukung Jokowi saat Pilpres lalu. Dari satu sisi, logis juga tuntutan itu. Maklum, Jokowi tidak punya dan bukan pemilik partai politik.

Baca juga : Pemberantasan Managemen Fee

Nah, di tengah gencar negosiasi jumlah pos menteri, bertiup pemberitaan tentang penolakan tawaran atas kursi menteri. Ini seperti peristiwa yang harus jadi pelajaran bagi semua.

Ada soal penegasan bahwa mendukung Presiden Jokowi di Pilpres lalu tak selalu dengan balasan jatah kursi.

Fenomena penolakan tawaran ini menarik di tengah realitas miris Menteri Pemuda dan Olahraga, seorang politisi muda, terjerat kasus korupsi.

Baca juga : 5 Tahun untuk 5 Tahun

Peristiwa ini sejatinya mengingatkan angkatan muda lainnya untuk mewaspadai kursi kekuasaan yang banyak godaan dan gangguannya. Perlu mawas diri jika memutuskan melaju meraih kursi politik.

Ke depan, sejarah harus bisa menuliskan politisi muda bukanlah para pemburu jatah kursi. Pemuda tetap dengan peran menjadi motor pendukung program pembangunan.

Politisi muda dengan stylenya, bicara tentang perbaikan sistem dan inovasi tanpa ribut mencari kursi. Maju Indonesia, bangsanya sejahtera, makmur sentosa. Wallahu ‘alam bishowab. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.