Dark/Light Mode

Kabinet Bersih

Jumat, 20 September 2019 07:57 WIB
BUDI RAHMAN HAKIM
BUDI RAHMAN HAKIM

RM.id  Rakyat Merdeka - Ke depan formasi kabinet ke de pan selain zaken juga clean. Zaken itu profesional. Ahli. Karena ahli, ia dibayar dengan baik oleh negara. Mereka yang terpilih sejatinya merasa cukup dengan apa yang telah dibayarkan negara.

Kabinet zaken adalah kabinet yang terlatih intrapreneur bahkan enterpreneur. Tapi karena dia bekerja untuk negara, mereka mencukupkan bayaran atas profesinya dari saluran resmi organisasi pemerintahan.

Tidak dari selain itu. Kabinet zaken ke depan adalah orang -orang yang terlatih dengan tradisi korporasi yang baik: good corporate governance.

Baca juga : Pemberantasan Managemen Fee

Mereka bekerja dengan target pencapaian jelas dan standar yang jelas. Mereka juga terbiasa dengan sistem monitoring dan evaluasi yang terukur, berjenjang, dan terrencana.

Orang-orang top profesional terbangun dari kebiasaan pengelolaan keuangan yang terbuka. Apalagi per nah memimpin perusahaan-perusahaan publik (listed companies), mereka pasti mengerti tentang pengelolaan keuangan yang diaudit secara berlapis.

Dengan begitu, tidak ada kebocoran keuangan yang alus sekalipun. Antara kebijakan, program, dan budgeting, top eksekutif terlatih untuk melakukan transparansi lalu lintas keuangan kepada publik.

Baca juga : 5 Tahun untuk 5 Tahun

Mereka dikawal ketat prinsip efektif dan efisien dalam penggunaan anggaran perusahaan. Maklum, mereka terbiasa harus melakukan pelaporan secara berkala kepada pemegam saham: publik.

Diharapkan, dengan values yang terbangun dari perusahaan publik itu mereka bawa saat memimpin instansi pe merintahan.

Mereka diharapkan bahkan bisa mentransformasi kultur birokrasi dari instansi tempat bekerja dan atau sekolah mereka dulu dari sangat birokratis prosedural ke hal-hal yang praktis dan solutif.

Baca juga : Pejabat di Era Digital

Kalau benar yang terpilih dalam Kabient orang-orang berprinsip zaken, maka rasanya apa yang menimpa Menteri Pemuda dan Olah Raga, periode SBY dan Jokowi, tidak terulang.

Ke depan tidak akan ada lagi kisah tragis menteri-menteri jadi tersangka. Naudzubillah. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.