Dark/Light Mode

5 Tahun untuk 5 Tahun

Senin, 16 September 2019 06:01 WIB
BUDI RAHMAN HAKIM
BUDI RAHMAN HAKIM

RM.id  Rakyat Merdeka - Sebentar lagi genap 5 tahun negeri ini dipimpin Presiden Jokowi. Tentu semua pantas bertanya dan mengevaluasi keputusan memilihnya sebagai pimpinan eksekutif tertinggi di republik ini.

Setidaknya kita bisa melihat jejak yang telah dan akan diperbuatnya, kelak. Menilai Jokowi bisa didasarkan kepada apa yang sudah dilakukannya, yang memiliki nilai mengubah sesuatu jadi lebih baik dari sebelumnya. Perubahannya sudah terlihat, terdengar, dan terasa.

Sejatinya pasti ada, bila sungguh tidak maka sungguh sangat terlalu. Ngapain saja lima tahun ini? Cara menilai berikutnya tentu dengan cara jejak kebijakan dan programnya punya impact ke masa depan.

Baca juga : Pejabat di Era Digital

Jokowi mengimplementasi program jangka panjang yang menikmatinya bisa jadi 5 tahun bahkan 10 tahun yang akan datang. Bisa jadi dirasakan oleh masyarakat sekarang ini pahit dan tidak memberi efek apa-apa.

Untuk model dan kebijakan seperti ini, selain perlu wisdom, juga kesabaran semua untuk "menelan pil pahit" dari situasi perubahan yang sering tidak membuat nyaman.

Oleh karena itu, dalam situasi transisi lengkap dengan segala ke tidak nyamanan dan ketergangguan, rakyat hanya perlu membanyak stok underatanding dan kesediaan menerima keadaan.

Baca juga : Kita dan Esemka

Kita patut bangga dan bahagia, Presiden Jokowi masih tetap membawakan diri dengan jabatanya dengan cara dan gayanya yang merakyat. Tidak tampak jumawa, berlebih dalam membawa diri sebagai orang nomor satu.

Masih seperti Jokowi seperti saat ia menjadi Wali kota Solo, merakyat dan ndeso. Orang-orang sekitar Presiden Jokowi, juga belum terdengar ada yang berkeliaran meminta proyek. Atau cawe-cawe dalam mempengaruhi ke putusan yang ditenggarai memberi keuntungan tidak langsung kepada Jokowi dan lingkar terdekatnya.

Dalam hal ini, Jokowi berhasil meminimalisir munculnya orang-orang yang mengatasnamakannya untuk ikut main patgulipat.

Baca juga : KPK Wajib Dibela

Gaya komunikasi yang dibangun Presiden yang direct dan memotong memungkinkan siapa saja yang merasa jadi korban malpraktek kekuasaan untuk komplain dan atau mengkonfirmasi langsung kepada Presiden.

Ini sungguh sangat penting ke depan, untuk keteladanan dan memelihara citra diri sebagai pemimpin bersih dan tengah memimpin bersih-bersih. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.