Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Gubernur dan 2024

Selasa, 12 November 2019 05:59 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

RM.id  Rakyat Merdeka - Luka akibat Pilpres 2019 belum kering, Nasdem sudah langsung memainkan isu Pilpres 2024. Nasdem menyebut sejumlah gubernur layak diusung untuk pilpres 2024. Salah satunya, Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta.

Sebenarnya masih lama. Lima tahun lagi. Kerja dulu yang benar baru meramaikan suasana dengan isu capres 2024.

Para menteri dari Nasdem juga belum punya gebrakan hebat, sekarang sudah jauh menerawang ke 2024. Kurang etis. Tapi, seberapa tinggi para politisi menempatkan etika dalam panggung politik Indonesia?

Secara political game, okelah. Nasdem pandai memainkan isu sehingga partai ini berhasil menyita perhatian publik, sekarang.

Baca juga : Cangkul 4.0

Nasdem juga lihai memilih isu untuk menarik simpati para pendukung Prabowo yang kecewa setelah Prabowo bergabung dengan koalisi pemerintahan Jokowi. Ini pangsa politik yang sangat menjanjikan.

Isu yang dimainkan Nasdem berhasil menggiring beberapa opini dan prediksi. Misalnya, beberapa hari lalu, di media sosial sempat menjadi trending topic bahwa pada 2024 akan ada dua poros capres-cawapres yang kuat, yakni Prabowo-Puan dan Anies-Gatot Nurmantyo atau Anies-Ridwan Kamil.

Isu ini tentu saja masih sangat mentah. Apalagi politik Indonesia dikenal sangat senang bermain di injury time, last minutes. Cawapres Jokowi di Pilpres 2019 lalu misalnya, berganti di menit terakhir dari Mahfud MD ke Kyai Ma’ruf Amien.

Yang agak pasti, mungkin kisi-kisi nya. Misalnya, PKS tak akan berkoalisi dengan PDIP.

Baca juga : Ada Lagi Yang Bebas?

Lalu, Nasdem, Demokrat dan PAN tidak bisa berkoalisi sangat erat dengan PDIP. Fifty-fifty. Bisa gabung bisa tidak. Kalau bergabung, unsur kimiawinya kurang.

Golkar, bisa masuk kemana-mana. Siapa pun yang menang atau memerintah, Golkar pasti mau ikut bergabung. Golkar pasti diajak.

Sekarang, bagi para gubernur yang namanya disebut, bolehlah mulai menata dan mencocok-cocokan diri. Kalau punya ambisi, lalu bekerja keras, berjuang memajukan daerahnya, berkompetisi yang sehat, kenapa tidak. Itu justru baik buat rakyat.

Tapi jangan juga ke-geer-an sehingga ambisi 2024 menguasai segalanya. Melupakan rakyat karena fokus 2024. Itu kurang pantas.

Baca juga : Nasdem-PKS Ada Apa?

Lagi pula, besok lusa Nasdem atau parpol lainnya, akan menyebut beberapa nama lain lagi yang pantas untuk capres 2024. Begitulah politik Indonesia.

Di atas panggung seperti itu, rakyat hanya menonton sambil kebingungan, nengok kanan kiri. Karena dalam sekejap, lawan bisa jadi kawan, atau kawan bisa jadi lawan.

Perbedaan garis politik yang tajam saat kampanye, bisa disulap dalam sehari dengan satu kalimat: ini demi bangsa dan negara.***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.