Dark/Light Mode
- KPK Sidik Dugaan Korupsi Shelter Tsunami Di NTB, 2 Orang Jadi Tersangka
- Survei BI: Keyakinan Konsumen Terhadap Ekonomi Di Juni 2024 Tetap Kuat
- Uruguay Vs Kolombia, Kuncinya Terus Menyerang
- Pelatih Kanada Janjikan Permainan Agresif Lawan Argentina
- Jokowi Yakin, Presiden Terpilih Prabowo Subianto Tak Abaikan Rekomendasi BPK
![BUDI RAHMAN HAKIM BUDI RAHMAN HAKIM](https://rm.id/images/penulis/Budi-Rahman-Hakim.jpg)
RM.id Rakyat Merdeka - Dalam sebuah kontestasi politik, termasuk dalam Pilkada 2024, apa pun bisa terjadi. Para calon yang akan maju harus siap dengan kenyataan terburuk menimpa diri. Berbagai serangan sangat mungkin terjadi. Tidak ada cacat saja dibuat ada, diada-adakan.
Cara umum politisi untuk menang dalam kontestasi sedikitnya ada dua. Pertama, untuk yang pernah menjadi pejabat publik, mereka terus mengumbar success story, keberhasilan dalam pembangunan, capaian dan hal-hal positif lainnya. Kedua, untuk yang belum pernah menjadi pejabat publik, mereka mengumbar janji positif ke depan, me-marketing-kan program yang gagal dilaksanakan oleh lawan politiknya.
Baca juga : Lembaga Survei dan Tim Kampanye
Kedua hal ini masuk dalam positive campaign. Tujuan adalah untuk mengerek naik 3 faktor dalam kemenangan. Pertama, meningkatkan popularitas di hadapan khalayak pemilih. Kedua, meningkatkan kesukaan pemilih. Dengan semakin beken kemungkinan besar akan semakin disukai. Ketiga, meningkatkan keterpilihan.
Namun, jika positive campaign ini buntu, biasanya pertarungan politik jadi tidak sehat. Sering kali berubah dari adu janji dan adu program menjadi saling menjelekkan, saling membusukkan. Inilah saat ketika negative campaign dan black campaign mulai berjalan.
Baca juga : Pertarungan Persepsi Publik
Kalau sudah seperti ini, apalagi calon sudah sama-sama tinggi popularitasnya, maka yang dilakukan adalah saling merusak popularitas lawan. Bagaimana popularitas pesaing terus digerus dengan pesan dan aksi yang menurunkan kesukaan dan keterpilihan. Segala macam isu dimainkan.
Sumber-sumber pembusukan itu banyak. Dari mulai rekam jejak pribadi sampai urusan keluarga. Seringkali tidak penting benar terjadi atau tidaknya. Inilah yang dimaksud dengan politik hantu. Menakut-nakuti pemilih dengan sesuatu yang belum jelas terjadinya.
Baca juga : Tragedi Muzdalifah Tidak Ada, Jemaah Yang Wafat Menurun
Politik hantu ini juga sepertinya sedang beroperasi di dalam pentas kontestasi Pilkada 2024. Kita lihat, jika ia benar-benar ada, meski adanya tiada, rakyat berhasil ditakuti-takuti atau tidak. Sekarang rakyat tidak harus peduli dengan pergunjingan siasat politik para kontestan. Santai saja. Gunakan akal sehat, kecerdasan dan hati nurani.
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.