Dark/Light Mode

Pertarungan Persepsi Publik

Senin, 24 Juni 2024 03:13 WIB
BUDI RAHMAN HAKIM
BUDI RAHMAN HAKIM

RM.id  Rakyat Merdeka - Memenangkan persepsi publik sangat penting dalam kontestasi politik, termasuk di Pilkada 2024. Calon yang sukses membangun persepsi publik dengan baik, punya peluang besar untuk memenangkan Pilkada 2024.

Mambangun persepsi ini bukan hanya tentang yang baik-baik. Kekurangan juga termasuk di dalamnya. Untuk yang baik-baik, ditujukan bagi diri sendiri, agar disenangi mayoritas pemilih. Sedangkan yang buruk-buruk, diarahkan kepada lawan, agar dibenci publik.

Di era sekarang, yang dikenal dengan zaman Post Truth, persepsi ini sangat penting. Sebab, kebenaran yang ada di masyarakat tidak lagi ditentukan dengan nilai-nilai luhur agama atau yang warisan nenek moyang. Seperti yang disampaikan oleh Muklas dalam film Budi Pekerja, kebenaran sekarang ditentukan dari banyaknya orang yang berbicara. Semakin banyak orang yang berbicara tentang sesuatu, semakin dipercaya bahwa hal itu benar.

Baca juga : Tragedi Muzdalifah Tidak Ada, Jemaah Yang Wafat Menurun

Atas hal itu, membangun persepsi publik sangat penting. Tak peduli apa pun persepsi yang dikembangkan, semakin banyak dibicarakan publik, maka itu akan dianggap sebagai kebenaran. Hal ini juga sejalan dengan teori Illusory Truth Effect, yang menyebutkan bahwa kebohongan yang diungkap secara terus-menerus akan diyakini sebagai sebuah kebenaran.

Tanda-tanda tersebut sudah nampak dengan jelas di tengah masyarakat. Contohnya, untuk menentukan seorang tokoh pintar atau tidak, kompeten atau tidak, cakap atau tidak, kini bisa ditentukan dengan polling atau survei. Padahal, belum tentu yang memberi penilaian itu mengetahui persoalan.

Hasil polling kemudian menunjukkan bahwa si A dianggap lebih pintar dari si B, si A lebih kompten dari si B, si A lebih cakap dari si B, atau sebaliknya. Hasil ini lalu disebarluaskan dan dibicarakan banyak pihak, sehingga dianggap sebagai sebuah kebenaran.

Baca juga : Rupiah Bikin Cemas

Kembali ke Pilkada 2024, sekarang, para kandidat tengah membangun persepsi publik untuk meraih citra positif. Seperti calon yang bersih, calon yang punya pengalaman, calon yang jejak rekamnya terbukti, calon yang punya visi besar, calon yang demokratis, calon yang agamis, calon yang merangkul semua kalangan, dan sebagainya. Tujuannya tentu agar semakin disenangi para pemilih.

Mereka juga menyerang calon lawan dengan membangun persepsi-persepsi negatif. Seperti calon ambisius, tidak bersih, banyak pencitraan, dan sebagainya. Tujuannya, agar lawannya dibenci para pemilih.

Dengan kondisi saat ini, calon yang paling kuat membangun persepsi, dia yang akan unggul di Pilkada. Mayoritas pemilih di daerahnya akan menganggap dia sebagai calon yang baik, sedangkan musuhnya hanya mendapatkan dukungan sebagian kecil.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.