Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Politik Gantian, Seperti Sepak Bola

Selasa, 21 Januari 2020 04:20 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

RM.id  Rakyat Merdeka - Politik itu seperti menunggu giliran. Ada saatnya bertahan, ada saatnya menyerang. Seperti sepa kbola juga.

Dulu, ketika SBY berkuasa dan Partai Demokrat diasumsikan terseret dalam beberapa kasus besar, partai oposisi mendesak DPR supaya membentuk Panitia Khusus (Pansus). Terbentuklah beberapa Pansus.

Sekarang, ketika ada kasus-kasus besar yang nilainya belasan bahkan puluhan triliun, giliran Demokrat dan PKS yang mendesak dibentuk Pansus. Ah…

Kasus Jiwasraya misalnya, Demokrat dan PKS ingin membentuk Pansus supaya semuanya terungkap. Lewat Pansus, DPR bisa menggunakan hak angket, interpelasi atau hak menyatakan pendapat. Dengan Pansuslah, bukan Panja, skandal Jiwasraya bisa dibongkar dan keadilan bisa diungkap. Itu kata yang pro.

Baca juga : Taji dan Nyali KPK

Yang tidak setuju, mengatakan, “cukup Panja saja”. Pansus terlalu besar. Lagi pula Kejagung sudah bekerja dengan baik.

Beberapa hari ke depan, tarik-menarik ini  tampaknya akan bergulir. Apalagi di kubu Demokrat, SBY sudah turun langsung. Memberi arahan langsung. Di media sosial, beberapa tokoh Demokrat langsung tancap gas mendesak pembentukan Pansus.

Isu ini akan “bersaing” dengan kasus KPU-Harun Masiku-KPK, isu Omnibus Law yang menyangkut para pekerja serta isu Asabri. Juga ada isu baru yang muncul: BUMN Sang Hyang Seri yang dikabarkan menunggak gaji pegawainya selama beberapa bulan.

Isu kerajaan palsu pelan-pelan menghilang. Demikian pula isu Novel Baswedan yang sedang tiarap atau Natuna yang nyaris sudah selesai.

Baca juga : Kabar-Kabar dari KPK

Demikianlah. Isu-isu datang lalu menghilang. Muncul kemudian tenggelam. Silih berganti. Seperti bulan, bintang dan matahari.

Bagi rakyat, isu-isu seperti Pansus atau Panja, atau isu rumitnya permainan keuangan a la Jiwasraya, seperti benda asing yang tak jelas ujung pangkalnya. Isu itu sangat elitis. Sangat susah dimengerti. Apalagi nilainya sampai triliunan.

Bagi rakyat, sederhana saja: uang mereka kembali. Urusan politiknya silakan selesaikan. Mau Panja, Pansus atau sus-sus lainnya, itu sudah ranah berbeda.

Karena, dalam beberapa kasus selama ini, rakyat hanya menjadi penonton manuver serta tarik-menarik kepentingan para elite. Para oligarkh. Mereka sibuk sendiri. Saling ancam. Saling menutupi. Saling mengukur kekuatan dan kelemahan lawan.

Baca juga : Jangan Wacana Terus, Lakukan!

Di antara mereka bahkan sudah saling mengerti. Tahu-sama-tahu. “Ah ini sih pekerjaan gue, dulu,” mungkin begitu kata sebagian orang.

Rakyat sebenarnya bosan dengan sandiwara, drama atau manuver-manuver ini. Sumpek. Sebagian rakyat juga tahu, sebagaimana mereka juga tahu dan mendengar isu kalau ada “permainan” di era-era sebelumnya.

Politik itu seperti giliran saja. Seperti sepakbola juga. Ada kalanya menyerang, ada saatnya bertahan. Tapi, kebenaran tak pernah berubah warna. Seperti matahari, dia memang terkadang tertutup awan, tapi ketika cuara cerah, dia akan nampak juga. Tak bisa ditutup-tutupi.(*)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.