Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Tas Mewah Di Tengah Krisis

Minggu, 29 November 2020 04:00 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

RM.id  Rakyat Merdeka - Di mata rakyat, tak terbayangkan ada tas kaos, koper, jam tangan, sepeda atau sepatu yang harganya sampai ratusan juta rupiah. Barang -barang mevvah yang nilainya Rp 750 juta dan disita KPK dari Menteri KKP Edhy Prabowo dan istrinya itu mengundang “decak kagum”.

Bagi rakyat, kenaikan tarif BPJS puluhan ribu rupiah saja sudah merupakan pukulan berat. Kenaikan harga cabe saja, ibu-ibu sudah teriak-teriak. Belanja sabun pun harus menimbang-nimbang dulu, padahal selisih harganya “cuma” ratusan rupiah.

Para koruptor miliaran rupiah tak pernah tahu bagaimana susahnya memencet odol yang nyaris habis, bagaimana “indahnya” menyatukan sisa-sisa sabun mandi yang sudah pecah supaya tidak terbuang percuma.

Pejabat di era-era 50 an mengalami kisah-kisah seperti itu. BahkanI di era-era yang lebih kekinianI walau tidak banyak masih kita temui kisah-kisah kesederhanaan yang bisa menjadi teladan.

Baca juga : OTT, Tidak Ada Lagi Garansi

Bagaimana misalnya Bung Hatta hanya bisa menyimpan kertas iklan sepatu Bally di dompetnya. Sepatu itu tak terbeli sampai beliau meninggal. Lipatan kertas itu ditemukan putrinya tiga hari setelah Bung Hatta wafat.

Banyak sekali kisah tokoh-tokoh bangsa yang memilih hidup sederhana. Ada yang bajunya ditambal ada yang mengembalikan uang negara sisa berobat ke dokter ada yang menyicil membangun rumah dari honor tulisan di media dan sebagainya.

Di tengah materialisme yang diagung- agungkan mungkin mereka dianggap sok “bodoh” atau rugi karena tak memanfaatkan kekuasaan dianggap naif karena yang lain biasa “begitu”. Tapi keteguhan mereka memegang prinsip sangat menginspirasi. Mereka dengan sadar memilih jalan sunyi kesederhanaan.

Memilih hidup bersih jujur antikorupsi serta menjaga integritas membuat mereka terbatas secara materiI tapi di sisi lain kemuliaan dan keteladanan yang mereka wariskan berlimpah. Sampai sekarang. Mereka akan terus dikenang.

Baca juga : Terkecoh “Air Panas”

Para tokoh ituI kalau masih adaI tentu akan menangis melihat korupsi yang merebak luas di negeri ini. Mereka akan sedih melihat rata-rata usia koruptor yang kian tahun kian muda. Mereka akan malu melihat lembaga-lembaga hukum yang justru ternoda kasus-kasus korupsiI serta melihat para kepala daerah yang diciduk KPK.

TerakhirI Jumat E27/NN) laluI Wali Kota Cimahi Ajay Muhammad Priatna terjaring Operasi Tangkap Tangan KPK. Kader PDIP ini diduga tersangkut kasus korupsi pembangunan rumah sakit.

Apa yang salah keteladanan apa yang kurang sehingga para pejabat mudah tergoda korupsi? Apa yang keliru sehingga korupsi masih merajalela? Pertanyaan tersebut sangat mudahI tapi jawaban tegasnya belum ditemukan sampai sekarang.

Mestinya upaya pencarian obatnya semangat pemberantasannya jangan sampai kalah oleh perkembangbiakan korupsi yang sangat cepat dan meluas.

Baca juga : Jangan “Tidurkan” Uang Di Bank

KarenaI sungguh ironi kalau rakyat yang sedang dilanda krisis terus disodori fakta-fakta seperti harga tas sepeda atau jam tangan ratusan juta hasil korupsi. Berbahaya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.