Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Indonesia Sulit Bersaing Di Tunggal Putri Dunia, Ini Penjelasan Susi Susanti

Selasa, 26 April 2022 07:32 WIB
Susi Susanti. (Foto: Istimewa)
Susi Susanti. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Legenda bulu tangkis nasional Susi Susanti menilai bahwa Indonesia sulit bersaing pada sektor tunggal putri dunia karena kurangnya regenerasi dan tidak jarang wakil Merah Putih gugur di babak awal atau petengahan turnamen.

Menurut peraih emas Olimpiade Barcelona 1992 itu, kualitas tunggal putri Indonesia masih kalah jauh dibandingkan pebulu tangkis lainnya di Asia. tunggal putri, banyak pemain tangguh dari Asia sehingga persaingan di tunggal putri ketat.

"Kita harus bekerja ekstra keras untuk mendapat medali,” ujar Susi dalam keterangannya di Komite Olimpiade Indonesia.

Baca juga : De Facto, RI Sudah Endemi

Peraih delapan medali SEA Games itu mengatakan Indonesia setidaknya perlu mewaspadai sembilan negara. Tak hanya Tiongkok, Jepang dan Korea Selatan yang saat ini memiliki wakil tunggal putri tangguh, tetapi juga Taiwan, India, Hong Kong, Singapura, dan Malaysia.

Legenda bulu tangkis Indonesia Susi Susanti menilai persaingan di tunggal putri sangat ketat. Oleh karena itu, Indonesia memiliki kerja keras untuk meraih medali di SEA Games atau Asian Games.

Dalam wawancara dengan NOC Indonesia, Susi mengatakan bahwa Indonesia bersaing dengan banyak negara di Asia.

Baca juga : McDonald’s Apresiasi BangDi & NonDi Sebagai Rekan Pesan Antar

"Di tunggal putri, banyak pemain tangguh dari Asia, sehingga persaingannya ketat. Kita harus bekerja ekstra keras untuk mendapatkan medali," ujar Susu.

 Peraih delapan medali SEA Games itu mengatakan Indonesia perlu memperhatikan setidaknya sembilan negara. “Dari ranking dunia dan turnamen, selain China, Jepang, dan Korea Selatan juga ada China Taipei, Thailand, India, Hongkong, Singapura, dan Malaysia,” jelas Susi.

Indonesia terakhir membawa pulang medali emas tunggal putri di SEA Games 2013. Bellaetrix Manuputty meraih emas setelah mengalahkan Busanan Ongbamrungphan dari Thailand (9-21, 21-13, 21-13). Asian Games, Indonesia baru sekali meraih medali emas.

Baca juga : Kirim Surat Ke Sri Mulyani, Obligor BLBI Ini Janji Selesaikan Kewajiban

Pada Asian Games 1962 di Jakarta, Minarni keluar sebagai yang teratas dalam Final All-Indonesia, mengalahkan Corry Kawilarang. Susi mengatakan ada beberapa faktor yang membuat sulit bersaing dengan negara lain.

“Kami tidak memiliki banyak talenta yang masuk dibandingkan dengan putra. Itu berdampak pada regenerasi, lagi-lagi dibandingkan dengan tunggal atau ganda putra. Itu sebabnya di sektor putri, kami belum berada di tempat yang kami inginkan dalam hal pencapaian,” pungkas Susi. [WUR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.